Kesempatan Kerja TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemekaran Wilayah Pembentukan Daerah Otonom

berkaitan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.

c. Kesempatan Kerja

Secara umum hasil analisis pada Gambar 44 menunjukkan, bahwa sebagian besar responden menjawab kesempatan kerja setelah pemekaran wilayah tidak mengalamipeningkatan, dan hanya 43,75 responden menjawab kesempatan kerja setelah pemekaran wilayah mengalami peningkatan. Persepsi masyarakat terhadap kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan setelah pemekaran wilayah, karena; 1 pembukaan lapangan pekerjaan baru masih kurang tersedia, dan kuota penerimaan CPNSD sangat terbatas, 2 masyarakat masih sulit mengembangkan usaha karena selain keterbatasan modal usaha, informasi pasar juga masih terbatas. Persepsi masyarakat terhadap kesempatan kerja semakin meningkat setelah pemekaran wilayah, karena selain adanya peningkatan investasi yang melakukan kegiatan pengelolaan potensi pertambangan nikel, maupun pemanfaatan hasil hutan kayu, dan setiap tahunnya Pemerintah Daerah melaksanakan penerimaan CPNSD, serta semakin berkembangnya usaha masyarakat, sehingga banyak angkatan kerja atau diterima sebagai tenaga kerja. Persepsi masyarakat terhadap peningkatan kesempatan kerja setelah pemekaran wilayah, ditunjukkan dengan tingkat penyerapan tenaga kerja selama tahun 2005-2008 pada Gambar 57. Gambar 57 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang bekerja terhadap total angkatan kerja tahun 2005 sebesar 93,38, meningkat menjadi 94,35 pada tahun 2008. Sementara persentase penduduk yang bekerja terhadap jumlah penduduk pada tahun 2005 sebesar 44,57 menurun menjadi 39,17 tahun 2008, sedangkan persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk pada tahun 2005 sebesar 47,73 menurun menjadi 41,52 pada tahun 2009. Hal ini memberikan makna bahwa tingkat penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Halmahera Timur selama tahun 2005-2008 cenderung mengalami peningkatan. Gambar 57. Struktur Ketenagakerjaan Secara khusus menurut profil responden, persepsi masyarakat mengenai kesempatan kerja di Kabupaten Halmahera Timur setelah pemekaran wilayah cukup beragam atau berbeda-beda Tabel 24. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap kesempatan kerja menurut jenis kelamin, responden yang paling banyak menjawab kesempatan kerja semakin meningkat adalah responden perempuan, sedangkan responden laki-laki paling banyak menjawab kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan. Responden perempuan lebih banyak menjawab kesempatan kerja mengalami peningkatan, karena selain perempuan banyak diterimasebagai tenaga kerja disektor pemerintah dan swasta, perempuan juga kurang berkompetisi dalam mencari pekerjaan. Sedangkan laki-laki dalam struktur angkatan kerja jumlahnya lebih banyak sementara penerimaan tenaga kerja masih terbatas, sehingga laki-laki lebih banyak menjawab kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan. Menurut asal suku resonden yang paling banyak menjawab kesempatan kerja mengalami peningkatan adalah lokal Malut. Sedangkan suku lokal, Jawa, Sulawesi, dan lainnya menjawab kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan. Responden suku lokal Malut lebih banyak menjawab kesempatan kerja semakin meningkat. Karena pemahaman suku lokal Malut, bahwa kesempatan kerja tidakhanya disektor pemerintahan seperti penerimaan CPNS, tetapi kesempatan kerja juga berada disektor swasta seperti mencari kerja pada perusahan-perusahan melakukan kegiatan pertambangan nikel, dan membuka usaha sendiri. Kemudian 93.38 94.04 95.17 94.35 44.57 51.13 38.98 39.17 47.73 54.36 40.96 41.52 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2005 2006 2007 2008 Bekerja thp Akt.Kerja Bekerja thp Jlh.Pddk Akt.Kerja thp Jlh.Pddk suku lokal, Jawa, Sulawesi, dan lainnya menjawab kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan, karena dalam pengembangan usaha masyarakat dihadapkan dengan persoalan modal usaha yang terbatas, dan akses informasi pasar yang masih terbatas, sehingga usaha yang dikembangkan masyarakat kurang berkembang, akibatnya tidak penyerapan kerja dalam pengembangan usaha sendiri sangat terbatas. Tabel 24. Persepsi Masyarakat Mengenai Manfaat Kesempatan Kerja Setelah Pemekaran Wilayah Menurut Profil Responden Profil Responden Kategori Apakah setelah pemekaran Kesempatan Kerja semakin meningkat Ya Tidak Jenis Kelamin 1. Laki-laki 41.38 58.62 2. Perempuan 66.67 33.33 Asal Suku 1. Lokal 14.29 85.71 2. Lokal Malut 61.11 38.89 3. Jawa 41.67 58.33 4. Sulawesi 46.15 53.85 5. Lainnya 35.71 64.29 Pendidikan 1. TKSD 100.00 - 2. SD 25.00 75.00 3. SMP 33.33 66.67 4. SLTA 45.16 54.84 5. PT 58.33 41.67 Pekerjaan Umum 1. Tidak Bekerja - 100.00 2. Pegawai Negeri 46.15 53.85 3. Nelayan 33.33 66.67 4. Petani 40.74 59.26 5. Buruh 100.00 - 6. Lainnya 50.00 50.00 Jabatan dalam 1. Masyarakat Biasa 42.86 57.14 Masyarakat 2. KadesSekdesPemda 45.00 55.00 3. Tokoh Masyarakat 38.46 61.54 4. Tokoh Adat - 100.00 5. Tokoh Agama 83.33 16.67 Dilihat menurut tingkat pendidikan, responden yang paling banyak menjawab kesempatan kerja semakin meningkat adalah TK dan PT. Sedangkan responden tingkat pendidikan SD, SLTP, dan SLTA lebih banyak menjawab kesempatan kerja setelah pemekaran wilayah tidak mengalami peningkatan. Responden tingkat pendidikan TK dan PT lebih banyak menjawab kesempatan kerja semakin meningkat, karena lebih banyak terserap diterima menjadi tenaga kerja pada perusahan swasta maupun disektor pemerintahan. Kemudian responden tingkat pendidikan SD, SLTP, dan SLTA menjawab kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan, karena kurang terserap padaperusahan swasta maupun disektor pemerintahan sperti menjadi PNS. Dilihat menurut pekerjaan utama, responden yang paling banyak menjawab kesempatan kerja semakin meningkat adalah buruh dan lainnya. Sedangkan tidak bekerja, pegawai negeri, nelayan, dan petani paling banyak menjawab kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan. Responden buruh dan lainnya menjawab kesempatan kerja setelah pemekaran wilayah semakin meningkat, karena lebih banyak diterima menjadi tenaga kerja pada sektor swasta dan pemerintah. Kemudian responden tidak bekerja menjawab kesempatan kerja setelah pemekaran wilayah tidak mengalami peningkatan, karena kurang diterima menjadi tenaga kerja disektor pemerintah dan swasta. Dilihat menurut jabatan dalam masyarakat, responden yang paling banyak menjawab kesempatan kerja semakin meningkat adalah tokoh agama, sedangkan tokoh adat, tokoh masyarakat, masyarakat biasa paling banyak menjawab kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan. Responden tokoh agama menjawab kesempatan kerja mengalami peningkatan, karena seteleh pemekaran wilayah kesempatan kerja disektor swasta semakin bertamba dan kesempatan untuk membuka usaha baru semakin bertambah. Kemudian tokoh adat, tokoh masyarakat, masyarakat biasa menjawab kesempatan kerja tidak mengalami peningkatan, karena masyarakat lokal kurang terserap sebagai tenaga kerja pada sektor swasta seperti perusahan-perusahan tambang, maupun pada sektor pemerintah seperti menjadi PNS. Persepsi responden secara khusus terhadap kesempatan kerja yang beragam atau berbeda-beda, disebabkan perbedaan pemahaman masyarakat bahwa kesempatan kerja hanya berkaitan dengan penerimaan tenaga kerja disektor pemerintah, dan sektor swasta khususnya pada perusahan-perusahan skala besear seperti disektor pertambangan, serta adanya kultur masyarakat bahwa menjadi tenaga kerja disektor pemerintah khususnya menjadi PNS merupakan pekerjaan yang paling prestisius. Namun, secara umum kesempatan kerja di Kabupaten Halmahera Timur setelah pemekaran wilayah mengalami peningkatan.

d. Akses Terhadap Sumberdaya