Training tidak berjalan dengan baik sehingga pelaksanaan program HSE Passport Training belum terlaksana secara optimal dan hal tersebut membuat
tujuan HSE Passport Training berupa peningkatan pengetahuan belum tercapai.
C. Evaluasi Input HSE Passport Training
Komponen input pada pelaksanaan HSE Passport Training terdiri dari Man karekteristik peserta dan karakteristik trainer, Material materi
pelatihan, media pelatihan dan fasilitas pelatihan, dan Medthod metode penyampaian pelatihan. Berikut pembahasan input HSE Passport Training,
1. Karakteristik Peserta HSE Passsport Training
Penunjukan peserta harus sesuai dengan kriteria peserta antara lain karyawan dengan tugas tertentu dan karyawan yang menangani suatu
proyek Aprinto dan Jacob, 2013. Menurut Santoso 2010 salah satu jenis analisis kebutuhan pelatihan yang dapat digunakan adalah analisis tingkat
tugas yaitu analisis berdasarkan posisi dan fungsi pekerja, jenis keterampilan yang dibutuhkan dan pengetahuan yang perlu dimiliki agar
dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab secara kompeten. Suatu pelatihan yang dapat memenuhi standar kompetensi kerja K3 dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dapat diketahui berdasarkan uraian tugas kerja pada pekerja PP 502012.
Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik peserta HSE Passport Training merupakan pekerja yang akan ditugaskan ke site project karyawan
detasering. Karyawan detasering membutuhkan pelatihan yang berisi materi yang berhubungan dengan pekerjaan di site project, sehingga,
karateristik pekerja telah sesuai dengan kebutuhan pelatihan. Kebutuhan peserta HSE Passport Training juga telah sesuai dengan tujuan HSE
Passport Training yang tertuang pada kebijakan PT. X no. 8000-PL-01 terkait Lingkungan SMK3LL dalam elemen tiga. Berdasarkan hasil
penelitian, penentuan kebutuhan pelatihan tidak melibatkan karyawan detasering karena divisi HSE menyusun pelatihan secara sepihak dengan
memuat materi yang dibutuhkan sesuai dengan PPWI dan informasi yang berasal dari pekerja yang berpengalaman di site project.
Pemilihan peserta yang tepat akan bermanfaat bagi solusi terhadap permasalahan perusahaan. sedangkan sebaliknya, bila peserta yang
menerima pelatihan tersebut tidak menangani langsung permasalahan, maka pengetahuan yang diterima akan dilupakan dan keterampilan yang
didapatkan tidak diterapkan Aprinto dan Jacob, 2013. Analisis kebutuhan pelatihan akan dapat membantu organisasi perusahaan dalam menggunakan
sumber daya secara efektif sekaligus menghindari kegiatan pelatihan yang tidak diperlukan Maarif dan Kartika, 2014. Berdasarkan ICA SEA 2008
terkait keterlibatan peserta pelatihan dalam menentukan kebutuhan pelatihan adalah apabila penyelenggara merencanakan penyelenggaraan pelatihan,
maka penyelenggara perlu menanyakan kepada para kolega dan para calon pesertanya tentang apa yang mereka butuhkan. Kriteria peserta HSE
Passport Training yang sesuai akan membuat pelatihan menjadi bermanfaat karena peserta akan mendapatkan pengetahuan yang diperlukan.
Menggali informasi langsung dari sasaran pihak yang akan mendapat pelatihan dalam melakukan analisis kebutuhan pelatihan, penyelenggara
dapat mengetahui secara langsung masalah yang dihadapi, pengetahuan atau keterampilan apa yang dibutuhkan oleh sasaran Santoso, 2010. Menurut
Sentana 2008, penyusunan kebutuhan pelatihan dengan melibatkan calon peserta pembelajaran dapat berguna untuk menghasilkan informasi berupa
jenis pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh para pemegang jabatan. Menurut Santoso 2010, metode yang dapat dipergunakan untuk
mengumpulkan informasi kebutuhan pelatihan adalah survei, observasi umum, wawancara, dan Focus Group Discussion FGD.
Berdasarkan pernyataan sebelumnnya maka dapat disimpulkan bahwa walaupun penyelenggara HSE Passport Training telah menetapkan
kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan di site project, tetapi penyelenggara dapat melibatkan karyawan yang telah bekerja di site project
dalam menyusun kebutuhan pelatihan untuk menghindari kegiatan pelatihan yang tidak diperlukan dan penyelenggara dapat mengetahui masalah yang
didapati oleh karyawan terkait pekerjaanya di site project. Peserta yang terlibat dalam penyusunan kebutuhan pelatihan adalah peserta yang
mengikuti refresh HSE Passport Training karena penyelenggara dapat mendapatkan informasi kebutuhan pelatihan yang dibutuhkan karyawan
terkait dengan masalah yang ditemukan di site project.
2. Karakteristik Trainer HSE Passport Training
Trainer harus memiliki kapasitas dalam menyampaian materi, yaitu mengajar, melihat, memperbaiki, management group, sikap dan kehadiran,
dan dapat memberi contoh kepada peserta CrossFit Training, 2016. Menurut OSHA 2011, seorang dapat menjadi trainer apabila sudah
memenuhi persyaratan yaitu memiliki gelar sarjana keselamatan dan kesehatan kerja, atau minimal lima tahun pengalaman dan mengetahui
setiap bahaya yang ada pada konstruksi. Divisi HSE telah menetapkan kualifikasi sebagai trainer HSE Passport
Training. Berdasarkan hasil penelitian trainer yang akan mengajar pada pelaksanaan HSE Passport Training telah memenuhi kualifikasi yang telah
ditetapkan, yakni tingkat pendidikan trainer adalah S1 dan D3 dengan pengalaman kerja dibidang HSE lebih dari lima tahun. Trainer HSE
Passport Training telah lulus mengikuti Combad Pro 1 yang diselenggarakan oleh divisi HSE. Trainer yang telah lulus Combad Pro1
akan memiliki kompetensi sesuai dengan materi yang akan diberikan pada pelaksanaan HSE Passport Taining. Hal tersebut menunjukan bahwa trainer
yang akan mengajar pada pelaksanaan telah memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan divisi HSE.
Mempelajari hal baru di tempat kerja akan melibatkan orang lain. Lingkungan kerja dapat menjadi sumber belajar ataupun sumber kendala,
misalnya rekan kerja yang berpengalaman dapat memberi mereka informasi yang berguna Laberge dkk., 2014. Akan tetapi, rekan kerja yang
memberikan informasi tersebut belum tentu telah memenuhi kualifikasi sebagai trainer yang mampu sepenuhnya mengarahkan pekerja lainnya
untuk selalu memenuhi peraturan terkait keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa dibutuhkan pelatihan menunjukkan seorang
pekerja bagaimana melakukan sesuatu dan sumber daya lain selain pelatihan untuk mendukung pembelajaran Laberge dkk., 2014. Seorang