Evaluasi Trainer HSE Passport Training

Proses penyusunan materi secara sistematis bertujuan agar materi tersebut dapat menambah pengetahuan dan kompetensi peserta secara baik dan efektif, sehingga materi telah siap untuk dipelajari oleh peserta untuk mencapai kopetensi yang dicapai Widodo dan Jasmadi, 2008. Sistematika penyajian materi perlu diperhatikan oleh trainer karena peserta akan lebih mengerti tujuan dan pokok-pokok materi yang disajikan oleh trainer selama pelatihan berlangsung serta mencapai kompetensi yang ingin dicapai dalam suatu pelatihan. Metode penyampaiaan yang digunakan trainer pada saat pelaksanaan HSE Passport Training, yakni trainer menggunakan metode penyampaian presentasi, kemudian trainer mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta sebagai upaya untuk melakukan interaksi dua arah antara triner dengan peserta HSE Passport Training. Trainer yang bertanggung jawab menyampaikan materi pelatihan harus memperhatikan bahasa tubuh, yakni trainer harus melakukan kontak mata dengan kelas, memberikan senyum, tidak bersikap berlebihan, posisi tubuh yang nyaman dan santai, nada suara yang teratur agar tidak monoton, dan mengatur kecepatan berbicara. Trainer juga harus mengajukan pertanyaan ke para peserta dan menanyakan apa yang pernah mereka lakukan sebelumnya ICA SEA, 2008. Metode tanya jawab merupakan salah satu metode pembelajaran yang mempu membangun interaksi dua arah antara pelatih dengan peserta pelatihan Fatmawati, 2015. Metode tanya jawab dapat dinilai sebagai metode yang tepat apabila penggunaannya dipergunakan untuk merangsang agar perhatian peserta terarah pada materi yang disampaikan, mengarahkan proses berpikir peserta dan meninjau penguasaan peserta terhadap materi yang telah diajarkan sebagai bahan pertimbangan untuk melanjutkan materi berikutnya Anas, 2014. Menurut Herijulianti, dkk 2002 metode tanya jawab tepat digunakan apabila tujuan belajar bersifat kognitif, mengarahkan pola pikir atau melatih peserta mengemukakan pendapat dan jumlah peserta tidak melebihi 30 orang. Metode pembelajaran tanya jawab bisa digunakan secara tunggal, bisa pula digunakan dengan menggabungkan dua atau tiga metode dalam satu kali tatap muka, bergantung kepada materi yang disampaikan FIP UPI, 2007. Bahasa tubuh trainer dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta merupakan upaya interaksi dapat dilakukan oleh trainer, sehingga interaksi dua arah bisa tercipta pada pelaksanaan HSE Passport Training. Bahasa yang digunakan trainer mudah dimengerti dan dipahami peserta, selain itu trainer juga memberikan penjelasan terhadap istilah-istilah tertentu. Pakaian trainer perempuan saat menghadiri HSE Passport Training menggunakan kemeja formal dan celana bahan. Trainer laki-laki menggunakan kemeja formal dan celana bahan ataupun celana berbahan levis. Pakaian trainer rapih dan sopan sesuai dengan aturan cara berpakaian di PT.X. Bahasa yang harus digunakan adalah bahasa yang biasa dan sederhana, gunakan kata-kata yang diketahui para peserta, tuliskan definisi-definisi untuk istilah-istilah yang rumit atau berikan handout mengenai peristilahan, trainer menjelaskan mengenai singkatan dan mengindari pengulangan kata ICA SEA, 2008. Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No.18 Tahun 2014, pakaian seorang trainer harus sopan dan rapih. Trainer dapat mengenakan pakaian yang nyaman menggunakan pakaian yang tidak akan mengasingkan peserta, dan tidak menggunakan pakaian yang mencolok ICA SEA, 2008. Menurut Hardjana 2001 tidak ada aturan resmi yang mengatur tentang pakaian peserta pelatihan, tetapi peserta pelatihan wajib mentaati tata tertib dan peraturan yang berlaku demi kelancaran program pelatihan dengan mengenakan pakaian kerja yang rapih dan profesional seperti lelaki mengenakan kemeja, celana panjang, dan sepatu. Sedangkan peserta wanita menggunakan pakaian kantor yang rapi serta menggunakan sepatu. Penggunaan bahasa yang digunakan oleh seorang trainer adalah bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menjelaskan istilah dan memberikan penekanan tertentu pada poin yang penting. Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti dapat membuat peserta HSE Passport Training lebih mudah mengerti terhadap hal yang disampaikan oleh trainer. HSE Passport Training Pelaksanaan HSE Passport Training tidak terdapat peraturan dan tata tertib mengenai pakaian yang harus digunakan peserta. Namun peserta menggunakan pakaian formal yang rapih dan sopan sesuai dengan aturan yang berlaku di PT.X. Berdasarkan pembahasan evaluasi trainer dapat disimpulkan bahwa kehadiran trainer dalam pelaksanaan pelatihan sangatlah penting, agar HSE Passport Training berjalan dengan lancar dan tidak mengalami keterlambatan dalam memulai pelatihan karena harus mencari trainer pengganti. Metode penyampaian selain presentasi dapat juga divariasikan dengan metode tanya jawab sebagai upaya untuk berinteraksi kepada peserta HSE Passport Training agar peserta tidak jenuh. Bahasa tubuh trainer seperti melakukan kontak mata terhadap peserta dan pengaturan nada suara dapat membuat peserta tertarik dengan hal yang dibicarakan oleh trainer.

3. Evaluasi Penyelenggara HSE Passport Training

Berdasarkan hasil penelitian tugas karyawan detasering sudah relevan dengan tujuan HSE Passport Training karena tugas terkait pekerjaan di site project dan segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan di site project karena karyawan yang akan mengikuti HSE Passport Training akan mendapatkan manfaat dari setiap materi HSE Passport Training memuat PPWI PT.X terkait pekerjaan di site project. Alur pelaksanaan yang dibuat penyelenggara telah dilaksanakan dengan baik oleh peserta HSE Passport Training mulai dari pendaftaran hingga mengikuti pelaksanaan HSE Passport Training. Menurut Setiaji 2002 relevansi adalah apabila bahan pelatihan berhubungan dan bermanfaat bagi pekerjaan pekerja. Pelatihan yang relevan adalah program pelatihan yang diselenggarakan berdasarkan pada hasil analisis kebutuhan pelatihan Sentana, 2008. Menurut Hadi 2007 program pelatihan harus relevan dengan tugas para pekerja untuk mengantisipasi tugas yang akan didapat setelah pelatihan. Hal-hal yang dapat membuat pelatihan menjadi relevan adalah tujuan pelatihan, metode pelatihan, serta materi pelatihan Suyanto, 2004. Berdasarkan pembahasan evaluasi penyelenggara HSE Passport Training, maka dapat disimpulkan bahwa pihak penyelenggara telah relevan dalam menyelenggarakan HSE Passport Training karena tujuan dan materi pelatihan memberikan pengetahuan kepada peserta terkait tugas dari pekerja di site project. Materi yang disampaikan juga bermanfaat bagi peserta yang mengikuti dan dinyatakan lulus mengikuti pelatihan dan pelaksanaan pelatihan sesuai dengan alur pelaksanaan HSE Passport Training.

E. Evaluasi Output HSE Passport Training

Evaluasi hasil pelatihan dilakukan karena dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan perubahan menuju perbaikan pelatihan, mulai sejak perencanaan sampai pada pelaksanaan Wijajakusuma dkk, 2006 Metode untuk mengevalusi hasil pelatihan yang umum digunakan antaralain pre test- post test dan ujian akhir Aprinto dan Jacob. Hasil output berfokus pada pengukuran pencapaian tujuan selama proses dan pada akhir pelatihan, hasil output dapat berupa pengetahuan, keterampilan yang diperoleh peserta dan meningkatkan prestasi kerja Hasil penelitian dalam output HSE Passport Training dapat disimpulkan bahwa cara yang digunakan untuk menilai pencapaian peserta setelah mengikuti HSE Passport Training hanya dengan menggunakan post test yang dilakukan pada setiap akhir penyampaian per modul HSE Passport Training. Hasil pencapaian tujuan pelatihan adalah dengan menggunakan post test, dari hasil post test tersebut dapat diketahui bahwa apabila sebagian peserta bisa menjawab sebagian besar soal post test maka dapat dikatakan tujuan HSE Passport Training telah tercapai. Mengevaluasi hasil pelatihan adalah untuk mengetahui seberapa baik peserta memahami materi pelatihan yang telah disampaikan, tingkat pemahaman peserta inilah yang akan diukur Aprinto dan Jacob, 2013. Menurut Harianjda, 2002 dari hasil evaluasi pengetahuan peserta yang diperoleh melalui pelatihan diketahui dengan mengukur seberapa besar tambahan pengetahuan yang di peroleh setelah pelatihan dilakukan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan pre test yakni tes sebelum pelatihan, dan post test yakni tes setelah pelatihan. Menurut Aprinto dan Jacob 2013, manfaat pre test dan post test adalah dapat digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan pengetahuan awal sebelum dan setelah materi pelatihan disampaikan. Pre test dapat bermanfaat bagi pengajar untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta, sedangkan post test untuk menilai tingkat pemahaman peserta setelah materi disampaikan. Pre test dan post test umumnya diberikan untuk materi pelatihan yang bersifat pengetahuan. Berdasarkan Kepmenkes no. 725 tahun 2003, tim evaluasi dapat menetapkan nilai akhir, yakni nilai kelulusan passing grade 70. Peserta yang memiliki nilai akhir 70, maka peserta dinyatakan lulus. Berdasarkan pembahasan evaluasi output HSE Passport Training disimpulkan bahwa peningkatan pengetahuan peserta setelah mengikuti pelatihan tidak dapat diukur hanya dengan menggunakan post test. Peningkatan pengetahuan pelatihan dapat diukur, apabila diadakan pre test dan post test. Penyelenggara dapat menyediakan pre test dan dibandingkan dengan nilai post test peserta agar dapat mengetahui peningkatan pengetahuan yang didapatkan peserta setelah pelaksanaan HSE Passport Training. Berdasarkan pembahasan komponen input, proses, dan output IPO HSE Passport Training terdapat masalah pada setiap komponen IPO, yakni pada man, method, evaluasi peserta, evaluasi trainer dan tidak diketahuinya peningkatan pengetahuan. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 6.1