Media HSE Passport Training
ruang dan waktu, lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan, dan memberikan kesan yang mendalam yang dapat
mempengaruhi sikap. Media pelatihan berupa penampilan video dapat dijadikan alternatif bagi trainer, dalam menyampaikan materi HSE Passport
Training yang dapat mengusir kebosanan peserta pada saat mengikuti pelatihan.
Berdasarkan pembahasan media pelatihan dapat disimpulkan sebaiknya dalam menyajikan materi HSE Passport Training pada slide power point
harus menggunakan tulisan yang dapat dibaca, tidak terlalu banyak informasi dalam atu slide yang dapat menimbulkan kebosanan, memberikan
waktu yang cukup pada setiap slide power point, karena peserta perlu waktu untuk memahami materi yang disampaikan. Variasi dengan menggunakan
media pelatihan seperti video juga dapat diberikan karena media tersebut memiliki kelebihan dalam menyampaikan pesan secara menarik dan dapat
membuat peserta menjadi fokus dan menerima materi secara baik. Fasilitas HSE Passport Training
Fasilitas HSE Passport Training berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan telah lengkap karena fasilitas ruang kelas, meja dan kursi, layar
proyektor dan Air Conditioner AC telah tersedia dan siap digunakan pada saat pelaksanaa HSE Passport Training berlangsung. Fasilitas lainnya
seperti laptop, lembar jawaban post test, notebook dan air mineral telah disediakan oleh penyelenggara HSE Passport Training sebelum pelatihan
dimulai. Fasilitas tersebut dapat mendukung berjalannya pelaksanaan HSE Passport Training.
Berdasarkan Pustekom Kepmendiknas 2010 fasilitas pelatihan terdiri dari LCD projector, laptopPC, buku mata pelajaran atau buku pegangan
guru, alat tulis dan lembar kerja. Fasilitas pelatihan yang umum digunakan yaitu laptop, layar, proyektor, microphone, konsumsi dan akomodasi
Aprinto dan Jacob, 2013. Fasilitas pelatihan dapat berupa ruang kelas, pengaturan suhu di dalam ruangan, serta bahan dan alat yang digunakan
Santoso, 2010. Fasilitas yang secara umum tersedia untuk pelatihan dapat mendukung berjalannya suatu pelatihab, ketersediaan fasilitas HSE Passport
Training telah lengkap dapat membuat pelaksanaan HSE Passport Training
berjalan dengan lancar.
Berdasarkan hasil penelitian layout meja dan kursi pada ruang kelas menggunakan Layout u shape dan mampu menampung 25 orang sekaligus.
Sirkulasi udara pada ruang kelas menggunakan AC central dengan pengaturan suhu 25
o
C. Meja dan tempat duduk peserta membentuk huruf U setengah mengelilingi
pengajar, fungsinya adalah memudahkan interaksi pengajar dengan peserta, dan peserta dengan peserta. Jumlah peserta biasanya berjumlah kurang dari
20 orang Aprinto dan Jacob, 2013. Layout U Shape yang disusun di ruangan pelatihan disediakan maksimal untuk 25 peserta hal tersebut tidak
sesuai karena layout U Shape dianjurkan untuk peserta yang 20 orang. Namun, dalam pelaksanaan HSE Passport Training Batch 62 dengan jumlah
peserta 10 orang berasarkan pernyataan perserta dan trainer layout U Shape sudah tepat dan lebih nyaman untuk melakukan interaksi dua arah.
Menurut ICA SEA 2008 temperatur di dalam ruangan dapat mempengaruhi kenyamanan para peserta pelatihan. Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan No. 1405 Tahun 2002 menjelaskan bahwa suhu normal ruangan kantor yaitu berkisar anatar 18
C-26 C, jika dibandingkan dengan
suhu ruangan pelatihan, maka sudah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. AC central yang di atur untuk ruangan pelatihan adalah 25
o
C, pengaturan temperatur di ruang kelas HSE Passport Training telah sesuai,
sehingga peserta dan trainer masih merasa nyaman berada di ruang pelatihan.
Berdasarkan hasil penelitian penyelenggara HSE Passport Training tidak menyediakan microphone sebagai fasilitas pelatihan karena suara trainer
dapat terdengar di dalam ruangan. Penyelenggara juga tidak menyediakan snack bagi peserta HSE Passport Training karena dana untuk konsumsi
ditiadakan. Peserta
HSE Passport
Training menyarankan
agar penyelenggara menyediakan minuman lain selain air mineral contohnya
seperti kopi. Konsumsi bukan merupakan bagian dari pelatihan namun mempengaruhi
kesan peserta terhadap pelatihan Aprinto dan Jacob, 2013. Pengaturan waktu istirahat dan penyediaan konsumsi serta fasilitas-fasilitas lainnya
penting untuk keberhasilan pelatihan. Meskipun dimungkinkan untuk menyediakan makan siang dalam ruang pelatihan, tetapi sebaiknya makan
siang dilakukan di ruang yang berbeda ICA SEA, 2008. Menurut Nuraeni 2008, pelatihan yang biasanya dirancang seharian, perlu diberikan
beberapa konsumsi. Biasanya, penyajian konsumsi dilakukan dibagi
menjadi dua bagian, yaitu makan siang lunch dan pemberian dua kali coffee break. Menurut Aprinto dan Jacob 2013, coffee break merupakan
waktu istirahat sejenak bagi peserta umumnya selama 15 menit untuk menikmati kopi, teh dan snack. Coffee break diberikan sekitar jam 10 pagi
dan jam tiga sore. Tidak tersedianya snack tidak menjadi masalah bagi peserta HSE Passport Training, tetapi peserta membutuhkan minuman lain
selain air mineral. pelaksanaan HSE Passport Training berlangsung setelah istirahat makan siang, sehingga waktu istirahat HSE Passport Training
adalah jam 15.00 WIB. Pada saat istirahat tersebut akan lebih baik waktu istirahat peserta dapat digunakan sebagai coffee break dengan disediakan
minuman seperti kopi ataupun teh oleh penyelenggara pelatihan. Berdasarkan pembahasan fasilitas HSE Passport Training dapat
disimpulkan bahwa peserta membutuhkan minuman lain selain air mineral, yakni berupa kopi atau teh. Waktu istirahat dapat dimanfaatkan untuk
mengadakan coffe break dengan menyediakan kopi dan teh bagi peserta pelatihan.