Gambar 5.3 Slide Materi Modul 1 SMK3LL dan PPE
Selanjutnya hasil telaah dokumen tersebut juga sejalan dengan pernyataan penyelenggara informan utama. Berikut kutipan
wawancaranya, “Materinya itu ada 17 Materi, nanti dibagi jadi lima modul gitu,”-
IUP3.
Pernyataan trainer informan utama juga sejalan dengan pernyataan sebelumnya. Berikut kutipan wawancaranya,
“Materi yang disampaikan itu ada 17 materi, jadi nanti trainer itu menyampaikan per modul. seluruhnya ada lima modul HSE
Passport Training.”-IUT3. Proses penyusunan materi berasal dari PPWI perusahaan yang
disusun oleh tim yang berasal dari divisi HSE dan dilakukan evaluasi oleh Senior Manager HSE SMHSE sebelum 17 materi tersebut
digunakan sebagai materi HSE Passport Training. Berdasarkan hasil telaah dokumen materi HSE Passport Training disusun berdasarkan
PPWI perusahaan. Daftar materi yang bersumber dari PPWI PT. X pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Daftar Materi HSE Passport Training yang Bersumber dari
PPWI No.
Materi PPWI
1. Safety
Environmental Management System
- Corporate Policy Health, Safety
Management System Implementation Policy No. 8000-PL-01
2. PPE
- Work Instruction Personal Protective
Equiptment No. 8020-WI-02-05-01 3.
Basic First Aid -
Work Instruction First Aid
No. Materi
PPWI
Management No 8020-WI-01-05-13 4.
Accident Investigation -
Corporate Procedure Incident Investigation AndReporting
5. How to Report UAC
- Corporate Procedure Report Unsafe
Act and Condition No. 8020-GP-02- 10
6. Fuel and Oil Handling
- Work Instruction Refueling No 8020-
WI-03-05-04 -
Work Instruction Spill Preventiom, Respons, and Handling No. 8020-WI-
03-05-05 7.
Hazardouz Waste Management
Chemical Handling -
Work Instruction Monitoring and Handling Hazardous Waste for
Construction No 8020-WI-03-05-01 8.
Non- Hazardouz Waste Management
Chemical Handling -
Work Instruction Non-Hazardous Waste monitoring and handling for
Consruction No. 8020-WI-03-05-03 9.
Rigging and Lifting Training
- Work Instruction for Lifting Handling
and Storage No. 8020-WI-02-05-22 10.
Scafolding Training -
Work Instruction for Scaffolding No. 8020-WI-02-05-05
11. Working at Height
- Work Instruction Working at Height
No. 8020-WI-02-05-17 12.
JSA Risk Assessment - Corporate Procedure JSA and Risk
Assessment No. 8020-GP-02-06 13.
H2S Awareness Training
- Work Instruction for Entry into
Confined Space No. 8020-WI-02-05- 02
14. Hot Work
- Work Instruction for Hot tap No.
8020-WI-02-05-15 -
Work Instruction for Electrical Safety No. 8020-WI-02-05-34
15. Confined Space
- Work Instruction for Entry into
Confined Space No. 8020-WI-02-05- 02
16. LOTO
- Work Instruction Lock Out Tag Out
No. 8020-WI-02-05-28 17.
Work Permit System -
Corporate Procedure Work Permit System No. 80-GP-02-08
Salah satu contoh work instruction WI yang digunakan sebagai sumber dibentuknya materi HSE Passport Training pada gambar 5.4:
Gambar 5.4 Work Intruction WI PT. X
Materi yang telah disusun berdasarkan WI untuk ditampilkan kepada peserta HSE Passport Training. Materi HSE Passport
Training yang bersumber dari WI pada gambar 5.5:
Gambar 5.5 Materi HSE Passport Training
Hasil telaah dokumen sejalan dengan hasil wawancara terhadap informan. Berikut kutipan wawancara trainer informan utama,
“kalo proses penyusunannya itu mulai dari minimum requertment, misalnya work instruction WI yang kita punya working at height,
dijabarkan dan kita sampaikan ke peserta karena WI tersebut mengacu ke berbagai macam referensi dari OHSAS, beberapa
standar. Materi yang kita punya yang kita rumuskan sebelumnya
itu akan dilihat kecukupannya oleh SMHSE”-IUT3 Pernyataan
sebelumnya juga
sejalan dengan
pernyataan penyelenggara informan utama
“Semua orang yang ngasih HPT itu materinya sama. Terus materinya itu ya.. dari procedur gitu hmm.. PPWI. Nah itu udah di
rumuskan dan disusun bareng-bareng, terus di approve dulu sama
SMHSE.”- IUP2 Pernyataan kedua informan utama sejalan dengan pernyataan
SMHSE informan pendukung. Berikut kutipan wawancaranya, “ Modul dan materi HPT itu dibikin tahun 2011 saya yang minta
waktu itu, dibikin satu-satu. Kemudian saya mengevaluasinya satu- satu kecukupannya. Jadi setelah dianggap cukup baru kita pake
.”- IPN1
Berdasarkan hasil telaah dokumen dan hasil wawancara dapat diketahui bahwa proses pembuatan materi HSE Passport Training
dirumuskan oleh divisi HSE. Materi HSE Passport Training berasal dari PPWI perusahaan. Tim penyusun materi akan menyerahkan
materi yang telah dirumuskan dan dievaluasi oleh SMHSE.
2 Update Materi HSE Passport Training
Divisi HSE memperbarui dilakukan setahun sekali dan apabila ada perubahan PPWI atau standar tertentu yang menjadi acuan.
Berdasarkan telaah dokumen terdapat materi pelatihan yang telah diperbarui berdasarkan kebijakan yang telah direvisi dan terdapat
materi pelatihan yang belum diperbarui berdasarkan kebijakan yang telah direvisi. Kebijakan revisi D pada gambar 5.6 dan kebijakan
revisi F pada gambar 5.7:
Gambar 5.6 Kebijakan Revisi D
Berdasarkan gambar yang disajikan sebelumnya target dan parameter K3LL untuik nilai FAR adalah 0, nilai LTIFR 0,3, TRIR
1,0 dan nilai audit kinerja SMK3LL minimal 90 dari 100. Sementara itu target kinerja lindung lingkungan adalah tidak ada insiden yang
bersifat catastrophic, insiden tumpahan minyak danatau bahan kimia
maksimum di project adalah 9 barrel dan 80 barrel untuk seluruh PT. X, dan penyelesaian keluhan dalam waktu 15 hari kerja.
Gambar 5.7 Kebijakan Revisi F
Berdasarkan gambar 5.6 dan gambar 5.7 terdapat beberapa kebijakan yang direvisi terkait nilai audit kinerja SMK3LL dan
insiden tumpahan danatau bahan kimia di project. Perbedaan revisi D dan revisi F pada tabel 5.5:
Tabel 5.5 Perbedaan Revisi D dan Revisi F No
Target Rev D
Ref F
1. FAR
2. LTIFR
0,3 0,3
3. TRIR
1,0 1,0
4. Nilai Audit
Kinerja SMK3LL
min 91 dari max 100
min 82 dari max 100
5. Catasrophic
Tidak ada insiden lingkungan yang
bersifat catastrophic
Tidak ada insiden lingkungan yang
bersifat catastrophic
6. Insiden
tumpahan danatau bahan
kimia maksimum di
project 9 barrel dan 80
barrel untuk seluruh PT. X
4 barrel dan 80 barrel untuk
seluruh PT. X
7. Penyelesaian
keluhan 15 hari
15 hari Keterangan:
___ = Perbedaan
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa kebijakan pada revisi F mengalami beberapa perubahan dari kebijakan revisi D. Selanjutnya
berdasarkan hasil telaah dokumen terkait materi yang akan disajikan HSE Passport Training telah sesuai dengan kebijakan yang telah
direvisi. Materi yang telah diperbarui pada gambar 5.8:
Gambar 5.8 Materi yang Telah diperbarui
Hasil telaah dokumen sejalan dengan hasil wawancara terhadap infroman. Berikut kutipan wawancara terhadap trainer informan
utama, “Biasanya kalau ada kondisi kalo ada sistem baru yang update
terkait HSE tetapi jarang.”-IUT1 Pernyataan sebelumnya sejalan dengan pernyataan penyelenggara
informan utama. Berikut kutipan wawancaranya, “Jadi misal nanti kalo ada persyaratan baru misalnya dari
pemerintah atau dari standar nanti baru kita revisi lagi tapi kalo sekarang sih udah cukup Merujuknya ke peraturan-peraturan
pemerintah, sama standar international. Kemudian PPWI, policy, prosedure sama WI jadi di dalam materi kita masukin juga jadi
biar tahu kita punya loh standar itu, nah standar itu pun merujuk
ke PP dan standar internasional.”-IUP2 Pernyataan kedua informan sejalan dengan pernyataan SMHSE
informan pendukung. Berikut kutipan wawancaranya, “..dan dokumen itu tidak mati ya, akan tumbuh terus karena
banyak perkembangan prosedur atau standar tertentu yang mengatakan yang mengakibatkan perubahan
.”-IPN Berdasarkan hasil telaah dokumen dan wawancara maka dapat
diketahui bahwa materi HSE Passport Training diperbarui minimal setiap tahun dan apabila terdapat perubahan pada PPWI PT. X
ataupun standar-standar tertentu yang menjadi acuan pembuatan PPWI PT. X.
3 Keterlibatan Penyelenggara dan Trainer dalam Penyusunan
Materi HSE Passport Training
Penyusunan materi HSE Passport Training terdapat keterlibatan antara pihak penyelenggara dengan trainer karena keduanya berasal
dari divisi HSE. Informasi tersebut didapatkan berdasarkan kutipan wawancara kepada trainer informan utama,
“Materi dibuat oleh HSE, nah saya kan trainer juga bagian dari HSE jadi materi yang buat ya sama-sama aja. Penyelenggara dan
trainer kan memang orang HSE.”-IUT3 Pernyataan dari kedua trainer informan utama sejalan dengan
pernyataan penyelengara
informan utama.
Berikut kutipan
wawancaranya, “Yang membuat ataupun yang merevisi materi itu ya dari trainer
juga HSE juga, dan penyelenggara juga HSE dan jadi trainer juga. Jadi kita ya itu-itu aja jadi gak dibatasi yang trainer-trainer, yang
penyelenggara-penyelenggara, gitu engga k.”-IUT1
Hasil penelitian dalam input pelatihan materi HSE Passport Training dapat disimpulkan bahwa penyusunan 17 materi HSE
Passport Training sudah sesuai dengan tujuan pelatihan pada kebijakan PT. X no. 8000-PL-01. Materi telah sesuai dengan jenis
pekerjaan yang ada di site project. Materi HSE Passport Training yang disusun telah sesuai dengan alur proses penyusunan materi,
yakni materi yang akan diberikan kepada peserta berasal dari PPWI yang dibuat berdasarkan standar serta peraturan ataupun undang-
undang yang digunakan sebagai referensi oleh PT. X. Update materi HSE Passport Training dilakukan setiap setahun sekali dan apabila
terdapat revisi pada PPWI. Seluruh proses penyusunan materi HSE Passport Training melibatkan penyelenggara dan trainer HSE
Passport Training yang keduanya berasal dari divisi HSE.
d. Gambaran Media HSE Passport Training
Media Pelatihan adalah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pelatihan terdiri dari berbagai jenis, yakni
slide, power point, video, handout, dan pointer Maarif dan Kartika, 2014. Media pelatihan yang disediakan oleh pihak penyelenggara berupa
power point dengan menyajikan materi dalam bentuk point-point yang sederhana.
Berdasarkan observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa jenis media yang akan digunakan dalam pelaksanaan HSE Passport Training
berupa power point. Salah satu power point yang akan digunakan sebagai media HSE Passport Training pada gambar 5.9:
Gambar 5.9 Power Point Materi HSE Passport Training
Selanjutnya berdasarkan observasi, tampilan beberapa power point kurang menarik apabila digunakan sebagai alat untuk menyampaikan
materi pada pelaksanaan HSE Passport Training. Salah satu contoh dari tampilan power point yang kurang menarik yang akan digunakan sebagai
media pelatihan HSE Passport Training pada gambar 5.10:
Gambar 5.10 Tampilan Power Point Materi HSE Passport Training
dan observasi tersebut sejalan dengan kutipan wawancara kepada penyelenggara informan utama
“kalo materi itu bentuknya semua pake power point, dimasukan dibuat point-point gitu biar singkat. Walaupun memang padat
karena waktunya kan juga dipersingkat ya.. ”-IUP2
Pernyataan penyelenggara informan utama juga sejalan dengan pernyataan trainer informan utama, berikut kutipan wawancaranya,
“udah ada dilaptop berupa power point materinya.”-IUT1 Pernyataan trainer informan utama juga sejalan dengan
pernyataan peserta informan utama, berikut kutipan wawancaranya, “pake power point sih biasa kalo presentasi materi, mungkin
dibuat pointer-pointernya saja gitu agar mudah diingat oleh peserta. Kontennya lebih dipersingkat dan spesifik aja biar gak
membosankan dan terlalu padat
”-IUPS1 Pernyataan kedua informan utama sejalan dengan pernyataan
informan kunci
“power point sih oke tapi kadang bisa membosankan, menurut saya bisa juga pakai video, supaya lebih kena aja ke mereka, bisa
diserap lebih mudah karena audio visual itu kan lebih menarik gitu. Slide materi lumayan padat padahal hurufnya kalo bikin
power point itu ada aturannya, kemudian tabel pada power point
bisa dikasih warna.”-IK Berdasarkan observasi dan hasil kutipan wawancara dapat
diketahui bahwa media yang digunakan berupa power point, namun tampilan power point padat dan kurang menarik.
Hasil penelitian dalam input pelatihan media HSE Passport Training dapat disimpulkan bahwa media HSE Passport Training berupa
power point yang digunakan telah sesuai untuk menyampaikan materi pelatihan, karena dengan penggunaan power point materi pelatihan yang
banyak dan pada yang berasal dari PPWI dapat dibuat lebih sederhana. Namun, beberapa tampilan pada power point masih kurang menarik dan
terlalu padat dalam satu slide materi HSE Passport Training dan informan kunci menyarankan menggunakan media lain seperti media
video.
f. Gambaran Fasilitas HSE Passport Training
Fasilitas pelatihan
berfungsi untuk
memudahkan proses
pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan proses pembelajaran Anas, 2014. Fasilitas yang disediakan oleh PT. X pada pelaksanaan HSE
Passport Training antara lain adalah ruang kelas dengan bentuk meja dan kursi Layout U shape, sistem sisrkulasi central dan layar proyektor.
Kemudian beberapa fasilitas lainnya yang disediakan oleh pihak penyelenggara HSE Passport Training adalah proyektor, laptop yang
telah terdapat materi pelatihan dan soal post test, lembar jawaban post test, notebook dan konsumsi untuk peserta berupa air mineral.
Berdasarkan hasil observasi, PT. X telah menyediakan ruangan kelas lengkap dengan meja dan kursi yang berbentuk Layout U shape,
sirkulasi udara central dan layar proyektor. Fasilitas pelaksanaan HSE Passport Training yang telah disediakan oleh PT. X pada gambar 5.11:
Gambar 5.11 Fasilitas HSE Passport Training
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, pihak penyelenggara telah menyiapkan fasilitas sebelum HSE Passport
Training dimulai berupa proyektor, laptop, lembar jawaban post test, notebook dan air mineral. Fasilitas yang telah disediakan oleh pihak
penyelenggara HSE Passport Training pada gambar 5.12:
Gambar 5.12 Fasilitas HSE Passport Training
Hasil observasi tersebut sejalan dengan kutipan wawancara kepada penyelenggara informan utama dan Trainer informan utama. Berikut
kutipan wawancaranya, “Kebetulan kalo pas bukan saya yang jadi trainer ya saya yang
menyiapkan atau temen-temen saya yang lain. Pokoknya nyiapin proyektor,lembar jawaban post test, notebook.
”-IUP1 “Sebenernya trainer itu lebih nyaman karena sudah ada semua,
sudah disiapin laptopnya sudah disiapin layar proyektor dan proyektornya, soal post test, lembar jawaban dan lain-lain sama
HSEnya.”-IUT1. Ketersediaan fasilitas sudah tersedia sesuai dengan informasi yang
telah didapat berdasarkan observasi dan wawancara. Ketersediaan fasilitas yang telah lengkap, keadaan dari fasilitas
tersebut juga harus dievaluasi. Fasilitas pelatihan yang umum digunakan yaitu laptop, layar, proyektor, microphone, konsumsi dan
akomodasi Aprinto dan Jacob, 2013. Fasilitas pelatihan dapat berupa ruang kelas, pengaturan suhu di dalam ruangan, serta bahan dan alat
yang digunakan Santoso, 2010. Berdasarkan observasi yang dilakukan, Ketersediaan fasilitas pada pelaksanaan HSE Passport
Training pada tabel 5.6:
Tabel 5.6 Fasilitas HSE Passport Training
No. Fasilitas Ya
Tidak NA Keterangan
1. Ruang Kelas
√ Mampu
menampung 25
orang 2.
Air Conditioner
AC √
AC Central dengan suhu 24˚C - 26˚C
3. Layout Kelas
√ Layout U shape
4. Layar proyektor
√ 5.
Proyektor √
6. Laptop
√ 7.
Microphone √
Suara trainer
terdengar jelas 8.
Lembar jawaban √
9. Notebook
√ Berisi
Work Instruction WI PT.
X 10.
Konsumsi √
Air mineral
Hasil observasi sejalan dengan hasil wawancara terhadap informan. Berikut kutipan wawancara peserta informan utama
“Kalo menurut saya fasilitas sudah cukup. Micriphone saya rasa gak perlu, karena tadi suara trainer sudah kedengeran. Kalo meja
dan kursi harus disesuaikan dengan banyaknya peserta, kalo jumlah pesertanya banyak mungkin akan beda lagi karena tadi
sedikit 10 orang jadi sudah cukup dengan susunan seperti tadi Layout U shape
.”-IUPS1 Pernyataan dari peserta informan utama sudah sejalan dengan
pernyataan trainer informan utama berikut kutipan wawancaranya, “Sudah tersedia semua. Kalo microphone gak usah, karena skala
ruangannya kecil. Kalo layoutnya kalo menurut saya layout itu layout U udah oke sih karena mereka udah fokus. Jadi menurut
saya udah oke sih kayak tadi layoutnya . Kalo dulu ada snack tapi budget dihilangkan karena ketika sudah menyiapkan snack
ternyata banyak peserta yang tidak datang jadi pemborosan. Akhirnya sekaran hanya air pu
tih.”-IUT1 Pernyataan dari trainer informan utama sudah sejalan dengan
pernyataan penyelenggara
informan utama
berikut kutipan
wawancaranya,
“Tadi sudah saya sediakan semua. Tapi kalo microphone gak kita sediakan karena masih kedengeran jelas suaranya. Meja, kursi
kayak setengah lingkaran gitu Layout U shape Dulu ada snack tapi sekarang budgetnya diilangin. Karena PT. X juga agak
goyang perekonomiannya. Pokoknya udah sejak dari akhir 2014 udah gak ada snacknya lagi tinggal air putih aja
.”-IUP1 Pernyataan informan utama juga sejalan dengan pernyataan
informan kunci, “Layout kelas yang Layout U shape aja kalo menurut saya karena
lebih enak, lebih interaktif, kao misalnya seperti kelas gitu kaku sih sepertinya jadi kurang iteraktif dengan pesertanya.
” – IK Hasil penelitian dalam input pelatihan fasilitas HSE Passport
Training dapat disimpulkan bahwa keadaan fasilitas yang digunakan telah tersedia dan dalam keadaan baik untuk digunakan, suhu ruangan
24
o
C-26
o
C, ruang pelatihan mampu penampung peserta pelatihan dengan layout kelas Layout U shape. Penyelenggara pelatihan tidak
menyediakan microphone karena suara trianer masih dapat di dengar oleh peserta, selain itu penyelenggara tidak menyediakan snack karena
anggaran untuk konsumsi ditiadakan.
g. Gambaran Metode Penyampaian HSE Passport Training
Pada saat menyampaikan materi seorang trainer harus mengetahui cara menyampaikan materi secara efektif agar nantinya materi dapat
diserap peserta pelatihan Prayitno, 2009. Berdasarkan hasil observasi trainer menggunakan metode penyampaian dengan melakukan presentasi
langsung terhadap peserta dan menjabarkan materi yang ada di power point. Salah satu trainer yang menjabarkan materi dengan metode
penyampaian presentasi pada gambar 5.13:
Gambar 5.13 Metode Penyampaian Presentasi
Hasil observasi sejalan dengan wawancara tehadap informan. Berikut kutipan wawancara terhadap trainer informan utama,
“Kalo saya itu lebih memilih presentasinya sih, kalo diskusi waktunya tidak mencukupi untuk kondisi HSE Passport Training.
Jadi materi belum selesai atau penyampaian belum selesai, karena diskusi kan terlalu banyak. Jadi saya lebih suka dengan
penyampaian dengan cara presentasi.
.”-IUT1 Pernyataan sebelumnya sejalan dengan pernyataan peserta
informan utama. Berikut kutipan wawancaranya, “Presentasi bagus, mengingat keterbatasan waktu cuma agak
dipersingkat aja, kadang kan ada orang yang suka bosen, kelamaan,jadinya pada maen handpone atau apa gitu hehhe, lebih
disingkat dan di percepat aja.”-IUPS2 Berdasarkan pernyataan dari kedua informan bahwa metode
penyampaian yang digunakan adalah presentasi karena ketersediaan waktu yang terbatas. Pernyataan peserta informan utama sejalan dengan
pernyataan informan kunci, “Presentasi sudah cocok untuk penyampaiannya tapi dibutuhkan
seperti studi kasus juga bisa. Studi kasus seperti analisis yang di site itu seperti apa dan yang akan mereka alami itu gimana seperti
itu.”- IK Hasil penelitian dalam input pelatihan metode penyampain HSE
Passport Training dapat disimpulkan bahwa metode penyampaian yang
digunakan trainer HSE Passport Training adalah presentasi. Hal tersebut sudah sesuai karena metode penyampaian disesuaikan dengan media
pelatihan yang digunakan dan waktu pelaksanaan HSE Passport Training. Namun, metode studi kasus dapat juga digunakan selain
presentasi.
2. Gambaran Hasil Evaluasi Process HSE Passport Training
Evaluasi process dinilai berdasarkan hasil evaluasi terhadap peserta, evaluasi terhadap trainer dan evaluasi terhadap pihak
penyelenggara HSE Passport Training. Pada masing-masing evaluasi terdapat unsur-unsur yang harus dinilai pada saat pelaksanaan HSE
Passport Training, yakni evaluasi peserta, evaluasi trainer dan evaluasi terdahap pihak penyelenggara.
a. Gambaran Evaluasi Peserta HSE Passport Training
Unsur-unsur yang terdapat dalam evaluasi peserta adalah kehadiran peserta, ketepatan waktu peserta menghadiri HSE Passport Training,
ketepatan peserta dalam menyelasikan tugas, sikap dan perilaku peserta, dan cara berpakaian peserta.
1 Kehadiran Peserta HSE Passport Training
Bulletin HSE Passport Training yang berisi keterangan berupa, daftar peserta HSE Passport Training, keterangan nomor batch, waktu
dan tempat pelaksanaan HSE Passport Training, materi yang akan disampaikan dan trainer yang akan mengajar. Bulletin HSE Passport
Training pada ambar 5.14:
Gambar 5.14 Bulletin HSE Passport Training Batch 62
Peserta yang menghadiri pelaksanaan HSE Passport Traning Batch 62 pada tanggal 14 Maret 2016 berjumlah 10 peserta, kemudian pada
tanggal 15 Maret 2016 peserta yang menghadiri pelaksanaan HSE Passport Training juga berjumlah 10 peserta.
Daftar kehadiran peserta HSE Passport Training pada tanggal 14 dan 15 Maret 2016 dapat dilihat pada tabel 5.7:
Tabel 5.7 Daftar Hadir Peserta HSE Passport Training Batch 62
Pada Tanggal 14 dan 15 Maret 2016 No.
Nama Peserta Work Unit
1. NA
Operability Assurance 2.
SR SDQA
3. MNA
Procurement Adm 4.
FA Admin Project
5. M
Instrument 6.
UR ICT
7. MNS
ICT 8.
AEP QC
9. YRS
SDQA 10.
HAR Procurement
Peserta yang hadir dalam pelaksanaan HSE Passport Training merupakan peserta yang terdaftar pada batch 62.
Berdasarkan daftar peserta HSE Passport Training Batch 62 dapat diketahui bahwa tidak seluruh peserta menghadiri HSE Passport
Training yang berjumlah 14 peserta, dari 14 peserta yang seharusnya hadir hanya 10 peserta yang hadir pada pelaksanaan HSE Passport
Training. Presentase kehadiran HSE Passport Training pada gambar 5.15:
Gambar 5.15 Presentase Kehadiran HSE Passport Training Batch 62
Hasil observasi sejalan dengan hasil wawancara terhadap penyelenggara informan utama. Berikut kutipan wawancaranya,
“kalo sampe target ya kira-kira 80 kehadiran.”-IUP2 Pernyataan tersebut sejalan dengan pernyataan SMHSE informan
pendukung yakni, “kehadiran peserta kalo bisa 80 persen.”-IPN1
Berdasarkan grafik yang telah disajikan dapat diketahui bahwa kehadiran peserta HSE Passport Training pada tanggal 14 Maret 2016
maupun tanggal 15 Maret 2016 hanya mencapai 71. Hal tersebut tidak sesuai dengan target kehadiran peserta yang seharusnya mencapai
80. Peserta yang mengikuti HSE Passport Training harus mengetahui
beberapa hal terkait dengan pelaksanaan HSE Passport Training. Berdasarkan telaah dokumen penyelenggara menetapkan hal-hal terkait
diselenggarakannya HSE Passport Training, yakni a
Sebagai persyaratan mobilisasi ke site project b
Sebagai persyaratan untuk mendapatkan insentif c
Peserta harus mengikuti seluruh modul HSE Passport Training d
Jika peserta tidak bisa hadir maka harus membuat surat izin
e Apabila melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi berupa
dianggap tidak lulus dan harus mengulang keseluruhan materi HSE Passport training
Peserta yang tidak hadir pada pelaksanaan HSE Passport Training harus membuat surat izin. Berikut kutipan wawancara peserta informan
pendukung yang tidak hadir pada pelaksanaan HSE Passport Training, “Enggak ikut karena saya ada rapat dengan atasan mengenai kerjaan
juga, jadinya gak bisa hadir. Kalo konfirmasi udah ke HSE pas hari H karena rapatnya juga memang mendadak. Korfirmasinya lewat
telepon”-IPN2 Pernyataan peserta yang tidak hadir informan pendukung sejalan
dengan pernyataan penyelenggara informan utama. Berikut kutipan wawancaranya,
“peserta yang gak hadir kemarin karena rapat mendadak dan ada pekerjaan yang lebih penting ya.. urgent gitu. Kemaren rata-rata yang
konfirmasi alasannya gitu. Setelah konfirmasi ditelpon jadi nanti di
pindah jadwal.”-IUP1 Berdasarkan hasil telah dokumen, observasi dan wawancara yang
dilakukan dapat diketahui bahwa kehadiran peserta hanya 71, artinya kehadiran peserta tidak sesuai dengan target kehadiran peserta 80.
Alasan peserta tidak menghadiri HSE Passport Training karena peserta menghadiri rapat dan ada pekerjaan lain yang lebih urgent. Peserta
tidak memberitahu penyelenggara dengan surat izin tetapi peserta hanya melakukan konfirmasi ketidakhadiran pada hari pelaksanaan dengan
menggunakan pesawat telepon.
2 Ketepatan Waktu Hadir Peserta HSE Passport Training
Seluruh peserta yang hadir juga diperhitungkan ketepatan waktu hadir pada pelaksanaan HSE Passport Training. Berdasarkan observasi
yang dilakukan seluruh peserta tidak tepat waktu dalam menghadiri HSE Passport Training. Daftar waktu hadir peserta HSE Passport
Training pada tanggal 14 dan 15 Maret 2016 pada tabel 5.8:
Tabel 5.8 Daftar Waktu Hadir Peserta HSE Passport Training
No. Nama
Peserta 14 Maret 2016
15 Maret 2016
Waktu Hadir
Modul 1 dan 2
Waktu Hadir
Modul 3 Waktu
Hadir Modul 4
Waktu Hadir
Modul 5
1. NA
13.15 15.46
12.50 Peserta dan
trainer sepakat
untuk melanjutkan
modul 5 tanpa
istirahat 2.
SR 13.16
15.46 13.30
3. MNA
13.19 15.52
13.25 4.
FA 13.30
15.52 13.26
5. M
13.30 15.46
13.25 6.
UR 13.30
15.50 13.25
7. MNS
13.30 15.56
13.26 8.
AEP 13.32
16.05 13.25
9. YRS
13.34 16.05
13.04 10.
HAR 13.42
15.44 13.26
Berdasarkan hasil observasi mengenai ketepatan waktu kehadiran, dalam pelaksanaan HSE Passport Training yang dilakasanakan pada
tanggal 14 dan 15 Maret 2016 sebagian besar kehadiran seluruh peserta tidak sesuai dengan waktu pelaksanaan yang telah ditentukan oleh
pihak penyelenggara HSE Passport Training. Hasil observasi sejalan dengan hasil wawancara terhadap informan. berikut kutipan hasil
wawancara trainer informan utama, “Nah itu, ketepaan hadir para peserta rata-rata memang kurang
disiplin menurut saya, kalo di jamnya sendiri kan di jam satu, untuk mulai HSE Passport Training nya tapi ya mungkin
menyadari juga bahwa mereka bukan orang yang santai, mereka punya kesibukan entah itu meeting atau ada beberapa hal yang
harus diberesin, sehingga mereka kadang jam satu lewat baru
dateng kayak tadi itu. Ya itu masih kurang sih disiplin dari mereka”- IUT1
“Kalo yang telat hadir tadi banyak bahkan tadi sudah mulai 30 menit masih ada yang dateng, jadi kan informasi dari slide-slide
yang awal itu tidak tersampaikan pada akhirnya ke peserta yang
telat”- IUT2 Pernyataan kedua informan di atas sejalan dengan pernyataan
peserta informan utama. Berikut kutipan wawancaranya, “gak sesuai dengan waktu mulainya sih termasuk saya, tapi tadi
banyak juga yang lebih telat dari saya. Tadi memang masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Kalo setelah istirahat tadi juga
telat sih.”-IUPS1 “telat karena memang ada pekerjaan tadi. Istirahatnya juga baru
sih jadinya telat datengnya.”-IUPS2 Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara dapat diketahui
bahwa sebagian besar peserta tidak hadir tepat waktu pada pelaksanaan HSE Passport Training dikarena terdapat pekerjaan yang harus
diselesaikan terlebih dahulu, sehingga pekerja membutuhkan waktu lebih untuk istirahat makan siang.
4 Sikap dan Perilaku Peserta HSE Passport Training
Sikap dan perilaku peserta dalam pelaksanaan HSE Passport Training merupakan hal yang perlu dinilai karena kontribusi peserta
sangat penting dalam berjalannya sebuah pelatihan. Berdasarkan observasi peserta yang hadir pada modul pertama SMK3LL dan
modul ke empat
Rigging Lifting Working at Height
peserta cenderung diam dan kurang berinteraksi terhadap trainer. Peserta modul pertama
pada gambar 5.16 dan peserta modul ke empat pada gambar 5.17:
Gambar 5.16 Peserta Modul Pertama HSE Passport Training
Gambar 5.17 Peserta Modul Pertama HSE Passport Training
Hasil observasi tersebut sejalan dengan hasil wawancara terhadap informan. Berikut kutipan wawancara trainer informan utama,
“sikap dan perilaku tadi sih banyak diam mungkin karena mungkin memenuhi kewajibanya untuk mengikuti training. Kalo banyak
yang t idak bertanya jadi kurang menyenangkan.” -IUT1
“Saya rasa tadi dibanding training-training HPT sebelumnya, partisipasi pesertanya kurang memuaskan buat saya sendiri, karena
memang, kesiapan saya mungkin .”-IUT4
Kutipan wawancara dari trainer informan utama sejalan dengan wawancara terhadap peserta informan utama, berikut kutipan
wawancaranya: “Kalo tadi saya melihat peserta yang lain juga diam, kalo
menurut saya memang penyampaian trainer yang kurang interaktif jadi saya dan yang lainnya cenderung diam.
”-IUPS1
“Peserta lain tadi banyak yang diam sih, mungkin karena cara trainer menyampaikan atau mungkin peserta ngantuk karena
kurang adanya interaksi dari trainer”-IUPS4 Berdasarkan keterangan dari ketiga informan tersebut bahwa
peserta HSE Passport Training pada sesi pertama modul satu, dan modul ke empat cenderung diam karena penyampaian trainer yang
kurang interaktif. Berdasarkan observasi saat penyampaian modul dua materi UAC
Incident Investigation dan modul ketiga materi Environmental Awareness, trainer yang mengajar adalah trainer yang sama. Kemudian
saat penyampaian modul ke dua, ke tiga dan lima Work Permit System JSA partisipasi peserta pada cenderung berperan aktif dan
menanggapi pertanyaan dari trainer. Peserta modul ke dua dan ketiga HSE Passport Training pada gambar 5.18 dan peserta modul ke lima
pada gambar 5.19:
Gambar 5.18 Peserta Modul dua tan ke tiga HSE Passport Training
Gambar 5.19 Peserta Modul ke Lima HSE Passport Training
Hasil observasi sejalan dengan hasil wawancara terhadap trainer informan utama. Berikut kutipan wawancaranya,
“Tadi enak kok pesertanya, karena saya pancing juga jadi akhirnya beberapa dari mereka mau menceritakan beberapa
pengalaman saat mereka di lapangan.”-IUT2 “peserta yang cenderung diam ya saya pancing, dan tadi juga ada
yang hiper aktif yaaa, kita rem, karena jadi terpotong kan? Karena dia tadi tuh cerita terus. Nah kalo gak kita hentikan ini
terus ini setengah jam nanti bisa habis
waktunya.”-IUT4 Wawancara dari trainer informan utama sejalan dengan
wawancara terhadap peserta informan utama, berikut kutipan wawancaranya:
“Ya.. temen-temen saya banyak yang cerita tentang pengalamannya di lapangan karena tadi trainernya mungkin sudah
lebih berpengalaman jadi cara penyampaiannya beda dengan yang
pertama.”-IUPS2 “Partisipasi peserta lain tadi mendukung karena dengan trainer
yang ini sesi 2 kita tadi lebih interaktif dibanding yang pertama.”-IUPS4
Pada saat pelaksanaan HSE Passport Training modul dua dan modul tiga partisipasi peserta cenderung lebih berperan aktif karena
trainer lebih interaktif kepada peserta pelatihan. Sikap dan perilaku peserta dalam mengikuti HSE Passport
Training berbeda pada saat modul pertama dan modul ke empat dengan
pada saat modul kedua, ketiga dan kelima. Peserta yang cenderung diam karena peserta merasa trainer pada modul pertama dan keempat
kurang berinteraksi terhadap peserta. Sementara pada modul kedua, ketiga dan kelima peserta saling berinteraksi karena penyampaian
trainer yang menarik, sehingga peserta lebih aktif ketika mengikuti pelatihan pada modul tersebut
5 Cara Berpakaian Peserta HSE Passport Training
PT. X tidak memiliki aturan khusus mengenai pakaian yang digunakan untuk bekerja di perusahaan tetapi pakaian harus sopan dan
rapih. Pada pelaksanaan HSE Passport Training juga tidak ada persyaratan khusus dalam berpakaian menjadi peserta.
Berdasarkan hasi observasi yang dilakukan cara berpakaian peserta sudah sesuai dengan aturan di PT. X bebas, sopan dan rapih. Pakaian
yan digunakan peserta HSE Passport Training pada gambar 5.20:
Gambar 5.20 Pakaian Peserta HSE Passport Training
Hasil observasi sejalan dengan hasil wawancara dengan informan. Berikut kutipan wawancara trainer informan utama,
“Normal seperti biasa, rapih, dan sopan sesuai aturan di PT. X.”- IUT3
“Ya sama kok, seperti itu, sesuai dengan aturan di PT. X.”-IUT4 Pernyataan trainer informan utama sejalan dengan pernyataan
peserta informan utama. Berikut kutipan hasil wawancara nya “ Ya karena orang PT. X ya jadi ya sama aja penampilannya.”-
IUPS3
“biasa, sopan dan rapih yang penting.”-IUPS4 Berdasarkan hasil observasi dan wawancara maka dapat diketahui
bahwa cara berpakaian para peserta yang menghadiri HSE Passport Training telah sesuai dengan aturan, yakni berpakaian sopan dan rapih.
Hasil penelitian dalam proses pelatihan evaluasi peserta HSE Passport Training dapat disimpulkan bahwa kehadiran peserta tidak
mencapai target yang ditetapkan oleh penyelenggara karena kehadiran peserta pelatihan kurang dari 80. Peserta yang tidak dapat menghadiri
pelatihan tidak membuat surat izin kepada penyelenggara, tetapi hanya melakukan konfirmasi ketidakhadiran dengan pesawat telepon pada hari
pelaksanaan HSE Passport Training. Peserta cenderung diam pada modul pertama dan keempat, sementara peserta berperan aktif dan
berinteraksi terhadap trainer pada modul kedua, ketiga dan kelima HSE Passport Training. Cara berpakaian peserta telah sesuai dengan
peraturan PT. X dan tidak ada ketentuan khusus mengenai pakaian untuk menghadiri HSE Passport Training.
b. Gambaran Evaluasi Trainer HSE Passport Training
Proses berjalannya suatu pelatihan membutuhkan peran seorang trainer untuk menyampaikan materi. Seorang trainer membutuhkan
evaluasi agar unsur-unsur dari evaluasi terhadap trainer dapat dinilai. Unsur-unsur yang terdapat dalam evaluasi trainer adalah ketepatan hadir
dalam pelaksanaan
pelatihan, sistematika
penyajian, kesesuaian
penggunaan metode penyampaian materi pelatihan, sikap dan perilaku trainer, penggunaan bahasa, cara berpakaian dan pencapaian tujuan
pembelajaran.
1 Ketepatan Waktu Hadir Trainer HSE Passport Training
Sebelum pelaksanaan
HSE Passport
Training, pihak
penyelenggara pelatihan membuat Bulletin HSE Passport Training sebagai informasi bagi trainer terkait materi yang akan disampaikan
serta waktu pelaksanaan HSE Passport Training. Bulletin HSE Passport Training Batch 62 pada gambar 5.21:
Gambar 5.21 Bulletin HSE Passport Training Batch 62
Berdasarkan hasil telaah dokumen dari Bulletin HSE Passport Training Batch 62 pelaksanaan pelatihan dimulai pada pukul 13.00
– 17.00 WIB. Hasil telaah dokumen sejalan dengan hasil wawancara
dengan informan. Berikut kutipan wawancara terhadap penyelenggara informan utama
“HSE Passport Training itu mulainya jam satu sampai jam tiga, terus istirahat setengah jam lah.. terus lanjut lagi sampe jam
lima. ”-IUP1
Hasil wawancara tersebut juga sejalan dengan SMHSE informan pendukung. Berikut kutipan wawancaranya,
“Mulainya itu jam satu kemudian jam tiganya istirahat. Hmm.. kira-kira 30
menit nanti dilanjutkan lagi sampai jam lima.”-IPN Informasi tersebut menunjukan bahwa waktu HSE Passport
Training dimulai pada pukul 13.00 – 17.00 WIB sesuai dengan jadwal
yang tercantum pada Bulletin HSE Passport Training. Hasil telaah dokumen dan hasil wawancara sejalan dengan hasil
observasi terhadap ketepatan waktu kehadiran trainer dalam pelaksanaan pelatihan. Waktu kehadiran trainer dalam pelaksanaan
HSE Passport Training Batch 62 pada tabel 5.9:
Tabel 5.9 Waktu Kehadiran Trainer Dalam Pelaksanaan HSE Passport
Training Batch 62 No.
Tanggal Modul
Trainer Waktu
Kehadiran
1. 140316
SMK3LL ZP
HSE Engineer
13.00 2.
140316 UAC Incident
Invetigation FR
HSE Engineer
14.23 3.
140316 Environmental
Awareness FR
HSE Engineer
15.30 4.
150316 Rigging-Lifting
Working at Height
SA Senior
HSE 13.28
No. Tanggal
Modul Trainer
Waktu Kehadiran
5. 150316
Work Permit System JSA
MF Senior
HSE 15.00
Berdasarkan tabel yang disajikan sebelumnya kehadiran trainer pada tanggal 14 Maret 2016 telah hadir sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan di Bulletin HSE Passport Training. Hasil observasi ketepatan waktu hadi trainer sejalan dengan kutipan wawancara dengan
peserta informan utama. Berikut kutipan wawancaranya, “kalo trainer yang pertama tadi sudah datang lebih awal kayaknya
karena saat saya masuk ke ruangan pelatihan trainer udah ada di sana. Klo yang kedua juga gitu udah dateng lebih awal dari
peserta.
”-IUPS1 “kehadiran trainer pertama udah sih pastinya, malah saya yang
telat, yang kedua juga trainer tadi nungguin kita- kita peserta.”-
IUPS2 Berdasarkan keterangan kedua informan bahwa trainer yang
mengajar pada tanggal 14 Maret 2016 telah datang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Selanjutnya berdasarkan observasi trainer
yang hadir pada tanggal 15 Maret 2016 pada sesi pertama tidak hadir sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan peserta informan utama. Berikut kutipan wawancaranya, “trainer yang pertama tadi telat datengnya jadi tadi saya nunggu
aja di luar ruangan training.”-IUPS3 “tadi telat sih mba kalo trainer yang awal.”-IUPS4
Kedua pernyataan peseta informan utama sejalan dengan pernyataan trainer informan utama. berikut kutipan wawancaranya,
“saya telat tadi karena pemberitahuannya mendadak, karena tadi yang harusnya ngisi ada rapat, sama saya juga rapat. Tapi karena
beliau rapat di luar jadinya saya yang mengantikan beliau.”- IUT3
Berdasarkan observasi, trainer pada sesi kedua segera mengisi pelaksanaan HSE Passport Training setelah melakukan kesepakatan
dengan peserta untuk melanjutkan materi tanpa adanya istirahat selama 30 menit. Informasi tersebut sejalan dengan pernyataan peserta
informan utama. Berikut kutipan wawancaranya, “...kalo trainer kedua tadi langsung dateng karena tadi peserta
minta lanjut ke materi selanjutnya.”-IUPS3 “...nah tadi harusnya sebelum sesi kedua itu kan ada istirahat, tapi
tadi saya sama y an lainnya minta lanjut aja.”-IUPS4
Pernyataan kedua peserta informan utama sejalan dengan pernyataan trainer informan utama. berikut kutipan wawancaranya,
“tadi sih diskusi dan sepakat kalo materi selanjutnya itu modul yang terakhir jadi lanjut aja, jadi gak usah ada istirahat. Yasudah
saya hadir tadi langsung setelah pak Sofyan trainer sesi
pertama.”-IUT1 Berdasarkan informasi tersebut maka ketepatan waktu hadir trainer
pada sesi kedua sudah tepat waktu walaupun pelaksanaan sesi kedua menjadi lebih awal sesuai dengan kesepakatan antara trainer dengan
peserta saat itu.
2 Sistematika Penyajian Trainer HSE Passport Training
Sistematika penyajian sebuah materi yang dilakukan oleh trainer merupakan unsur yang harus dinilai dalam evaluasi terhadap trainer.
Hasil telaah dokumen salah satu dari materi HSE Passport Training pada gambar 5.22:
Gambar 5.22 Materi HSE Passport Training
Hasil telaah dokumen sejalan dengan hasil observasi selama pelaksanaan pelatihan. Salah satu materi yang disajikan secara
sistematis pada gambar 5.23:
Gambar 5.23 Sistematika Penyajian Materi HSE Passport Training
Hasil telaah dokumen dan hasil observasi sejalan dengan hasil wawancara terhadap informan. Berikut kutipan hasil wawancara peserta
informan utama, “Trainer sudah sistematika dalam menyampaikan materi tadi
karena sesuai dengan outline pembahasan.”-IUPS1 “Saya rasa sudah sistematis sesuai sama rincian materi yang tadi
ingin disampaikan.”-IUPS2
Pernyataan peserta informan utama sejalan dengan pernyataan informan kunci berikut adalah kutipan wawancaranya
“Kalo sistematika sudah, karena sudah urut antara judul dan sub judul outline nya gitu, dan di dalamnya ada slide yang isinya
tujuan pelatihan. ”-IK
Berdasarkan keterangan sebelumnya dapat diketahui bahwa penyajian materi pelatihan HSE Passport Training yang dilakukan
trainer pada sesi pertama maupun sesi kedua telah menyajikan materi secara sitematis.
3 Penggunaan Metode Penyampaian HSE Passport Training
Metode penyampaian merupakan cara membekali kompetensi kepada peserta pelatihan. Metode penyampaian terdiri dari ceramah,
presentasi, diskusi kelompok, praktik, studi kasus, membaca, demonstrasi, penugasan dan simulasi Aprinto dan Jacob, 2013.
Berdasarkan hasil observasi, metode penyampaian yang digunakan oleh trainer adalah presentasi karena trainer menyampaikan materi
dengan berbicara langsung kepada peserta dengan menggunakan media power point. Trainer bertanya kepada peserta untuk membangun
interaksi dua arah agar peserta menanggapi, mengajukan pertanyaa dan fokus terhadap materi pelatihan yang diberikan. Foto peserta saat
bertanya mengenai referensi yang digunakan dalam prosedur pada materi confined space pada gambar 5.24:
Gambar 5.24 Salah Satu Peserta yang Bertanya Saat Pelaksanaan HSE
Passport Training
Hasil observasi sejalan dengan kutipan wawancara kepada informan. Berikut adalah kutipan wawancara trainer informan utama,
“Kalo saya itu lebih memilih presentasinya sih, kalo misal saya pilih diskusi waktunya tidak mencukupi untuk kondisi HSE
Passport Training. Jadi materi belum selesai atau penyampaian belum selesai, karena diskusi kan terlalu banyak. Jadi saya lebih
suka dengan penyampaian dengan cara presentasi karena juga kan pake slide PPT power point.
Tapi ada beberapa tanggapan, beberapa interaksi mereka untuk bertanya gitu sih
.
”- IUT1 “Saya lebih senang dengan presentasi, karena waktunya terbatas.
Walaupun memang saya juga berusaha mengajak peserta untuk interaksi, misal saya tanya dulu tuh “bapak tahu gak perbedaan
warna hel m.” Itu sebagai pancingan saja. Selanjutnya ya saya
presentasi seperti awal lagi.”-IUT2 Pernyataan mengenai penggunaan metode presentasi yang dipilih
oleh trainer sejalan dengan pernyataan peserta informan utama. Berikut kutipan wawancaranya,
“Tadi sih trainernya presentasi seperti biasa, keduanya sama- sa
ma presentasi pake slide.”-IUPS1 Metode penyampaian yang digunakan oleh trainer HSE Passport
Training adalah presentasi karena waktu yang terbatas dan menyesuaikan dengan media HSE Passport Training berupa power
point.
4 Sikap dan Perilaku Trainer HSE Passport Training
Unsur selanjutnya yang dinilai adalah sikap dan perilaku trainer dalam pelaksanaan HSE Passport Training. Berdasarkan hasil observasi
sikap dan perilaku trainer sesuai dengan etika dan sopan santun. Tetapi pada saat penyampaian terdapat perbedaan. Terdapat trainer kurang
interaktif terhadap peserta dan terdapat trainer yang sangat interaktif terhadap peseserta. Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara
terhadap informan. Berikut hasil wawancara terhadap peserta informan utama
“trainer yang pertama tadi sih..sikap dan trainer biasa cuma kurang interaktif aja. Kalo yang kedua juga sama biasa tapi lebih
interaktif.”-IUPS1 “ya.. wajar selayaknya trainer tapi kalo trainer yang pertama
kurang mengajak interaksi. Beda sama yang kedua, kalo itu dia ngajak peserta untuk aktif dan interaksi gitu..”-IUPS2
Sikap dan perilaku trainer pada modul pertama dan kedua menunjukan perbedaan dan kesamaan. Persamaannya adalah kedua
trainer sama-sama bersikap wajar seperti halnya trainer yang menyampaikan materi. Namun perbedaannya adalah pada modul
pertama trainer kurang interaktif dan kurang mengajak interaksi sedangkan trainer modul kedua lebih interaktif terhadap peserta.
5 Penggunaan Bahasa dan Cara Berpakaian Trainer HSE Passport
Training
Unsur seperti penggunaan bahasa dan cara berpakaian merupakan hal yang dapat dievaluasi. Berdasarkan hasil observasi para trainer
yang mengajar, menyampaiakan materi dengan menggunakan bahasa
yang mudah dipahami dan menjelaskan beberapa istilah yang sekiranya belum diketahui oleh peserta HSE Passport Training. Pakaian yang
digunakan trainer sesuai dengan aturan PT. X, yakni bebas, rapih dan sopan. Trainer menggunakan kemeja serta bawahan berbahan kain.
Pakaian yang digunakan trainer pada saat pelaksanaan HSE Passport Training pada gambar 5.25:
Gambar 5.25 Pakaian Trainer HSE Passport Training
Hasil observasi sejalan dengan hasil wawancara kepada informan. Berikut terdapat kutipan wawancara terhadap peserta informan utama
terkait dengan penggunaan bahasa dan cara berpakaian trainer dari HSE Passport Training,
“Saya rasa penggunaan bahasa kedua trainer bisa dipahami, misal seperti tadi ada istilah yang asing kemudian trainernya menjabarkan,
jadi saya bisa paham apa yang dia tainer bicarakan. Terus kalo cara berpakaian trainernya tidak terlalu berpengaruh ya..yang
penting rapih dan sopan sesuai dengan aturan pakaian di PT. X
.”- IUPS1
“Bahasnya mudah dimengerti trainer yang pertama sama yang trainer kedua. Kalo baju sih..biasa, sopan dan rapih yang penting.”-
IUPS1
Berdasarkan pernyataan dari peserta informan utama, bahasa yang digunakan dapat dimengerti dan dipahami oleh peserta. Sedangkan
cara berpakaian kedua trainer rapih, sopan dan sesuai dengan aturan berpakaian di PT. X.
Hasil penelitian dalam proses pelatihan evaluasi peserta HSE Passport Training dapat disimpulkan bahwa kehadiran tiga dari empat
orang trainer HSE Passport Trainer telah hadir sesuai dengan jadwal pelaksanaan pelatihan yang telah di tetapkan penyelenggara. Seluruh
trainer telah menjabarkan materi pelatihan secara sistematis karena materi yang disusun pada power point mengikuti sistematika point-
point penting dalam PPWI. Metode penyampaian yang digunakan adalah presentasi karena waktu pelatihan yang terbatas. Penyampaian
trainer pada modul kedua, ketiga dan kelima lebih interaktif dianding trainer pada modul pertama dan keempat. Cara berpakaian trainer telah
sesuai dengan peraturan PT. X dan tidak ada ketentuan khusus mengenai pakaian untuk menghadiri HSE Passport Training.
c. Gambaran Evaluasi Penyelenggara HSE Passport Training
Evaluasi terhadap pihak penyelenggara terdiri dari tiga unsur yang dinilai, yaitu relevansi tujuan pelatihan yang diselenggarakan dengan
yang dibutuhkan karyawan, manfaat materi pelatihan serta alur pelaksanaan pelatihan.
1 Tujuan dan Relevansi HSE Passport Training dengan Tugas
Karyawan
Relevansi antara tujuan pelatihan dengan tugas dan pekerjaan peserta haruslah sesuai. berikut merupakan kutipan wawancara dari
informan utama peserta yang akan menunjukan relevansi penyelenggaraan HSE Passport Training.
“Sebelum saya ke site kan saya harus tahu tentang safety seperti prosedur ataupun work instruction WI. Tugas dan pekerjaan di
site itu kan pasti harus mengutamakan safety. Nah.. jadi karena pelatihan ini tujuannya untuk pengenalan agar kita aware, ya..
menurut saya sudah relevan.”-IUPS1 Pernyataan sebelumnya juga sejalan dengan kutipan wawancara
dari trainer informan utama. Berikut kutipan wanwancaranya, “Sudah relevan karena dengan adanya HSE Passport Training
peserta nanti tahu work instruction WI yang dimiliki PT. X, dan itu berguna pastinya untuk pekerjaan mereka di lapangan nanti.”-
IUT2
Pernyataan dari penyelenggara informan utama sejalan dengan kedua pernyataan yang sebelumnya. Berikut kutipan pernyataan
wawancaranya, “Kalo menurut aku, kan tujuan HSE Passport Training itu untuk
awareness. Kalo untuk awareness udah cukup karena memang yang diberikan kasarnya tuh mereka tahu dulu kalo HSE di
lapangan itu ngapain aja dan peran mereka di lapangan terkait
HSE itu apa aja yang penting itu udah terpenuhi itu udah cukup.”- IUP1
Berdasarkan ketiga pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa antara tujuan diselenggarakannya HSE Passport Training pada
kebijakan perusahaan no. 8000-PL-01 dengan tugas dan pekerjaan karyawan sudah relevan.
2 Manfaat Materi HSE Passport Training
Penyelenggaraan HSE Passport Training memiliki manfaat bagi peserta yang mengikuti HSE Passport Training. Berdasarkan hasil
telaah dokumen manfaat HSE Passport Training adalah,
a Meningkatkan kompetensi, pengetahuan serta awareness terhadap
SMK3LL. b
Mendapatkan pengetahuan mengenai hal-hal yang akan dihadapi di site project.
c Bekerja secara aman dan sesuai Policy, Prosedur, and Work
Instruction PPWI. Hasil telaah dokumen sejalan dengan hasil wawancara terhadap
peserta. Berikut kutipan wawancara peserta informan utama terkait dengan manfaat HSE Passport Training,
“Bermanfaat untuk pekerjaan saya nanti, bisa tambah pengetahuan apa saja yang nanti saya temukan di site nanti.”-
IUPS2
“Manfaatnya jadi tahu prosedur bekerja di site, misal kalo bekerja di ketinggian itu harus pake APD dan ada standar tertentu dan
yang lainnya yang berhubungan dengan safety.”-IUPS4 Pernyataan tersebut juga sejalan dengan pernyataan penyelengara
informan utama. Berikut kutipan wawancara informan utama, “Manfaatnya banyak ya. Jadi tahu PPWI pastinya jadi sudah
punya gambaran tentang safety di site seperti apa. Pokonya sudah aware.”-IUP1
Berdasarkan hasil telaah dokumen dan wawancara maka dapat diketahui bahwa manfaat HSE Passport Training adalah memberikan
pengetahuan mengenai SMK3LL dan PPWI agar pekerja aware terhadap segala hal yang akan dihadapi di site project. Hal tersebut
sudah sesuai dengan manfaat yang akan didapat peserta apabila peserta telah selesai mengikuti pelaksanaan HSE Passport Training.
3 Alur Pelaksanaan HSE Passport Training
Peserta HSE Passport Training harus mendaftar terlebih dahulu sesuai dengan alur pendaftaran HSE Passport Training. Alur
pelaksanaan HSE Passport Training pada gambar 5.26:
Gambar 5.26 Alur Pendaftaran HSE Passport Training
1. Karyawan yang telah terdaftar sebagai karyawan detasering
mendaftar secara online dengan mengirimkan data diri ke email admin pelaksana HSE Passport Training.
2. Penyelenggara akan menerima dan memproses data peserta yang
mendaftar. 3.
Penyelenggara HSE Passport Training mengirimkan Bulletin HSE Passport Training yang berisi informasi terkait nama peserta,
trainer, jadwal, materi HSE Passport Training. Seluruh informasi
tersebut dikirim ke alamat email masing-masing peserta melalui alamat email HSE Passport Training tiga hari sebelum pelaksanaan
kegiatan HSE Passport Training dimulai. 4.
Peserta yang telah terdaftar dan tertera di Bulletin HSE Passport Training maka peserta telah terdaftar menjadi peserta HSE
Passport Training dan harus menghadiri pelaksanaan HSE Passport Training sesuai dengan jadwal yang telah ditentutukan.
Unsur terakhir yang dinilai dalam evaluasi pada pihak penyelenggara adalah alur pelaksanaan pelatihan. Berikut adalah
kutipan wawancara informan utama penyelenggara terkait alur pelaksanaan HSE Passport Training,
“Nah kalo sekarang udah enak, karena sekarang kan udah dimasukin ke detasering karyawan yang ingin ke site itu kan,
jadikan orang-orang yang masuk ke detasering konfirmasi ke kita untuk daftar. Kalo dulu kita selalu ngasih info kalo jadwal HSE
Passport Training berikutnya di tanggal sekian dan siapa yang mau daftar dulu itu pas 2 tahun yang lalu. Kalo sekarang kitanya
diem-diem aja udah banyak yang daftar. Setelah daftar nanti kita bagi peserta ke beberapa batch gitu. Nanti peserta tahu itu dari
bulletin
HSE Passport training yang kita kirim lewat email”- IUP1
Pernyataan tersebut juga sejalan dengan pernyataan peserta informan utama. Berikut kutipan wawancaranya,
“Setahu saya, karena saya akan ditugaskan ke site jadi saya harus daftar HSE Passport Training ini. Nanti kalo udah daftar biasanya
saya tahu kapan hadir di HSE Passport Training lewat jadwal yang dikasih HSE gitu, ada di email.”-IUPS2
Berdasarkan pernyataan kedua informan tersebut alur pelaksanaan HSE Passport Training adalah karyawan yang akan bertugas ke site
harus mendaftar untuk menjadi peserta HSE Passport Training.
Selanjutnya pihak penyelenggara membagi peserta menjadi beberapa batch dan menginformasikannya ke email masing-masing peserta.
Setelah peserta mengetahui waktu pelaksanaan maka peserta dapat menghadiri pelaksanaan HSE Passport Training sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan. Peserta pun telah mengikuti alur pelaksanaan mulai dari pendaftaran hingga mengikuti kegiatan HSE Passport
Training. Hasil penelitian dalam proses pelatihan evaluasi peserta HSE
Passport Training dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan HSE Passport Training telah relevan antara tujuan pelatihan dengan tugas
dan pekerjaan peserta HSE Passport Training. Manfaat pelatihan yang didapatkan peserta sesuai dengan manfaat yang akan didapatkan oleh
peserta apabila peserta telah lengkap mengikuti HSE Passport Training. Alur penyelenggaraa HSE Passport Training telah diketahui
peserta, sehingga peserta telah mengikuti alur penyelenggaraan.
3. Gambaran Hasil Evaluasi Output HSE Passport Training
Evaluasi output berfokus pada pengukuran pencapaian tujuan pelatihan, Evaluasi output merupakan evaluasi mengenai tercapainya tujuan suatu
pelatihan Zinovieff, 2008. Hasil evaluasi output merupakan evaluasi pencapaian tujuan pada HSE Passport Training. Tujuan HSE Passport
Training yang tertuang dalam kebijakan perusahaan no. 8000-PL-01 terkait Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lindung
Lingkungan SMK3LL dalam elemen tiga, program HSE Passport berisikan,
a. Pengetahuan dasar mengenai Health, Safety and Environment HSE
yang perlu diketahui para karyawan sebelum mobilisasi ke site b.
Memberikan wawasan dasar mengenai HSE pada site project c.
Menanamkan awareness mengenai HSE kepada para karyawan yang akan memasuki area site project
d. Sebagai budaya perusahaan yang baru terkait safety
Evaluasi output HSE Passport Training hanya dilakukan dengan post test. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan post test HSE Passport
Training. Jumlah soal post test yang diberikan adalah lima soal pada setiap judul materi yang diberikan. Pengerjaan soal post test dilaksanakan setelah
trainer memberikan materi pelatihan. Waktu pengerjaan post test yang diberikan adalah lima sampai sepuluh menit. Peserta HSE Passport Training
fokus pada soal post test yang ditampilkan di layar proyektor. Soal pos test digunakan sebagai instrumen untuk mengevaluasi HSE Passport Training.
Hasil observasi pada saat peserta HSE Passport Training mengerjakan soal post test pada gambar 5.27:
Gambar 5.27 Proses Pengerjaan Post Test HSE Passport Training
Soal post test berdasarkan hasil observasi dapat terlihat bahwa soal post test sudah ditampilkan di layar dan seluruh peserta mendapatkan lembar
jawaban post test. Hasil telaah dokumen soal post test dan lembar jawaban post test HSE Passport Training pada gambar 5.28:
Gambar 5.28 Soal Post Test dan Lembar Jawaban Post Test
HSE Passport Training
Hasil observasi dan hasil telaah dokumen sejalan dengan hasil wawancara terhadap informan. Berikut pernyataan trainer informan utama terkait cara
menilai pencapaian peserta pelatihan, “Ya dengan evaluasi tadi pake post test.”-IUT1
“Menilainya dengan kasih soal post test setelah habis satu modul tadi.”- IUT3
Katerangan sebelumnya sejalan dengan pernyataan peserta informan utama dan penyelenggara informan utama
“Cara menilainya menurut saya post test sih tadi.”-IUPS2 “Pake post test di setiap akhir penyampaian training per sesi.”-IUP1
Dari seluruh pernyataan sebelumnya bahwa cara menilai pencapaian peserta setelah mengikuti HSE Passport Training adalah dengan menjawab
soal post test. Hasil pencapaian tujuan pelatihan juga perlu diketahui. Berikut kutipan wawancara peserta informan utama yang dapat
menjelaskan hal tersebut, “Trainingnya cuma pengenalan biar kita tahu safety itu seperti apa.
Pengenalan seperti itu saya rasa dengan post test bisa lah dinilai seberapa saya dan temen-temen yang tadi ikut HSE Passport Training
bisa mengerti lewat hasil jawaban post test.”-IUPS4 Pernyataan tersebut juga sejalan dengan pernyataan peserta informan
utama. Berikut kutipan wawancara trainer informan utama, “Dengan post test tadi kan terlihat penyerapan mereka peserta, gak
perlu melihat sebelumnya sudah paham atau belum yang penting hasil akhirnya. Ketika kita udah kasih teori, mereka di uji, hasilnya bagus. Jadi
hanya post test, pre test itu gak banyak membantu. pre test itu untuk kebutuhan trainer sebenernya, supaya trainer ini mengetahui seberapa
tahu orang-orang ini akan materi yang akan disampaikan. Tapi kalo hasil akhir, post test itu adalah hasil yang diperlukan oleh trainer dan juga oleh
peserta.”-IUT4
Pernyataan tersebut juga sejalan dengan pernyataan peserta informan utama. Berikut kutipan wawancara penyelenggara informan utama,
“Memang gak keliatan diawalnya sih dari gak tahu jadi tahu. Cuma setidaknya kalo kita ngevaluasinya yang penting jika mereka sudah bisa
menjawab dari sebagian besar pertanyaan itu. Berarti setidaknya mereka sudah memperhatikan apa yang sudah dijelasin gitu aja sih. Nah itu bias
juga jadi feedback buat si trainer.”-IUP1 “Pake post test itu jadi bisa terlihat pemahaman peserta dari hasil post
test nya itu. Buat membandingkan apakah si peserta dari sebelum training sampai setelah training pencapaiannya gimana gitu.”-IUP2
Penyelenggara akan menghitung hasil post test para peserta yang berfungsi untuk mengetahui hasil penyerapan materi HSE Passport Training yang
telah diberikan oleh trainer. Hasil post test peserta HSE Passport Training Batch 62 pada tabel 5.10:
Tabel 5.10 Hasil Peserta Post Test HSE Passport Training Batch 62
Modul Nilai
Minimal Nilai
Maksimal Nilai
Rata-rata
Modul 1 80
100 94
Modul 2 60
100 89
Modul 3 80
100 96
Modul 4 80
100 94
Modul 5 80
100 94
Berdasarkan tabel 5.28 dapat diketahui bahwa nilai minimal yang didapatkan adalah 60 dan nilai maksimal peserta adalah 100 pada seluruh
modul. Sementara nilai rata-rata peserta yang paling tinggi adalah pada modul ketiga dengan nilai rata-rata post test mencapai nilai 96 dari nilai
100. Nilai terendah yang dapat adalah hasil post test pada materi Working at Height yang terdapat di dalam modul ke empat Rigging Lifting Working
at Height. Jabatan pekerja yang mendapatkan nilai terendah adalah admin project yang memiliki tugas,
a. Perencanaan anggaran keuangan yang diperlukan untuk proyek.
b. Koordinasi dengan atau anggota timnya sering untuk update mengenai
pekerjaan yang sedang berlangsung. c.
Memantau kemajuan proyek dan mengakui saran tim. d.
Mengawasi anggota tim dan memastikan bahwa pedoman terpenuhi. e.
Memulai proyek atau kontrak dan bekerja sampai proyek selesai. f.
Memastikan bahwa proyek-proyek dijalankan sesuai dengan persyaratan organisasi.
Pemberian post test bertujuan untuk mengetahui apakah semua materi pembelajaran telah diserap dan dikuasai dengan baik oleh peserta Djaali
dan Muljono, 2008. Nilai terendah yang didapatkan peserta HSE Passport Training merupakan gambaran kurangnya daya serap terhadap materi
pelatihan oleh peserta terkait dengan materi Working at Height. Hal tersebut dapat mempengaruhi tugasnya sebagai admin project.
Hasil penelitian dalam output HSE Passport Training dapat disimpulkan bahwa cara yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan pelatihan
adalah hanya dengan menggunakan post test yang akan dilakukan pada setiap akhir penyampaian per modul HSE Passport Training. Penggunaan
penilaian dengan post test dalam mengevaluasi output pelatihan tidak dapat mengetahui tingkat pengetahuan peserta, sehingga tujuan mengenai
peningkatan pengetahuan peserta HSE Passport Training yang tertuang dalam kebijakan perusahaan no. 8000-PL-01 tidak dapat tercapai. Tujuan
pelatihan lainnya selain peningkatan pengetahuan juga tidak dapat dinilai, sehingga tujuan pelatihan tidak tercapai.
Peneliti telah menampilkan seluruh gambaran hasil input, proses, dan output IPO HSE Passport Training di PT. X. Informasi tersebut
didapatkan berdasarkan hasil telaah dokumen, observasi, dan wawancara saat peneliatian berlangsung. Gambaran hasil IPO HSE Passport Training
telah dirangkum dan disajikan pada tabel 5.11:
Tabel 5.11 Input, Proses dan Output IPO HSE Passport Training
Unsur HSE
Passport Training Memenuhi Syarat
Temuan Input
Man
a Karakteristik
Peserta HSE Passport
Training 1
Calon peserta adalah karyawan yang akan bertugas ke site
project karyawan detasering 2
Karakteristik calon peserta sesuai dengan tujuan
penyelenggaraan HSE Passport Training
1 Penyelenggara
tidak melibatkan peserta dalam
menentukan kebutuhan
pelatihan
b Karakteristik
Trainer HSE Passport
Training 1
Trainer memiliki tingkat pendidikan S1 dan D3
2 Trainer memiliki pengalaman
di bidang HSE 5-10 tahun 3
Trainer telah lulus Combad Pro 1
4 Trainer terlah mendapatkan
sertifikat 1
Tidak semua trainer mengikuti
Training of Trainer TOT
Material
a Materi HSE
Passport Training
1 Penyusunan materi sesuai
dengan alur penyusunan materi pelatihan
2 Jumlah Materi 17 materi dan
dibagi ke dalam 5 modul 3
Materi disesuaikan dengan jenis pekerjaan di site project
4 Update materi setahun sekali
dan apabila ada perubahan pada PPWI PT. X
-
b Media HSE
Passport Training
1 Media pelatihan menggunakan
power point menyesuaikan dengan metode penyampaian
pelatihan 1
Masih terdapat tampilan slide
yang padat dan kurang menarik
c Fasilitas HSE
Passport Training
Fasilititas lengkap berupa: 1
Ruang kelas 2
AC 1
Tidak terdapat snack
Unsur HSE
Passport Training Memenuhi Syarat
Temuan
3 Meja dan kursi Layout U
Shape 4
Layar proyektor 5
Proyektor 6
Laptop 7
Lembar Jawaban 8
Notebook 9
Air Mineral
Method
a Metode
Penyempaian HSE Passport
Training 1
Metode penyampaian yang digunakan trainer adalah
presentasi disesuaikan dengan waktu dan jumlah materi
pelatihan -
Proses
a Evaluasi Peseta
HSE Passport Training
1 Sikap dan perilaku peserta
mampu berkontribusi dan berperan aktif pada modul 2,3
dan 5 2
Pakaian yang digunakan sesuai dengan peraturan PT.X
1 Kehadiran
peserta 80 2
Seluruh peserta terlambat
menghadiri pelatihan
3 Peserta yang
tidak hadir tidak membuat surat
izin 4
Sikap dan perilaku peserta
tidak berperan aktif pada modul
1 dan 4
b Evaluasi Trainer
HSE Passport Training
1 Tiga orang trainer hadir sesuai
dengan jadwal yang tentukan 2
Tiga orang trainer datang tepat waktu
3 Penyajian materi telah
sistematis 4
Metode penyampaian adalah presentasi Trainer modul 2,3
dan 5 interaktif 5
Bahasa yang digunakan mudah dipahami
6 Pakaian yang digunakan sesuai
dengan peraturan PT.X 1
Dua orang trainer tidak bisa
menghadiri pelatihan
2 Satu orang
trainer tidak hadir tepat waktu
3 Trainer pada
modul 1 dan modul 4 kurang
interaktif
c Evaluasi
Penyelenggara HSE Passport
Training 1
Penyelenggaraan pelatihan telah relevan
2 Manfaat penyelenggaraan
pelatihan dapat dirasakan -
Unsur HSE
Passport Training Memenuhi Syarat
Temuan
pekerja 3
Alur pelaksanaan pelatihan telah berjalan dengan sesuai
Output
Output HSE Passport Training
- 1
Tingkat pengetahuan
peserta tidak dapat diketahui
karena tidak dilakukan pre test
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian mengenai output HSE Passport Training pada pelaksanaan HSE Passport Training terdapat keterbatasan penelitian, yaitu peneliti hanya bisa
melakukan evaluasi pelatihan pada tingkat pengetahuan peserta HSE Passport Training.
B. Evaluasi HSE Passport Training Secara Umum
Evaluasi terhadap pelatihan terdiri dari elemen input, proses dan output Zinoveff, 2008. Menurut Atmodiwirio 2002 input sebuah pelatihan terdiri
dari man, money, material, dan method 4M, proses terdiri dari evaluasi peserta, trainer dan penyelenggara dan output merupakan hasil jangka pendek
berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta setelah mengikuti pelatihan.
Pada pelaksanaan HSE Passport Training sebagian elemen evaluasi pelatihan telah terpenuhi, hanya saja dalam pelaksanaan HSE Passport
Training pada man yang terdapat pada input terdapat permasalahan mengenai tidak terlibatnya peserta refresh HSE Passport Training dalam menentukan
penyusunan penentuan kebutuhan pelatihan, kualifikasi terhadap trainer HSE Passport Training tidak diwajibkan mengikuti Training of Trainer TOT.
Permasalahan elemen input lainnya terdapat pada material terkait dengan media yang digunakan yakni, tampilan media pelatihan power point kurang
menarik, dan fasilitas berupa konsumsi tidak disediakan snack penyelenggara.
Permasalahan pada proses HSE Passport Training adalah kehadiran peserta dan trainer tidak tepat waktu, kehadiran peserta tidak mencapai target yang
ditetapkan penyelenggara karena kehadiran 80 dan terdapat trainer yang tidak dapat menghadiri HSE Passport Training, peserta cenderung diam dan
kurang aktif dan peserta yang hadir tidak membuat surat izin. Permasalahan output HSE Passport Training adalah evaluasi hasil hanya dilakukan dengan
post test, sehingga tujuan pelatihan yang lain tidak dapat dievaluasi. Tujuan HSE Passport Training berupa peningkatan pengetahuan tidak
tercapai pada komponen output pelaksanaan HSE Passport Training, karena pihak penyelenggara hanya mengevaluasi dengan menggunakan post test. Hal
tersebut dikarenakan pihak penyelenggara hanya membuat persyaratan, bahwa peserta harus mengikuti seluruh modul HSE Passport Training untuk dapat
bekerja di site project. Kelulusan peserta hanya ditentukan berdasarkan kehadiran peserta secara penuh bukan dari tingkat kelulusan nilai peserta.
Adanya persyaratan tersebut membuat penyelenggara tidak menyusun metode evaluasi output dengan menetapkan standar kelulusan tertentu bagi peserta,
sehingga evaluasi output dengan post test hanya dirancang untuk melihat tingkat penyerapan hasil belajar peserta bukan untuk menentukan kelulusan
peserta dalam mengikuti HSE Passport Training. Peserta yang datang terlambat pada proses penyelenggaran HSE Passport
Training, menunjukan komponen proses tidak berjalan dengan baik. Hal tersebut dikarenakan komponen input pada karakteristik trainer tidak
mewajibkan trainer mengikuti Training of Trainer TOT, sehingga trainer tidak memiliki kemampuan menyampaikan pelatihan secara menarik dan
interaktif. Penyampaian trainer yang tidak menarik dan kurang interaktif menyebabkan peserta kurang berpartisipasi dan telat hadir pada proses
pelaksanaan HSE Passport Training. Kurangnya partisipasi peserta yang terdapat pada komponen proses
pelatihan selain disebabkan komponen input pada karakteristik trainer, hal tersebut dikarenakan komponen input berupa karakteristik peserta, media dan
fasilitas yang belum terpenuhi. Tidak terdapatnya keterlibatan peserta refresh dalam menyusun kebutuhan pelatihan menyebabkan tidak adanya feedback
untuk mengetahui pelatihan yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan bagi peserta, kemudian media yang digunakan saat pelatihan kurang menarik dan
fasilitas berupa konsumsi yang tidak tersedia, menyebabkan masalah pada komponen input tersebut menyebabkan peserta kurang berpartisipasi dan
kurang tertarik dalam mengikuti proses pelaksanaan HSE Passport Training. Menurut FIP-UP 2007, pelatihan merupakan suatu sistem yang terdiri
dari komponen-komponen sistem yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan pelatihan, sehingga interaksi tersebut akan menjadikan pelatihan
terlaksana secara sistematis, optimal dan terpadu. Evaluasi terkait dengan pelatihan merupakan upaya untuk mengetahui sejauh mana peserta telah
mencapai tujuan belajar Tobari, 2015. Pelatihan yang memiliki masalah pada komponen-komponen pelatihan dapat membuat pelaksanaan pelatihan tidak
berjalan dengan lancar, terlebih apabila evaluasi tujuan dari pelatihan tidak dilaksanakan dengan baik maka pencapaian tujuan pelatihan tidak dapat
diketahui. Evaluasi terhadap pelaksanaan program HSE Passport Training diketahui bahwa komponen-komponen input, proses dan output HSE Passport
Training tidak berjalan dengan baik sehingga pelaksanaan program HSE Passport Training belum terlaksana secara optimal dan hal tersebut membuat
tujuan HSE Passport Training berupa peningkatan pengetahuan belum tercapai.
C. Evaluasi Input HSE Passport Training
Komponen input pada pelaksanaan HSE Passport Training terdiri dari Man karekteristik peserta dan karakteristik trainer, Material materi
pelatihan, media pelatihan dan fasilitas pelatihan, dan Medthod metode penyampaian pelatihan. Berikut pembahasan input HSE Passport Training,
1. Karakteristik Peserta HSE Passsport Training
Penunjukan peserta harus sesuai dengan kriteria peserta antara lain karyawan dengan tugas tertentu dan karyawan yang menangani suatu
proyek Aprinto dan Jacob, 2013. Menurut Santoso 2010 salah satu jenis analisis kebutuhan pelatihan yang dapat digunakan adalah analisis tingkat
tugas yaitu analisis berdasarkan posisi dan fungsi pekerja, jenis keterampilan yang dibutuhkan dan pengetahuan yang perlu dimiliki agar
dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab secara kompeten. Suatu pelatihan yang dapat memenuhi standar kompetensi kerja K3 dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dapat diketahui berdasarkan uraian tugas kerja pada pekerja PP 502012.
Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik peserta HSE Passport Training merupakan pekerja yang akan ditugaskan ke site project karyawan
detasering. Karyawan detasering membutuhkan pelatihan yang berisi materi yang berhubungan dengan pekerjaan di site project, sehingga,