Pemekaran Wilayah” Studi Kasus di Kabupaten Halmahera Timur Propinsi Maluku Utara.
1.2. Perumusan dan Identifikasi Masalah
Pemekaran wilayah dengan membentuk Kabupaten Halmahera Timur pada tahun 2003, bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui; 1
peningkatan pelayanan masyarakat, 2 percepatan pertumbuhan demokrasi, 3 percepatan pelaksanaan pembangunan ekonomi daerah, 4 percepatan
pengelolaan potensi daerah, 5 peningkatan keamanan dan ketertiban, 6 peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.
Dalam upaya mewujudkan tujuan pemekaran wilayah, pemerintah daerah Halmahera Timur sejak tahun 2004-2009 telah menyelenggarakan berbagai
program pembangunan daerah. Meskipun demikian, program pembangunan yang dilakukan dipandang belum sesuai dengan aspirasi masyarakat, sehingga muncul
penilaian dan tanggapan bahwa pemekaran wilayah belum memberikan manfaat sesuai aspirasi masyarakat dan tujuan pemekaran. Hal ini lebih disebabkan karena
Kabupaten Halmahera Timur sebagai daerah otonom baru, pada tahun 2004-2009 masih menghadapi masa transisi, khususnya dalam hal penyiapan infrastruktur
pemerintahan dan penataan aparatur pemerintahan daerah, termasuk pengelolaan keuangan daerah.
Tanggapan dan penilaian tersebut perlu dievaluasi dan dikaji untuk selanjutnya dapat dirumuskan kebijakan pembangunan daerah yang sesuai dengan
tujuan pemekaran wilayah, dan aspirasi masyarakat terhadap manfaat pemekaran wilayah. Aspirasi dan persepsi masyarakat menjadi penting, karena masyarakat
dipandang lebih memahami, mengetahui dan merasakan langsung permasalahan yang dihadapi, serta manfaat yang diinginkan. Selain itu, pelaksanaan
pembangunan daerah yang didasarkan pada aspirasi masyarakat juga merupakan prinsip otonomi daerah.
Aspirasi dan persepsi masyarakat yang dikaji berkaitan dengan aspek manfaat dan distribusi manfaat pemekaran wilayah, yang dalam kajian ini digali
dari aspirasi dan persepsi individu perorangan. Sedangkan tujuan pemekaran wilayah yang dikaji berkaitan dengan perkembangan kinerja pembangunan daerah
setelah pemekaran wilayah, dari aspek aparatur daerah, keuangan, ekonomi, dan
pelayanan publik. Relefansinya dengan uraian-uraian di atas, masalah pokok yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1 Bagaimana kinerja pembangunan
daerah setelah pemekaran wilayah, 2 Bagaimana aspirasi dan persepsi masyarakat mengenai manfaat dan distribusi manfaat pemekaran wilayah, 3
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi persepsi masyarakat mengenai manfaat pemekaran wilayah.
1.3. Tujuan Penelitian