Karakteristik Trainer HSE Passport Training

Combad Pro 1 yang dinilai oleh Senior Manager HSE SMHSE . Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seluruh trainer HSE Passport Training telah mendapatkan sertifikat Combad Pro 1 yang berlaku selama trainer bekerja di PT. X. Sertifikat pelatihan adalah tanda bukti otentik yang menerangkan bahwa pemiliknya telah berhasil mengikuti suatu pelatihan serta memiliki kompetensi tertentu Kepmenkes no. 7252003. Menurut Sembiring 2010 sertifikasi merupakan persyaratan terhadap suatu perizinan. Seorang trainer juga harus memiliki pengakuan dan kualifikasi profesional yang relevan dengan materi pelatihan Aprinto dan Jacob, 2013. Sertifikat Combad Pro 1 yang dimiliki trainer HSE Passport Training merupakan bukti bahwa trainer telah berkompeten dan diberi izin untuk membawakan materi HSE Passport Training. Trainer yang bertugas mengajar pada batch 62 tidak seluruhnya telah mengikuti Training of Trainer TOT karena masih terdapat satu trainer yang belum mengikuti TOT. Walaupun divisi HSE tidak menetapkan TOT sebagai kualifikasi menjadi trainer HSE Passport Training, namun berdasarkan Kepmenkes no 725 tahun 2003 trainer harus memiliki kemampuan kediklatan yaitu telah mengikuti pelatihan dasar atau Traning of Trainer TOT. TOT memberikan manfaat bagi trainer untuk merancang pelatihan sesuai dengan informasi analisis kebutuhan pelatihan, kemampuan trainer sebagai fasilitator sesuai dengan konsep-konsep menorganisir pelatihan yang sukses, cara memulai, memfasilitasi dan menutup pelatihan, mengatur waktu dan peserta pelatihan serta menjaga energi peserta, dan cara mengevaluasi pelatihan DRI, 2014. TOT adalah pelatihan yang diselenggarakan dengan tujuan agar peserta memiliki kompetensi dalam melatih, dimana peserta belum semuanya mempunyai kompetensi substansi teknis BPPSK, 2014. Calon trainer yang mengikuti TOT tentunya akan memiliki kompetensi dalam memberikan pelatihan secara benar, sehingga TOT merupakan kualifikasi yang perlu dipenuhi oleh calon trainer HSE Passport Training. TOT diperlukan oleh calon trainer HSE Passport Training aga calon trainer memiliki kemampuan bagaimana memberikan pelatihan secara benar dan mampu memberikan dan berbagi ilmu serta pengalaman calon trainer yang akan mengajar pada pelaksanaan HSE Passport Training. Trainer yang memiliki kemampuan kediklatan akan mampu menstranfer ilmu yang dimiliknya. Menurut Aprinto dan Jacob 2013, pembelajaran juga efektif apabila perusahaan mengadakan in house training, yakni pelatihan internal yang mengundang pengajar yang berkompeten dari luar perusahaan atau pelatihan ditangani seluruhnya oleh lembaga pelatihan eksternal dengan mayoritas peserta pelatihan adalah karyawan internal perusahaan. Berdasarkan pembahasan karakteristik trainer, maka dapat disimpulkan bahwa trainer HSE Passport Training telah memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh divisi HSE, yakni tingkat pendidikan terakhir trainer adalah S1 dan D3 dan memiliki pengalaman 5-10 tahun dibidang HSE. Walaupun terdapat satu orang trainer dengan tingkat pendidikan S1 bukan dalam bidang K3 tetapi trainer telah memiliki pengalaman selama 5 tahun di bidang HSE dan telah sesuai dengan peraturan OSHA. Trainer juga telah lulus Combad Pro 1 dan mendapatkan sertifikat, namun Combad Pro 1 merupakan pelatihan bagi calon trainer terkait dengan 17 materi yang akan disampaikan di pelaksanaan HSE Passport Training. Sebagai seorang trainer, bukan hanya penguasaan materi yang harus dipenuhi tetapi trainer juga harus memiliki kemampuan kediklatan cara menjadi trainer yang baik. Calon trainer HSE Passport Training harus memiliki kemampuan kediklatan, sehingga divisi HSE bisa menambahkan kualifikasi bagi calon trainer agar trainer memiliki kemampuan kediklatan yang didapat dari Training of Trainer TOT. Perusahaan dapat mengadakan in house training demi pembelajaran yang lebih efektif dalam proses penyampaian materi pelatihan.

3. Materi HSE Passport Training

Materi HSE Passport Training berdasarkan hasil penelitian berjumlah 17 materi. Seluruh materi yang telah dibuat oleh divisi HSE berasal dari Policy, Procedure and Work Instruction PPWI PT. X yang berasal pada peraturan serta standar tertentu yang digunakan sebagai acuan pembuatan PPWI PT.X. Materi HSE Passport Training telah disesuaikan dengan jenis pekerjaan di site project. Materi pelatihan akan di update sacara berkala selama satu tahun sekali dan apabila terdapat revisi pada PPWI PT. X. Penyusunan materi telah sesuai dengan alur penyusunan materi HSE Passport Training Strategi pendidikan dan penanaman kesadaran pada pekerja adalah dengan memberikan informasi tentang proses kerja di lapangan atau kondisi kerja yang sebenarnya Laberge dkk., 2014. Berdasarkan Kepmenkes no. 725 tahun 2003 sebuah materi harus terdapat tingkat kompetensi yang ingin dicapai, kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan pelatihan dan materi sesuai dengan kompetensi yang akan ditingkatkan. Hal ini yang menjadi pertimbangan bahwa program-program pelatihan perlu untuk ditingkatkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan sesuai dengan tujuan perusahaan mengadakan pelatihan bagi pekerjanya. Oleh karenanya materi yang diberikan oleh trainer kepada peserta pelatihan perlu disesuaikan dengan kondisi kerja di lapangan agar tujuan pelatihan yang telah ditetapkan tercapai.

4. Media HSE Passport Training

Media pelatihan membantu kelancaran proses pelatihan dengan metode yang digunkan Aprinto dan Jacob, 2013. Media pelatihan memiliki enam fungsi, yaitu menyederhanakan bahan pelatihan, memfokuskan peserta terhadap inti pembahasan, memudahkan poin yang dibahas agar mudah diingat, mengantar ke tempat yang seharusnya dikunjungi penggunaan film atau video, membuat keragaman penyajian dan lebih efisien Maarif dan Kartika, 2014. Media pelatihan yang digunakan berdasarkan penelitian pada pelaksanaan HSE Passport Training adalah power point. Materi pelatihan disajikan dalam bentuk pokok bahasan pada power point. Namun, tampilan beberapa power point yang disajikan terlalu padat dan kurang menarik bagi peserta HSE Passport Training. Power point menyajikan pokok-pokok materi yang disederhanakan dari materi yang kompleks dalam bentuk slide pada power point dan mempresentasikan bahan secara sistematis dan mengembangan bahan sajian Maarif dan Kartika, 2014. Keuntungan power point adalah mudah dan murah untuk merevisi namun, apabila tidak digunakan dengan baik, alat ini dapat membosankan secara visual ICA SEA, 2008. Materi pelatihan yang disampaikan pada saat persentasi jangan terlalu banyak informasi dalam satu slide, menggunakan huruf besar idealnya minimal 20pt dan hurufnya harus dapat dibaca. dapat menggunakan gambar, ilustrasi, foto atau diagram untuk menghilangkan kebosanan pembaca dan pendengar ICA SEA, 2008. Berdasarkan Kepmenkes no. 725 tahun 2003, media yang digunakan disesuaikan dengan metode penyampaian pelatihan. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional 2010 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat membuat presentasi dengan menggunakan power point, yaitu a. Pilih jenis huruf font yang tingkat keterbacaannya tinggi, misalnya Arial, Verdana, atau Tahoma. b. Gunakan ukuran huruf font size 17- 20 untuk isi teks, sedangkan untuk sub judul 24 dan untuk judul 26. c. Memperjelas dan memperindah tampilan, gunakan variasi warna, gambar, foto, animasi atau video. d. Area tampilan frame yang ditulis jangan melebihi ukuran 16x20 cm. e. Usahakan dalam satu slideframe tidak memuat lebih dari 18 baris teks. f. Dalam satu frame usahakan hanya berisi satu topik atau sub topik pembahasan. g. Beri judul pada setiap frame atau tampilan. h. Perhatikan komposisi warna, keseimbangan tata letak, keharmonisan, dan kekontrasan pada setiap tampilan sangat penting untuk media presentasi. i. Variasi warna memang diperlukan, tetapi harus juga diperhatikan prinsip kesederhanaan. Artimya dalam membuat media presentasi jangan membuat tampilan yang terlalu rumit, rame dan penuh warna- warni, karena hal itu justru akan mengganggu pesan utama yang akan disajikan. Tampilan power point yang membosankan dan diatasi dengan aturan pembuatan power point yang menarik dengan memperhatikan ukuran huruf, menerapkan komposisi warna, memasukan gambar dan dibuat secara sederhana. Hal tersebut dapat membuat tampilan power point lebih menarik bagi peserta HSE Passport Training. Menurut Hariyadi 2012, media pelatihan yang dapat lebih menarik perhatian dan mampu meningkatkan motivasi pembelajaran adalah media pembelajaran berupa video atau film. Kelebihan dari media tersebut adalah dapat menampilkan suatu objek atau kejadian seperti keadaan sebenarnya, dapat menampilkan kejadian dalam waktu singkat, dapat menembus keterbatasan ruang dan waktu. Kelebihan yang dimiliki media tersebut membuat media video atau film sering digunakan untuk pembelajaran karena sifatnya yang menghibur dan baik dalam penyampaian pesan. Menurut Susilana dan Riyana 2009, Kelebihan media video adalah memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa, sangat bagus untuk menerangkan seuatu proses, mengatasi keterbatasan