berbahan levis. Sementara peserta perempuan menggunakan kemeja formal dan celana bahan. PT. X tidak memiliki aturan khusus terkait dengan
pakaian pekerja sehari-hari namun pakaian harus sopan dan rapih. Pakaian peserta telah sesuai karena pakaian yang digunakan peserta laki-laki
maupun perempuan rapih dan sopan untuk menghadiri pelaksanaan HSE Passport Training.
Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 182014, peserta berpakaian sopan selama mengikuti kegiatan Diklat.
Menurut BPS 2004, pakaian yang digunakan peserta harus rapih. Peserta yang menghadiri pelatihan harus menggunakan pakaian yang sopan dan
rapih walaupun tidak ada aturan khusus pada pelaksanaan HSE Passport Training.
Berdasarkan pembahasan evaluasi peserta dapat disimpulkan bahwa peserta yang tidak menghadiri pelatihan. Peserta harus bisa berperan aktif
dalam mengikuti pelatihan dengan memberikan pertanyaan kepada trainer dan menanggapi pertanyaan trainer serta menceritakan beberapa
pengalaman pekerjaannya. Hal tersebut akan membangun interaksi dua arah antara peserta dengan trainer dalam pelaksanaan HSE Passport Training.
2. Evaluasi Trainer HSE Passport Training
Waktu pelaksanaan HSE Passport Training adalah pukul 13.00 WIB. Pada pelaksanaan HSE Passport Training tanggal 14 Maret 2016, seluruh trainer
telah datang sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh penyelenggara pelatihan. Pada pelaksanaan pelatihan tanggal 15 Maret 2016 salah satu
trainer datang terlambat. Keterlambatan kehadiran trainer disebabkan oleh
adanya pergantian trainer pada hari pelaksanaan HSE Passport Training. Seluruh trainer yang bertugas mengajar HSE Passport Training bersikap
dan berperilaku wajar dan sopan. Sikap dan perilaku trainer berbeda dalam menyampaikan materi, terdapat trainer yang kurang interaktif terhadap
peserta dan terdapat trainer yang melakukan interaksi terhadap peserta. Menurut Lunandi 1984 komitmen dan kehadiran menghadirkan diri
secara penuh serta siap menyertai kelompok peserta merupakan salah satu sikap yang perlu dimiliki dalam membangun proses belajar orang dewasa.
Karakteristik fasilitator sangat beragam. Hal tersebut dipengaruhi oleh cara pandang, pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki. Interaksi
yang dilakukan oleh fasilitator berguna untuk mengatasi kebosanan, meningkatkan minat dan gairah belajar, menikmati manfaat kehadiran
peserta dan memotivasi peserta untuk mencapai tujuannya Mulyana dkk, 2008. Peran seorang fasilitator adalah memantau dan memastikan
kelancaran suatu pembelajaran serta melakukan evaluasi terhadap efektivitas proses pembelajaran. Fasilitator juga berperan menciptakan
suasana yang nyaman, memberikan materi, mengevaluasi kegiatan belajar serta memantau partisipasi peserta. Efendi, 2008. Kehadiran seorang
fasilitatortrainer sangatlah penting karena trainer memiliki peran yang penting dalam berjalannya sebuah pelatihan, yakni memberikan materi
pelatihan, menciptakan suasana yang nyaman agar peserta ikut berpartisipasi saat pelatihan berjalan dan mengevaluasi keberlangsungan
proses pelatihan. Ketidakhadiran dan keterlambatan trainer tentu dapat mengganggu berjalannya kegiatan pelatihan, sehingga perlu adanya
komitmen dari trainer untuk menghadiri pelatihan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut dapat menghindari pergantian trainer
pada pelaksanaan HSE Passport Training. Penyajian materi pelatihan HSE Passport Training yang dilakukan trainer
pada seluruh modul telah disajikan secara sistematis. Menurut Pustekom Kepmendiknas 2010, sistematika dalam menyusun kerangka pelatihan
adalah, a.
Sebutkan judul pelatihan secara ringkas, jelas dan mencerminkan isi pelatihan.
b. Menguraikan tujuan training.
c. Kembangkan dan jelaskan sejumlah topik pokok pelatihan, kemudian
masing-masing topik tersebut, diuraikan lagi secara lebih detil dalam beberapa sub-topik.
d. Sebutkan pula durasi untuk keseluruhan pelatihan dan juga untuk setiap
topiknya. Menurut Widjajakusuma 2006 Sistematika penyusunan materi pada
dasarnya dapat dibagi menjadi empat bagian penting, yakni: a.
Judul. Harus singkat dan jelas, memberikan gambaran mengenai isi bahan
b. Pendahuluan. Berisi alasan atau latar belakang bahasan
c. Pokok bahasan. Berisi inti bahasaninti materu, marupakan porsi paling
besar dari susunan materi. d.
Penutup. Berisi kesimpulan bahasan, saran, dan pendapat
Proses penyusunan materi secara sistematis bertujuan agar materi tersebut dapat menambah pengetahuan dan kompetensi peserta secara baik dan
efektif, sehingga materi telah siap untuk dipelajari oleh peserta untuk mencapai kopetensi yang dicapai Widodo dan Jasmadi, 2008. Sistematika
penyajian materi perlu diperhatikan oleh trainer karena peserta akan lebih mengerti tujuan dan pokok-pokok materi yang disajikan oleh trainer selama
pelatihan berlangsung serta mencapai kompetensi yang ingin dicapai dalam suatu pelatihan.
Metode penyampaiaan yang digunakan trainer pada saat pelaksanaan HSE Passport Training, yakni trainer menggunakan metode penyampaian
presentasi, kemudian trainer mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta sebagai upaya untuk melakukan interaksi dua arah antara triner
dengan peserta HSE Passport Training. Trainer yang bertanggung jawab menyampaikan materi pelatihan harus
memperhatikan bahasa tubuh, yakni trainer harus melakukan kontak mata dengan kelas, memberikan senyum, tidak bersikap berlebihan, posisi tubuh
yang nyaman dan santai, nada suara yang teratur agar tidak monoton, dan mengatur kecepatan berbicara. Trainer juga harus mengajukan pertanyaan
ke para peserta dan menanyakan apa yang pernah mereka lakukan sebelumnya ICA SEA, 2008. Metode tanya jawab merupakan salah satu
metode pembelajaran yang mempu membangun interaksi dua arah antara pelatih dengan peserta pelatihan Fatmawati, 2015. Metode tanya jawab
dapat dinilai sebagai metode yang tepat apabila penggunaannya dipergunakan untuk merangsang agar perhatian peserta terarah pada materi