Pengujian Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Bahasa Indonesia Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Subordinatif Bahasa

diterapkan. Setelah hubungan semantis tiap unsur ditemukan dan berbagai representasi unsur juga didefinisikan, disusun pola graf struktur klausanya. 3 Pembuatan aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia Langkah ini diawali dengan membuat klasifikasi graf konjungsi yang sama polanya dan graf struktur klausa yang sama polanya. Kumpulan pola graf struktur klausa dan pola graf konjungsi beserta pola pembentukan pada langkah sebelumnya kemudian disusun menjadi rancangan aturan pembentukan graf klausa bahasa Indonesia.

3.3 Pengujian Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Bahasa Indonesia

Rancangan aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia telah dirumuskan, kemudian rancangan aturan tersebut diuji, apakah berlaku umum atau tidak. Apabila rancangan aturan tersebut telah berlaku umum, maka rancangan aturan tersebut menjadi suatu aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia. Flowchart pembuatan dan pengujian aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. Klasifikasi klausa Apakah klausa tersebut merupakan klausa subordinatif? ya 1 tidak Mulai Serangkaian klausa Identifikasi klausa Analisis hubungan semantis klausa subordinatif dan klausa utama Simpulan hubungan semantis 2 Gambar 17 Flowchart pembuatan dan pengujian aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia. Pola perangkaian klausa Mempelajari relasi dasar KG Analisis makna klausa Simpulan makna unsur klausa Penerapan relasi dasar KG terhadap pola perangkaian klausa Buat aturan pembentukan graf klausa Uji hasil aturan pembentukan graf klausa Apakah hasil dari aturan tersebut sudah benar? tidak Perbaiki aturan pembentukan graf klausa Apakah aturan sudah berlaku umum? ya ya tidak Aturan pembentukan graf klausa Selesai 1 2 Analisis fungsional klausa Simpulan fungsi unsur klausa 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembentukan Graf Struktur Klausa Subordinatif

Graf struktur klausa subordinatif dibentuk dengan mempertimbangkan konsep knowledge graph, makna semantis hubungan subordinasi antara klausa subordinatif dan klausa utama, dan susunan fungsional sintaksisnya berdasarkan makna dan kategori kata atau frasa penyusun tiap fungsinya. Pembagian ini dijabarkan dan menjadi acuan dalam pembuatan graf struktur klausa subordinatif pada uraian berikut ini.

4.1.1 Pembentukan Graf Struktur Klausa Adverbial

Klausa adverbial merupakan klausa subordinatif yang berfungsi sebagai keterangan dalam kalimat majemuk bertingkat Alwi et al. 2003. Konjungsi atau subordinator yang digunakan untuk menggabungkan klausa adverbial dengan klausa utama dapat dikelompokkan berdasarkan jenis klausa adverbialnya.

1. Hubungan Waktu

Klausa adverbial ini menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau keadaan yang dinyatakan dalam klausa utama. Hubungan waktu ini dibedakan menjadi : a. Hubungan Waktu Batas Permulaan Salah satu klausa adverbial dengan hubungan waktu batas permulaan yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi sejak. Contoh klausa adverbial dengan hubungan waktu batas permulaan terdapat dalam kalimat berikut. 1.1 Sejak ditanam pada 1 Oktober 1955, tanaman belum pernah berbuah Syariefa 2010. Bentuk word graph sejak dalam Anggraeni 2009 adalah sebagai berikut. Gambar 18 Word graph preposisi sejak. Waktu awal t dan waktu akhir t 1 . Word graph preposisi sejak di atas, terdiri atas dua token yang direlasikan ORD. Relasi ORD digunakan untuk menyatakan adanya urutan pergerakan dari waktu awal t menuju waktu akhir t 1 . Kata sejak hanya menyatakan makna waktu batas permulaan, maka makna sejak ditunjukkan oleh frame. Token pertama dapat menunjukkan suatu klausa subordinatif karena klausa subordinatif ini menduduki pengganti keterangan waktu batas permulaan. Oleh karena itu, token pertama dapat dihubungkan dengan type klausa subordinatif menggunakan relasi ALI. Akibat penunjukan token pertama sebagai suatu klausa, maka secara otomatis token pertama tidak lagi berfungsi sebagai token waktu, sehingga relasi ALI antara token pertama dengan type t akan hilang. Token kedua dapat merepresentasikan klausa tanaman belum pernah berbuah yang diterangkan oleh token pertama. Oleh karena itu, token kedua dihubungkan dengan type klausa utama menggunakan relasi ALI. Token kedua sudah menunjukkan suatu klausa utama, sehingga token kedua tidak lagi berfungsi sebagai token waktu, akibatnya relasi ALI antara token kedua dengan type t 1 akan hilang. Hubungan antara token pertama dan token kedua tetap dapat menggambarkan hubungan waktu batas permulaan, karena sudah dihubungkan oleh relasi ORD dan sebuah frame dengan type sejak, walaupun token-tokennya sudah tidak menyatakan waktu. ORD ALI t t 1 ALI ALI sejak Gambar 19 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sejak. Konjungsi sejak dan sedari mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan waktu batas permulaan, sehingga pola graf yang dibentuk oleh konjungsi sedari sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi sejak. Klausa sejak ditanam pada 1 Oktober 1955 pada kalimat 1.1 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. sejak ditanam pada 1 Oktober 1955 konj P Ket.Waktu Unsur pekerjaan atau aksi ditunjukkan oleh verba ditanam, sehingga fungsi predikatnya adalah kata ditanam. Unsur pada 1 Oktober 1955 menduduki fungsi sebagai keterangan waktu. Menurut Alwi et al. 2003, verba aktif transitif yang berprefiks meng- dapat diubah menjadi bentuk pasif dengan mengganti prefiks meng- dengan prefiks di-, sehingga kata ditanam pada anak kalimat tersebut merupakan verba transitif, dan klausa tersebut merupakan klausa pasif. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P –keterangan waktu dan klausa tersebut merupakan klausa pasif. Pembentukan pola graf struktur klausa pasif dengan struktur fungsional P –keterangan waktu dijelaskan dalam uraian berikut ini. Kata ditanam menduduki fungsi sebagai predikat, sehingga fungsi predikat ini diwakili oleh sebuah token yang mempunyai relasi ALI dengan type predikat. Fungsi keterangan waktu yang ditunjukkan frasa pada 1 Oktober 1955 berhubungan erat dengan kegiatan ditanam, sehingga relasi yang sesuai untuk menghubungkan fungsi keterangan waktu dengan predikat adalah PAR, yaitu token yang menyatakan fungsi keterangan waktu sebagai atribut dari token yang menyatakan fungsi predikat. Fokus klausa pada kalimat 1.1 terletak pada kata ditanam yaitu fungsi predikat, sehingga relasi fokus dilekatkan pada token predikat. Berikut ini adalah pola graf ORD ALI sejak ALI klausa subordinatif ALI klausa utama struktur klausa pasif dengan susunan P –keterangan waktu dan fokusnya berada pada token predikat. Gambar 20 Graf struktur klausa pasif dengan fungsi P –Ket.Waktu dan fokus pada token predikat. Klausa pasif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan waktu pada klausa utama, dengan kata lain klausa pasif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 19. Fokus pada keseluruhan pola terdapat pada klausa subordinatif, dalam hal ini khususnya untuk kalimat 1.1 terdapat pada fungsi predikat. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada fungsi predikat pada konteks kalimat yang lain. Hasil dari menggabungkan klausa subordinatif dengan konjungsi dan klausa utama adalah sebuah pola klausa subordinatif pasif dengan fungsi S –P–O–Ket.Waktu seperti berikut ini. Gambar 21 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi sejak dan susunan fungsional P –Ket.Waktu. b. Hubungan Waktu Bersamaan Salah satu klausa adverbial dengan hubungan waktu bersamaan yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi sambil. Contoh klausa adverbial dengan hubungan waktu bersamaan terdapat dalam kalimat berikut. P PAR ALI Ket.Waktu ALI klausa utama ORD ALI sejak ALI klausa subordinatif ALI P PAR ALI Ket.Waktu ALI 1.2 Seorang pria kulit hitam terlihat memanjat di batang sambil menancapkan pasak Artdiyasa 2010. Konjungsi sambil muncul dalam kalimat majemuk bertingkat 1.2. Makna kata sambil pada kalimat 1.2 adalah untuk menyatakan kegiatan menancapkan pasak pada waktu yang sama dengan kegiatan seorang pria kulit hitam terlihat memanjat di batang. Inti dari membangun pola konjungsi sambil adalah kesamaan waktu dua kegiatan, sehingga pada graf dibutuhkan dua buah token yang mempunyai hubungan kesamaan. Token yang pertama menyatakan waktu pertama, sedangkan token yang kedua menyatakan waktu yang kedua, dan keduanya dihubungkan oleh relasi EQU. Fokusnya bisa terletak pada waktu pertama maupun waktu kedua, karena pada dasarnya dua waktu tersebut sama. Klausa subordinatif nantinya dipilih dan akan dimasukkan ke dalam waktu pertama, akibatnya atribut fokus ditempatkan pada waktu pertama. Kata sambil hanya menyatakan waktu yang bersamaan dengan waktu lain sehingga makna sambil ditunjukkan oleh frame. Gambar 22 Word graph konjungsi sambil. Waktu pertama t dan waktu kedua t 1 . Token pertama dapat menunjukkan suatu klausa subordinatif karena klausa subordinatif ini menduduki pengganti keterangan waktu bersamaan. Oleh karena itu, token pertama dapat dihubungkan dengan type klausa subordinatif menggunakan relasi ALI. Akibat penunjukan token pertama sebagai suatu klausa, maka secara otomatis token pertama tidak lagi berfungsi sebagai token waktu, sehingga relasi ALI antara token pertama dengan type t akan hilang. Contohnya pada kalimat 1.2, klausa sambil menancapkan pasak merupakan pengganti keterangan waktu pada klausa seorang pria kulit hitam terlihat memanjat di batang. Token kedua dapat dihubungkan dengan klausa seorang pria kulit hitam terlihat memanjat di batang yang diterangkan oleh token pertama. Oleh karena EQU ALI t t 1 ALI ALI sambil itu, token kedua dihubungkan dengan type klausa utama menggunakan relasi ALI. Token kedua sudah menunjukkan suatu klausa utama, sehingga token kedua tidak lagi berfungsi sebagai token waktu, akibatnya relasi ALI antara token kedua dengan type t 1 akan hilang. Hubungan antara token pertama dan token kedua tetap dapat menggambarkan hubungan waktu batas permulaan, karena sudah direlasikan dengan relasi EQU dan sebuah frame dengan type sambil, walaupun token-tokennya sudah tidak menyatakan waktu. Gambar 23 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sambil. Konjungsi sewaktu, ketika, seraya, serta, sambil, sementara, selagi, tatkala, dan selama mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan waktu bersamaan, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi sewaktu, ketika, seraya, serta, sementara, selagi, tatkala, dan selama sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi sambil. Klausa sambil menancapkan pasak pada kalimat 1.2 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. sambil menancapkan pasak konj P O Subjek dalam klausa tersebut terlihat tidak ada, karena sudah melesap ke dalam klausa utama yaitu seorang pria kulit hitam. Kata menancapkan merupakan verba transitif karena menggunakan verba dengan prefiks me- dan sufiks -kan serta menduduki fungsi sebagai predikat. Verba transitif ini biasanya diikuti oleh fungsi objek. Kata pasak menduduki fungsi objek karena pasak merupakan benda yang dikenai kegiatan menancapkan. Klausa di atas terdiri atas predikat yang berupa verba transitif, objek, dan susunan klausa tersebut aktif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P –O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. EQU ALI sambil ALI klausa subordinatif ALI klausa utama Pembentukan pola graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P –O dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini. Kata menancapkan yang menduduki fungsi predikat dan kata pasak yang menduduki fungsi objek juga harus dihubungkan dengan relasi sebab akibat. Menurut Nurdiati dan Hoede 2009, relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan predikat dengan objek. Fokusnya terletak pada predikat, karena inti dari klausa 1.2 adalah kata kerja menancapkan. Berikut ini adalah pola klausa aktif transitif dengan susunan fungsi P –O dan fokusnya berada pada token predikat. Gambar 24 Graf klausa aktif transitif dengan fungsi P –O dan fokus pada token predikat. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan waktu pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 23. Fokus pada kalimat 1.2 terdapat pada klausa utama, yaitu pada frasa seorang pria kulit hitam yang menduduki fungsi subjek. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi lainnya pada konteks kalimat yang lain. Gambar 25 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sambil dan susunan fungsional P –O. P CAU ALI O ALI EQU ALI sambil ALI klausa subordinatif ALI klausa utama P CAU ALI O ALI c. Hubungan Waktu Berurutan Klausa adverbial dengan hubungan waktu berurutan yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi sebelum dan setelah. Contoh klausa adverbial dengan hubungan waktu berurutan terdapat dalam kalimat berikut. 1.3 Sebelum saya menginjak Lebak, saya sudah tahu apa yang terjadi Nardiati et al. 1996. Konjungsi sebelum muncul dalam kalimat majemuk bertingkat 1.3 Menurut Lapoliwa dalam Anggraeni 2009, kata sebelum dipergunakan untuk menyatakan waktu lebih dahulu terjadi dari waktu acuan, waktu acuan terletak setelah preposisi sebelum. Misal terdapat dua buah token, token yang pertama t menyatakan waktu pertama, sedangkan token yang kedua t 1 menyatakan waktu kedua. Relasi yang menghubungkan kedua token adalah relasi ORD karena sebelum menyatakan makna yang saling berurutan. Arah relasi ORD berasal dari token pertama menuju token kedua. Makna sebelum menyatakan waktu lebih dahulu, sehingga fokus terletak pada token pertama dan diberi relasi frame dengan type sebelum. Gambar 26 Word graph preposisi sebelum. Waktu yang pertama t dan waktu yang kedua t 1 . Token pertama dan token kedua pada word graph tersebut bisa juga disisipi sebuah pola yang berupa klausa. Makna kata sebelum menurut Ramlan 2001, digunakan apabila apa yang dinyatakan pada klausa utama lebih dahulu terjadi daripada apa yang dinyatakan pada anak kalimat. Akibatnya, token kedua dapat menunjukkan suatu klausa subordinatif, sedangkan token pertama dapat menunjukkan klausa utama. Token kedua dapat dihubungkan dengan type klausa subordinatif menggunakan relasi ALI dan token pertama dihubungkan dengan type klausa utama menggunakan relasi ALI. Akibat penunjukan token kedua sebagai suatu klausa, maka secara otomatis token kedua tidak lagi berfungsi sebagai token ORD ALI t t 1 ALI ALI sebelum waktu, sehingga relasi ALI antara token kedua dengan type t 1 akan hilang. Hal yang sama berlaku juga pada token pertama. Gambar 27 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sebelum. Klausa sebelum saya menginjak Lebak pada kalimat 1.3 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. sebelum saya menginjak Lebak konj S P O Subjek dalam klausa tersebut adalah kata saya, karena menunjukkan pelaku aktivitas menginjak. Kata menginjak merupakan verba transitif karena menggunakan verba dengan prefiks me- serta menduduki fungsi sebagai predikat. Verba transitif ini biasanya diikuti oleh fungsi objek. Kata Lebak dalam klausa tersebut menduduki fungsi objek karena Lebak merupakan tempat yang dikenai kegiatan menginjak. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat yang berupa verba transitif, objek, dan susunan klausa tersebut aktif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S –P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi S –P–O diuraikan dalam penjelasan berikut ini. Kata saya yang menduduki fungsi subjek dan kata menginjak yang menduduki fungsi predikat dihubungkan oleh relasi sebab akibat. Kata menginjak yang menduduki fungsi predikat dan kata Lebak yang menduduki fungsi objek juga harus dihubungkan dengan relasi sebab akibat. Menurut Nurdiati dan Hoede 2009, relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan subjek dengan predikat dan predikat dengan objek. Fokus anak kalimat 1.3 pada kata menginjak, sehingga atribut fokus terdapat pada token predikat. ORD ALI sebelum ALI klausa utama ALI klausa subordinatif Gambar 28 Graf klausa aktif transitif dengan fungsi S –P–O dan fokus pada token predikat. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan waktu pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token kedua pada Gambar 27. Fokus pada keseluruhan pola terdapat pada klausa subordinatif, dalam hal ini khususnya pada kalimat 1.3 terdapat pada fungsi predikat. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi subjek maupun objek pada konteks kalimat yang lain. Gambar 29 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sebelum dan susunan fungsional S –P–O. 1.4 Bakteri simbiotik rhizobium menambat N setelah menginfeksi akar tanaman Cahyana 2009. Konjungsi setelah muncul dalam kalimat majemuk bertingkat 1.4. Menurut Effendi dalam Anggraeni 2009, kata setelah dipergunakan untuk menyatakan waktu kemudian. Misal terdapat dua buah token, token yang pertama t menyatakan waktu pertama, sedangkan token yang kedua t 1 menyatakan waktu kedua. Relasi yang menghubungkan kedua token adalah relasi ORD karena setelah menyatakan makna yang saling berurutan. Arah relasi ORD berasal dari token pertama menuju token kedua. Makna setelah menyatakan waktu kemudian, P CAU CAU ALI S ALI O ALI ORD ALI sebelum ALI klausa utama ALI klausa subordinatif P CAU CAU ALI S ALI O ALI sehingga fokus terletak pada token kedua dan diberi relasi frame dengan type setelah. Gambar 30 Word graph preposisi setelah. Waktu yang pertama t dan waktu yang kedua t 1 . Token pertama dan token kedua pada word graph tersebut bisa juga disisipi sebuah pola yang berupa klausa. Menurut Ramlan 2001, kata setelah digunakan jika apa yang tersebut pada klausa utama terjadi lebih kemudian daripada apa yang tersebut pada anak kalimat. Akibatnya, token pertama dapat menunjukkan suatu klausa subordinatif, sedangkan token kedua dapat menunjukkan klausa utama. Token pertama dapat dihubungkan dengan type klausa subordinatif menggunakan relasi ALI dan token kedua dihubungkan dengan type klausa utama menggunakan relasi ALI. Akibat penunjukan token pertama sebagai suatu klausa, maka secara otomatis token pertama tidak lagi berfungsi sebagai token waktu, sehingga relasi ALI antara token pertama dengan type t akan hilang. Hal yang sama berlaku juga pada token kedua. Gambar 31 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi setelah. Konjungsi setelah, sesudah, seusai, begitu, dan sehabis mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan waktu berurutan, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi sesudah, seusai, begitu, dan sehabis sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi setelah. ORD ALI t t 1 ALI ALI setelah ORD ALI setelah ALI klausa utama ALI klausa subordinatif Klausa setelah menginfeksi akar tanaman pada kalimat 1.4 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. setelah menginfeksi akar tanaman konj P O Kata menginfeksi merupakan verba transitif karena menggunakan verba dengan prefiks me- serta menduduki fungsi sebagai predikat. Verba transitif ini biasanya diikuti oleh fungsi objek. Frasa akar tanaman dalam klausa tersebut menduduki fungsi objek karena akar tanaman merupakan benda yang dikenai kegiatan menginfeksi. Klausa tersebut terdiri atas predikat yang berupa verba transitif, objek, dan susunan klausa tersebut aktif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P –O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat 1.4 pada kata menginfeksi, sehingga fokus terdapat pada fungsi predikat. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P –O dan fokus pada fungsi predikat terdapat pada penjelasan Gambar 24. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan waktu pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 31. Fokus kalimat 1.4 terdapat pada klausa subordinatif, yaitu pada fungsi predikat. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi lainnya pada konteks kalimat yang lain. Gambar 32 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi setelah dan susunan fungsional P –O. ORD ALI setelah ALI klausa utama ALI klausa subordinatif P CAU ALI O ALI d. Hubungan Waktu Batas Akhir Klausa adverbial dengan hubungan waktu batas akhir yang diteliti dalam adalah klausa adverbial dengan konjungsi hingga. Contohnya adalah sebagai berikut. 1.5 Tangan kekarnya merompes daun-daun tua bunga kol, memperbaiki turus tomat, hingga memanen terung jepang, brokoli dan edamane Syariefa 2009. Bentuk word graph hingga dalam Anggraeni 2009 adalah sebagai berikut. Gambar 33 Word graph preposisi hingga yang menyatakan waktu akhir. Waktu awal t dan waktu akhir t 1 . Word graph preposisi hingga terdiri atas dua token yang direlasikan ORD. Relasi ORD digunakan untuk menyatakan adanya urutan pergerakan waktu dari token pertama t menuju token kedua t 1 . Makna hingga menyatakan waktu akhir, sehingga makna hingga terletak pada frame yang terdiri atas token kedua dan arc berlabel ORD yang berakhir di token tersebut. Fokus preposisi hingga adalah waktu akhir, maka fokus terletak pada token kedua t 1 Anggraeni 2009. Token pertama dan token kedua pada word graph tersebut bisa juga disisipi sebuah pola yang berupa klausa. Token kedua t 1 dapat menunjukkan suatu klausa subordinatif karena klausa subordinatif ini menduduki pengganti keterangan waktu batas akhir. Oleh karena itu, token kedua dapat dihubungkan dengan type klausa subordinatif menggunakan relasi ALI. Akibat penunjukan token kedua sebagai suatu klausa, maka secara otomatis token kedua tidak lagi berfungsi sebagai token waktu, sehingga relasi ALI antara token kedua dengan type t 1 akan hilang. Contohnya pada kalimat 1.5, klausa hingga memanen terung jepang, brokoli dan edamane merupakan pengganti keterangan waktu pada klausa tangan kekarnya merompes daun-daun tua bunga kol, memperbaiki turus tomat. ORD ALI t t 1 ALI ALI hingga Token pertama t dapat dihubungkan dengan klausa tangan kekarnya merompes daun-daun tua bunga kol, memperbaiki turus tomat yang diterangkan oleh token kedua t 1 . Oleh karena itu, token pertama t dihubungkan dengan type klausa utama menggunakan relasi ALI. Token pertama sudah menunjukkan suatu klausa utama, sehingga token pertama tidak lagi berfungsi sebagai token waktu, akibatnya relasi ALI antara token pertama dengan type t akan hilang. Hubungan antara token pertama dan token kedua tetap dapat menggambarkan hubungan waktu batas akhir, karena sudah dihubungkan dengan relasi ORD dan sebuah frame dengan type hingga, walaupun token-tokennya sudah tidak menyatakan waktu. Gambar 34 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi hingga. Konjungsi sampai dan hingga mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan waktu batas akhir, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi sampai sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi hingga. Klausa hingga memanen terung jepang, brokoli dan edamane pada kalimat 1.5 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. hingga memanen terung jepang, brokoli dan edamane konj P O Kata memanen merupakan verba transitif karena menggunakan verba dengan prefiks me- serta menduduki fungsi sebagai predikat. Verba transitif ini biasanya diikuti oleh fungsi objek. Frasa terung jepang, brokoli dan edamane dalam klausa tersebut menduduki fungsi objek karena terung jepang, brokoli dan edamane merupakan benda yang dikenai kegiatan memanen. Klausa tersebut terdiri atas predikat yang berupa verba transitif dan objek, serta susunan klausa tersebut aktif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P –O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. ALI klausa subordinatif ALI klausa utama ORD ALI hingga Fokus anak kalimat 1.5 pada kata memanen, sehingga atribut fokus terdapat pada fungsi predikat. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P –O dan fokus pada fungsi predikat terdapat pada penjelasan Gambar 24. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan waktu pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token kedua pada Gambar 34. Fokus kalimat 1.5 terdapat pada klausa utama, yaitu frasa tangan kekarnya yang menduduki fungsi sebagai subjek. Penentuan fokus tidak berlaku mutlak, sesuai dengan konteks kalimatnya. Gambar 35 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi hingga dan susunan fungsional P –O.

2. Hubungan Syarat

Klausa adverbial ini menyatakan syarat terlaksananya apa yang disebut dalam klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan syarat yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi jika. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut ini. 1.6 Lubang diletakkan di arah burung terbang pulang, jika lokasi rumah ada di lintasan walet Susanti Budiman 2009. Konjungsi jika muncul dalam kalimat majemuk bertingkat 1.6. Makna konjungsi jika dalam kalimat 1.6 di atas adalah sebagai syarat berlakunya apa yang ada disebutkan pada klausa utama yaitu lubang diletakkan di arah burung terbang pulang. Hubungan antara hal yang menjadi syarat dan hal lainnya yang ORD ALI klausa utama ALI klausa subordinatif ALI hingga P CAU ALI O ALI menjadi akibat dapat dianalogikan dengan hubungan sebab akibat yang direpresentasikan oleh relasi dua token yang dihubungkan oleh relasi CAU. Token yang pertama menyatakan sebab, sedangkan token yang kedua menyatakan akibat. Arah relasi CAU dari token pertama menuju token kedua. Klausa subordinatif pada kalimat 1.6 yang dinyatakan oleh jika lokasi rumah ada di lintasan walet merupakan syarat atau sebab, sehingga klausa subordinatif dapat dinyatakan oleh token pertama, akibatnya token pertama dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Klausa utama pada kalimat 1.6 yang dinyatakan oleh lubang diletakkan di arah burung terbang pulang merupakan akibat yang ditimbulkan oleh syarat yang dinyatakan oleh klausa subordinatif, sehingga klausa utama dapat dinyatakan oleh token kedua, akibatnya token kedua dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Kata jika hanya menyatakan hubungan syarat, sehingga makna kata jika ditunjukkan oleh frame. Gambar 36 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi jika. Konjungsi jikalau, kalau, asalkan, apabila, dan bilamana mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan syarat, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi jikalau, kalau, asalkan, apabila, dan bilamana sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi jika. Klausa jika lokasi rumah ada di lintasan walet pada kalimat 1.16 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. jika lokasi rumah ada di lintasan walet konj S P Ket.Tempat Frasa lokasi rumah menduduki fungsi sebagai subjek, karena frasa tersebut bertindak sebagai pelaku. Kata ada menduduki fungsi sebagai predikat karena kata tersebut menyatakan aktivitas dari pelaku. Menurut Alwi et al. 2003, kata ada merupakan verba taktransitif yang terdiri atas pangkal saja. Predikat klausa ini berupa verba taktransitif, sehingga klausa tersebut merupakan klausa CAU ALI jika ALI klausa subordinatif ALI klausa utama taktransitif, akibatnya klausa ini tidak mempunyai objek maupun pelengkap. Frasa di lintasan walet menduduki fungsi sebagai keterangan tempat, karena frasa ini menjelaskan tempat melakukan aktivitas yang dinyatakan oleh predikat. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S –P–keterangan tempat, dengan klausa tersebut merupakan klausa taktransitif. Pembentukan graf struktur klausa taktransitif dengan fungsi S –P– keterangan tempat diuraikan dalam penjelasan berikut ini. Frasa lokasi rumah yang menduduki fungsi sebagai subjek dan kata ada yang menduduki fungsi sebagai predikat harus dihubungkan oleh relasi sebab akibat. Token yang menunjukkan fungsi subjek akan dihubungkan dengan relasi CAU dengan token yang menunjukkan fungsi predikat dengan arah dari subjek menuju predikat. Fungsi predikat tidak diikuti objek, maka setelah token predikat, tidak akan diikuti oleh token yang menunjukkan fungsi objek. Fungsi keterangan tempat berhubungan dengan token predikat, karena keterangan tempat menjelaskan tempat melakukan aktivitas yang dinyatakan oleh predikat. Token yang menyatakan keterangan tempat dihubungkan oleh relasi PAR dengan token predikat, maksudnya token keterangan tempat merupakan atribut dari token predikat. Fokus anak kalimat 1.6 pada frasa di lintasan walet, sehingga atribut fokus terdapat pada token keterangan tempat. Gambar 37 Graf struktur klausa taktransitif dengan fungsi S –P– Ket.Tempat dan fokus pada token keterangan tempat. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 36. Fokus pada keseluruhan pola terdapat pada klausa subordinatif, dalam hal ini khususnya P PAR ALI Ket.Tempat CAU ALI S ALI pada kalimat 1.6 terdapat pada fungsi keterangan tempat. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi subjek maupun predikat pada konteks kalimat yang lain. Gambar 38 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi jika dan susunan fungsional S –P–Ket. Tempat.

3. Hubungan Pengandaian

Klausa adverbial ini menyatakan andaian terlaksananya apa yang dinyatakan klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan pengandaian yang diteliti dalam penelitian ini adalah klausa adverbial dengan konjungsi andaikan. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut. 1.7 Pertemuan ini akan benar-benar meriah andaikan Ainun tidak membatalkan kedatangannya Nardiati et al. 1996. Konjungsi andaikan muncul dalam kalimat 1.7. Makna konjungsi andaikan dalam kalimat majemuk bertingkat menurut Ramlan 2001 dijelaskan oleh pernyataan berikut ini. Apabila klausa subordinatif atau anak kalimat menyatakan suatu andaian, suatu syarat yang tidak mungkin terlaksana bagi klausa utama sehingga apa yang dinyatakan oleh klausa utama juga tidak mungkin terlaksana. Hubungan yang mungkin muncul dari klausa Ainun tidak membatalkan kedatangannya dan klausa pertemuan ini akan benar-benar meriah adalah relasi sebab akibat. Sesuai dengan maknanya yaitu klausa subordinatif atau anak kalimat sebagai suatu syarat atau sebab yang tidak mungkin terlaksana bagi klausa utama, maka terdapat relasi CAU yang menghubungkan antara token syarat dan token akibat. Token syarat merupakan suatu klausa subordinatif, sehingga token tersebut dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. CAU ALI jika ALI klausa subordinatif ALI klausa utama P PAR Ket.Tempat CAU ALI S ALI ALI Token akibat merupakan klausa utama, sehingga token akibat dapat diwakili oleh token klausa utama. Token klausa utama merupakan token yang diberi relasi ALI dengan type klausa utama. Kata andaikan hanya menyatakan hubungan pengandaian, sehingga makna kata andaikan ditunjukkan oleh frame. Gambar 39 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi andaikan. Konjungsi seandainya, andaikata, andaikan, sekiranya, jangan-jangan, dan kalau-kalau mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan pengandaian, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi seandainya, andaikata, sekiranya, jangan-jangan, dan kalau-kalau sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi andaikan. Klausa andaikan Ainun tidak membatalkan kedatangannya pada kalimat 1.7 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. andaikan Ainun tidak membatalkan kedatangannya konj S P O Subjek dalam klausa tersebut adalah kata Ainun, karena menunjukkan pelaku aktivitas tidak membatalkan. Frasa tidak membatalkan mempunyai bentuk dasar membatalkan dan mendapat atribut kata keterangan tidak di depannya. Kata membatalkan merupakan verba transitif karena menggunakan verba dengan prefiks me- serta menduduki fungsi sebagai predikat. Verba transitif ini biasanya diikuti oleh fungsi objek. Kata kedatangannya dalam klausa tersebut menduduki fungsi objek karena kedatangannya merupakan sesuatu yang dikenai kegiatan membatalkan. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat yang berupa verba transitif, objek, dan susunan klausa tersebut aktif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S –P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat 1.7 ada pada frasa tidak membatalkan, sehingga atribut fokus terdapat pada fungsi Predikat. Pembentukan graf struktur klausa CAU ALI andaikan ALI klausa subordinatif klausa utama ALI aktif transitif dengan fungsi S –P–O dan fokus pada fungsi predikat terdapat pada penjelasan Gambar 28. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 39. Fokus pada keseluruhan pola terdapat pada klausa subordinatif, dalam hal ini khususnya pada kalimat 1.7 terdapat pada fungsi predikat. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi subjek ataupun objek pada konteks kalimat yang lain. Gambar 40 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi andaikan dan susunan fungsional S –P–O.

4. Hubungan Tujuan

Klausa adverbial ini menyatakan suatu tujuan atau harapan dari apa yang disebut dalam klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan tujuan yang diteliti adalah klausa adverbial dengan untuk. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut. 1.8 Ia juga mengingatkan pentingnya pengaturan hidrologi di kawasan gambut untuk menjaga kualitas lahan Bambang 2008. Bentuk word graph untuk dalam Anggraeni 2009 adalah sebagai berikut. Gambar 41 Word graph preposisi untuk yang menyatakan makna tujuan. CAU ALI andaikan ALI klausa subordinatif klausa utama ALI P CAU CAU ALI S ALI O ALI CAU ALI untuk Relasi CAU dapat dipergunakan untuk menyatakan tujuan, selain menyatakan makna sebab akibat. Token pertama pada Gambar 41 mengimplementasikan hal yang ingin ditujukan ke token kedua, sehingga arc dimulai dari token pertama menuju token kedua. Makna preposisi untuk menyatakan tujuan maka arc berlabel CAU dan token kedua diberi frame, hal ini didasarkan karena frame inilah yang mempresentasikan makna tujuan Anggraeni 2009. Token pertama dan token kedua pada word graph tersebut bisa juga disisipi sebuah pola yang berupa klausa. Token kedua dapat menunjukkan suatu klausa subordinatif karena klausa subordinatif ini merupakan tujuan dari apa yang dinyatakan oleh klausa utama dan menduduki pengganti keterangan tujuan. Oleh karena itu, token kedua dapat dihubungkan dengan type klausa subordinatif menggunakan relasi ALI. Contohnya pada kalimat 1.8, klausa untuk menjaga kualitas lahan merupakan pengganti keterangan tujuan pada klausa ia juga mengingatkan pentingnya pengaturan hidrologi di kawasan gambut. Token pertama dapat dihubungkan dengan klausa ia juga mengingatkan pentingnya pengaturan hidrologi di kawasan gambut yang diterangkan oleh token kedua. Oleh karena itu, token pertama dihubungkan dengan type klausa utama menggunakan relasi ALI. Gambar 42 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi untuk. Konjungsi agar, supaya, untuk, dan biar mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan tujuan, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi agar, supaya, dan biar sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi untuk. Klausa untuk menjaga kualitas lahan pada kalimat 1.8 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. untuk menjaga kualitas lahan konj P O ALI klausa subordinatif ALI klausa utama CAU ALI untuk Kata menjaga menduduki fungsi sebagai predikat dan merupakan kata kerja transitif, dengan kata lain dapat diikuti oleh fungsi objek. Frasa kualitas lahan menduduki fungsi sebagai objek karena kualitas lahan merupakan sesuatu yang dikenai aksi menjaga pada predikat. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P –O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat 1.8 ada pada kata menjaga, sehingga atribut fokus terdapat pada token predikat. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P –O dan fokus pada fungsi predikat terdapat pada penjelasan Gambar 24. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan tujuan pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token kedua pada Gambar 42. Fokus pada keseluruhan pola terdapat pada klausa subordinatif, dalam hal ini khususnya pada kalimat 1.8 terdapat pada fungsi predikat. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi lainnya pada konteks kalimat yang lain. Gambar 43 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi untuk dan susunan fungsional P –O.

5. Hubungan Konsesif

Klausa adverbial ini mengandung pernyataan yang tidak akan mengubah apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan konsesif yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi meski. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut. ALI klausa subordinatif ALI klausa utama CAU ALI untuk P CAU ALI O ALI 1.9 Bak patung Ganesha pohon tak bakal bergeser atau berubah posisi meski mendapat guncangan keras Syariefa 2010. Konjungsi meski muncul dalam kalimat majemuk bertingkat 1.9. Menurut Nardiati et al. 1996, konjungsi meski menyatakan hubungan makna tak bersyarat, apa yang disebutkan pada klausa utama pasti terjadi tanpa mempertimbangkan syarat apapun. Klausa pohon tak bergeser pasti terjadi walaupun ada syarat yang tercantum pada klausa meski mendapat goncangan keras. Klausa meski mendapat guncangan keras merupakan klausa subordinatif yang dinyatakan maknanya oleh token pertama yang dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Klausa bak patung Ganesha pohon tak bakal bergeser merupakan klausa utama yang dinyatakan oleh token kedua yang dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Klausa subordinatif dan klausa utama merupakan dua klausa yang tidak mempunyai hubungan sebab akibat, sehingga bisa dimaknai dua kejadian. Relasi yang sesuai untuk menggambarkan hubungan kedua klausa tersebut adalah relasi and. Relasi and dinyatakan oleh frame AND. Makna konjungsi meski dinyatakan dengan relasi ALI antara frame dengan type meski. Gambar 44 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi meski. Konjungsi walaupun, meskipun, sekalipun, biarpun, kendatipun, sungguhpun, sekalipun, dan biarpun mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan konsesif, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi walaupun, meskipun, sekalipun, biarpun, kendatipun, sungguhpun, sekalipun, dan biarpun sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi meski. ALI meski ALI klausa subordinatif klausa utama ALI AND Klausa meski mendapat guncangan keras pada kalimat 1.9 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. meski mendapat guncangan keras konj P O Kata mendapat menduduki fungsi sebagai predikat dan merupakan kata kerja transitif, dengan kata lain dapat diikuti oleh fungsi objek. Frasa guncangan keras menduduki fungsi sebagai objek, karena guncangan keras merupakan sesuatu yang didapat oleh yang dinyatakan dalam fungsi subjek yaitu pohon. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P –O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P –O diuraikan dalam penjelasan berikut ini. Kata mendapat yang menduduki fungsi predikat dan frasa guncangan keras yang menduduki fungsi objek harus dihubungkan dengan relasi sebab akibat. Menurut Nurdiati dan Hoede 2009, relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan predikat dengan objek. Fokus anak kalimat 1.9 ada pada frasa guncangan keras, sehingga atribut fokus terdapat pada token objek. Gambar 45 Graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P –O dan fokus pada token objek. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan konsesif pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 44. Fokus pada kalimat 1.9 ada pada klausa utama, yaitu kata pohon yang menduduki fungsi subjek. Penentuan fokus tidak mutlak terletak pada subjek klausa utama pada konteks kalimat yang lain. P CAU ALI O ALI Gambar 46 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi meski dan susunan fungsional P –O.

6. Hubungan Pembandingan

Konjungsi dalam klausa adverbial ini menyatakan pembandingan, kemiripan, atau preferensi antara apa yang dinyatakan pada klausa utama dengan apa yang dinyatakan pada klausa adverbial. Klausa adverbial dengan hubungan pembandingan yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi seperti. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut. 1.10 Nesia Artdiyasa, wartawan Trubus, melihat jejeran pohon baobab seperti memagari jalan aspal di salah satu sudut KBR Purwodadi Syariefa 2010. Konjungsi seperti muncul dalam kalimat majemuk bertingkat 1.10. Bentuk word graph seperti dalam Anggraeni 2009 adalah sebagai berikut. Gambar 47 Word graph preposisi seperti. Word graph preposisi seperti terdiri atas dua token yang dihubungkan oleh relasi EQU. Hal ini disebabkan karena makna seperti adalah menyatakan bahwa unsur yang satu diibaratkan sama dengan unsur lainnya Anggraeni 2009. Klausa seperti memagari jalan aspal di salah satu sudut KBR Purwodadi merupakan klausa subordinatif. Misal klausa subordinatif ini dinyatakan oleh ALI meski klausa utama ALI AND ALI klausa subordinatif P CAU ALI O ALI EQU token pertama, maka token pertama dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Klausa Nesia Artdiyasa, wartawan Trubus, melihat jejeran pohon baobab merupakan klausa utama. Misal klausa ini dinyatakan oleh token kedua, maka token kedua juga dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Fokus terletak pada klausa subordinatif, sehingga atribut ontology focus melekat pada token pertama. Kata seperti hanya menyatakan perbandingan dengan token lain sehingga makna seperti ditunjukkan oleh frame. Gambar 48 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi seperti. Konjungsi seperti, bagaikan, laksana, ibarat, sebagaimana, daripada, dan alih-alih mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan pembandingan, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi bagaikan, laksana, ibarat, sebagaimana, daripada, dan alih-alih sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi seperti. Klausa seperti memagari jalan aspal di salah satu sudut KBR Purwodadi pada kalimat 1.10 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. seperti memagari jalan aspal di salah satu sudut KBR Purwodadi konj P O Ket.Tempat Kata memagari menduduki fungsi sebagai predikat dan merupakan kata kerja transitif, dengan kata lain dapat diikuti oleh fungsi objek. Frasa jalan aspal menduduki fungsi sebagai objek karena jalan aspal merupakan sesuatu yang dikenai aktivitas yang ada pada fungsi predikat yaitu memagari. Frasa di salah satu sudut KBR Purwodadi menunjukkan tempat terjadinya peristiwa atau keadaan, dalam hal ini adalah memagari, sehingga frasa ini menduduki fungsi sebagai keterangan tempat Alwi et al. 2003. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P –O–keterangan tempat dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. EQU ALI seperti ALI klausa subordinatif ALI klausa utama Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P –O– keterangan tempat diuraikan dalam penjelasan berikut ini. Kata memagari yang menduduki fungsi predikat dan frasa jalan aspal yang menduduki fungsi objek harus dihubungkan dengan relasi sebab akibat. Menurut Nurdiati dan Hoede 2009, relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan predikat dengan objek. Fungsi keterangan tempat berhubungan dengan token predikat, karena keterangan tempat menjelaskan tempat melakukan aktivitas yang dinyatakan oleh predikat. Token yang menyatakan keterangan tempat dihubungkan oleh relasi PAR dengan token predikat, maksudnya token keterangan tempat merupakan atribut dari token predikat. Fokus anak kalimat 1.10 ada pada kata memagari, sehingga atribut fokus terdapat pada token predikat. Gambar 49 Graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P –O– Ket.Tempat dan fokus pada token predikat. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan pembandingan pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 48. Token-token yang dihubungkan antarklausa harus dalam satu type karena pada dasarnya relasi EQU untuk membandingkan dua hal dalam satu type. Fokus pada keseluruhan pola terdapat pada klausa subordinatif, dalam hal ini khususnya pada kalimat 1.10 terdapat pada fungsi predikat. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi objek, ataupun keterangan tempat pada konteks kalimat yang lain. P PAR ALI Ket.Tempat ALI O CAU ALI Gambar 50 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi seperti dan susunan fungsional P –O–Ket.Tempat.

7. Hubungan Penyebaban

Klausa adverbial ini menyatakan sebab atau alasan terjadinya apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan penyebaban yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi karena. Contohnya dalam kalimat berikut. 1.11 Sosok pacman hibrid itu istimewa karena mewarisi sifat unggul kedua induk Tambunan 2009. Konjungsi akibat muncul dalam kalimat majemuk bertingkat 1.11. Menurut Lapoliwa dalam Anggraeni 2009, preposisi karena dapat beralternasi penggunaannya dengan preposisi akibat, yaitu makna sebab. Oleh karena itu, pembentukan word graph preposisi karena dapat mengadopsi word graph preposisi akibat yang ada pada penelitian Anggraeni 2009. Gambar 51 Word graph preposisi karena. Word graph preposisi karena terdiri atas dua token. Token pertama dihubungkan dengan relasi CAU dan arcnya keluar dari token tersebut, yang berarti bahwa token ini merupakan sebab. Token kedua dihubungkan dengan relasi CAU dan arcnya menuju token tersebut, ini menandakan bahwa token tersebut merupakan kegiatanperistiwa yang disebabkan token sebelumnya. Fokus CAU ALI karena EQU ALI seperti ALI klausa subordinatif ALI P PAR ALI Ket.Tempat ALI O CAU ALI klausa utama preposisi karena adalah menyatakan sebab, maka fokusnya terletak pada token pertama. Preposisi akibat direpresentasikan oleh frame. Klausa karena mewarisi sifat unggul kedua induk merupakan klausa subordinatif. Misal klausa subordinatif ini dinyatakan oleh token pertama, maka token pertama dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Klausa sosok pacman hibrid itu istimewa merupakan klausa utama. Misal klausa ini dinyatakan oleh token kedua, maka token kedua juga dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Fokus terletak pada klausa subordinatif, sehingga atribut ontology focus melekat pada token pertama. Gambar 52 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi karena. Konjungsi sebab, karena, akibat, dan oleh karena mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan penyebaban, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi sebab, akibat, dan oleh karena sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi karena. Klausa karena mewarisi sifat unggul kedua induk pada kalimat 1.11 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. karena mewarisi sifat unggul kedua induk konj P O Kata mewarisi menduduki fungsi sebagai predikat dan merupakan kata kerja transitif, dengan kata lain dapat diikuti oleh fungsi objek. Frasa sifat unggul kedua induk menduduki fungsi sebagai objek karena sifat unggul kedua induk merupakan sesuatu yang dikenai aktivitas yang ada pada fungsi predikat yaitu mewarisi. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P –O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat 1.11 ada pada frasa sifat unggul kedua induk, sehingga atribut fokus terdapat pada token objek. Pembentukan graf struktur CAU ALI karena ALI klausa subordinatif ALI klausa utama klausa aktif transitif dengan fungsi P –O dan fokus pada fungsi objek terdapat pada penjelasan Gambar 45. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan penyebaban pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 52. Fokus kalimat 1.11 terdapat pada klausa utama, yaitu kata istimewa yang menduduki fungsi predikat. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada fungsi predikat klausa utama, bergantung pada konteks kalimatnya. Gambar 53 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi karena dan susunan fungsional P –O.

8. Hubungan Hasil

Klausa adverbial ini menyatakan hasil atau akibat dari apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan hasil yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi sehingga. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut. 1.12 Pekebun belum menerapkan pemupukan intensif sehingga produksi rendah Chaidir 2010. Konjungsi sehingga muncul dalam kalimat majemuk bertingkat 1.12. Menurut Nardiati et al. 1996, konjungsi sehingga menandai bahwa klausa subordinatif memuat pernyataan akibat sebagai tindak lanjut pernyataan yang termuat pada klausa utamanya. Klausa sehingga produksi rendah merupakan akibat dari klausa pekebun belum menerapkan pemupukan intensif, sehingga kedua klausa tersebut mempunyai hubungan sebab akibat. Relasi yang sesuai CAU ALI karena ALI klausa subordinatif ALI klausa utama P CAU ALI O ALI untuk menggambarkan hubungan sebab akibat pada kalimat 1.12 adalah relasi CAU. Klausa pekebun belum menerapkan pemupukan intensif merupakan klausa utama yang dinyatakan maknanya oleh token pertama yang dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Klausa sehingga produksi rendah merupakan klausa subordinatif yang dinyatakan oleh token kedua yang dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Token pertama dan token kedua dihubungkan oleh relasi CAU dengan arah arc keluar dari token pertama menuju token kedua. Kata sehingga hanya menyatakan hubungan hasil, sehingga makna kata sehingga ditunjukkan oleh frame. Gambar 54 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sehingga. Konjungsi sehingga, sampai-sampai, dan maka mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan hasil, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi sampai-sampai, dan maka sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi sehingga. Klausa sehingga produksi rendah pada kalimat 1.12 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. sehingga produksi rendah konj S P Menurut Alwi et al. 2003, kalimat yang predikatnya adjektiva atau kata sifat dinamakan kalimat statif. Kata rendah tergolong adjektiva dan menduduki fungsi sebagai predikat, sehingga klausa sehingga produksi rendah merupakan klausa statif. Klausa statif ini biasanya hanya mempunyai dua unsur fungsi saja, yaitu subjek dan predikat. Subjek dalam klausa tersebut adalah kata produksi. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat, dan klausa tersebut berbentuk klausa statif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S –P dan klausa tersebut merupakan klausa statif. CAU ALI sehingga ALI klausa subordinatif ALI klausa utama Kata produksi yang menduduki fungsi sebagai subjek dan kata rendah yang menduduki fungsi sebagai predikat dalam klausa statif dihubungkan oleh relasi atribut, karena subjek yang diwakili oleh kata produksi mempunyai sifat yang dinyatakan oleh predikat yaitu rendah. Token yang menunjukkan subjek akan dihubungkan dengan relasi PAR dengan token yang menunjukkan fungsi predikat dengan arah arc dari predikat menuju subjek. Fokus anak kalimat 1.12 ada pada kata produksi, sehingga atribut fokus terdapat pada token subjek. Gambar 55 Graf struktur klausa statif dengan fungsi S –P dan fokus pada token subjek. Klausa statif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan hasil pada klausa utama, dengan kata lain klausa statif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token kedua pada Gambar 54. Fokus pada keseluruhan pola terdapat pada klausa subordinatif, dalam hal ini khususnya pada kalimat 1.12 terdapat pada fungsi subjek. Penentuan fokus berlaku juga pada fungsi predikat pada konteks kalimat yang lain. Gambar 56 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan konjungsi sehingga dan susunan fungsional S –P. P PAR ALI S ALI P PAR ALI S ALI CAU ALI sehingga ALI klausa subordinatif ALI klausa utama

9. Hubungan Cara

Klausa adverbial ini menyatakan cara pelaksanaan dari apa yang dinyatakan oleh klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan cara yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi dengan dan tanpa. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut. 1.13 Bakteri cukup tahu diri dengan menjaga kesehatan ikan Tambunan 2010. Konjungsi dengan yang menyatakan hubungan cara muncul dalam kalimat 1.13. Bentuk word graph dengan yang menyatakan hubungan cara dalam Anggraeni 2009 adalah sebagai berikut. Gambar 57 Word graph preposisi dengan yang menyatakan cara. Relasi CAU dapat dipergunakan untuk menyatakan dua token yang mempunyai hubungan cara dengan kegiatan yang menggunakan cara itu. Token pertama merepresentasikan cara, dan token kedua merepresentasikan kegiatan. Cara dipergunakan untuk suatu kegiatan, sehingga arc berawal dari token pertama menuju token kedua. Fokus preposisi dengan adalah menyatakan cara, maka fokusnya terletak pada token pertama Anggraeni 2009. Klausa dengan menjaga kesehatan ikan menyatakan cara, sedangkan klausa bakteri cukup tahu diri menyatakan kegiatan atau situasi. Klausa yang menyatakan cara tersebut merupakan klausa subordinatif, sedangkan klausa yang menyatakan kegiatan merupakan klausa utama karena telah diterangkan oleh klausa subordinatif. Misal klausa subordinatif dinyatakan oleh token pertama, maka token pertama dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Misal klausa utama dinyatakan oleh token kedua, maka token kedua juga dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Fokus terletak pada klausa subordinatif, sehingga atribut ontology focus melekat pada token pertama. CAU ALI dengan Gambar 58 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi dengan yang menyatakan cara. Klausa dengan menjaga kesehatan ikan pada kalimat 1.13 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. dengan menjaga kesehatan ikan konj P O Kata menjaga menduduki fungsi sebagai predikat dan merupakan kata kerja transitif, dengan kata lain dapat diikuti oleh fungsi objek. Frasa kesehatan ikan menduduki fungsi sebagai objek karena kesehatan ikan merupakan sesuatu yang dikenai aktivitas yang ada pada fungsi predikat yaitu menjaga. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P –O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat 1.13 ada pada kata menjaga, sehingga atribut fokus terdapat pada token predikat. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P –O dan fokus pada fungsi predikat terdapat pada penjelasan Gambar 24. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan cara pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 58. Fokus kalimat 1.13 terdapat pada klausa subordinatif, yaitu pada kata menjaga yang menduduki fungsi sebagai predikat. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada fungsi predikat klausa subordinatif, bergantung pada konteks kalimatnya. CAU ALI dengan ALI klausa subordinatif ALI klausa utama Gambar 59 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi dengan yang menyatakan cara dan susunan fungsional P –O. 1.14 Sebagai gantinya burung hantu mampu memutar kepala 270 , tanpa harus menggerakkan tubuh Raharjo 2010. Konjungsi tanpa yang menyatakan hubungan cara, muncul dalam kalimat majemuk bertingkat 1.14. Makna konjungsi tanpa merupakan kebalikan dari makna konjungsi dengan dalam konteks sebagai konjungsi hubungan cara, sehingga konjungsi tanpa menyatakan bahwa kegiatan yang dinyatakan dalam klausa utama tidak menggunakan cara seperti yang termuat dalam klausa subordinatif. Pembentukan word graph tanpa dapat mengadopsi Gambar 58 dengan pemberian relasi frame NEGPAR. Gambar 60 Word graph preposisi tanpa yang menyatakan hubungan cara. Klausa tanpa harus menggerakkan tubuh menyatakan cara yang tidak digunakan pada kegiatan, sedangkan klausa sebagai gantinya burung hantu mampu memutar kepala 270 menyatakan kegiatan. Klausa yang menyatakan cara tersebut merupakan klausa subordinatif, sedangkan klausa yang menyatakan kegiatan merupakan klausa utama karena telah diterangkan oleh klausa subordinatif. Misal klausa subordinatif dinyatakan oleh token pertama, maka token pertama dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Misal CAU ALI dengan ALI klausa subordinatif ALI klausa utama P CAU ALI O ALI CAU ALI tanpa NEG klausa utama dinyatakan oleh token kedua, maka token kedua juga dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Fokus terletak pada klausa subordinatif, sehingga atribut ontology focus melekat pada token pertama. Gambar 61 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan cara. Klausa tanpa harus menggerakkan tubuh pada kalimat 1.14 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. tanpa harus menggerakkan tubuh konj P O Kata menggerakkan menduduki fungsi sebagai predikat dan merupakan kata kerja transitif, dengan kata lain dapat diikuti oleh fungsi objek. Kata tubuh menduduki fungsi sebagai objek karena tubuh merupakan sesuatu yang dikenai aktivitas yang ada pada fungsi predikat yaitu menggerakkan. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S –P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat 1.14 ada pada kata menggerakkan, sehingga atribut fokus terdapat pada fungsi predikat. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P –O dan fokus pada fungsi predikat terdapat pada penjelasan Gambar 24. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan cara pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 61. Fokus kalimat 1.14 terdapat pada klausa subordinatif, yaitu pada kata menggerakkan yang menduduki fungsi sebagai predikat. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada fungsi predikat klausa subordinatif, bergantung pada konteks kalimatnya. CAU ALI tanpa ALI klausa subordinatif ALI klausa utama NEG Gambar 62 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan cara dan susunan fungsional P –O.

10. Hubungan Alat

Klausa adverbial ini menyatakan alat yang dinyatakan oleh klausa utama. Klausa adverbial dengan hubungan alat yang diteliti adalah klausa adverbial dengan konjungsi dengan dan tanpa. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut. 1.15 Irwan menyiasatinya dengan menggunakan urine sapi Cahyana 2010. Konjungsi dengan yang menyatakan alat muncul dalam kalimat majemuk bertingkat 1.15. Klausa dengan menggunakan urine sapi pada kalimat 1.15 di atas berarti bahwa urine sapi merupakan alat yang digunakan Irwan untuk menyiasati sesuatu seperti yang dinyatakan dalam klausa utama. Menurut Anggraeni 2009, relasi CAU dapat dipergunakan untuk menyatakan dua token yang mempunyai hubungan alat dengan kegiatan yang mempergunakan alat tersebut. Token pertama merepresentasikan alat, dan token kedua merepresentasikan kegiatan. Klausa subordinatif dengan menggunakan urine sapi menyatakan alat, sehingga token pertama menyatakan klausa subordinatif dan dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa subordinatif. Klausa utama Irwan menyiasatinya menyatakan kegiatan, sehingga token kedua menyatakan klausa utama dan dihubungkan oleh relasi ALI dengan type klausa utama. Alat dipergunakan untuk suatu kejadian, sehingga arc berawal dari token pertama menuju token kedua. Fokus terletak pada klausa subordinatif, sehingga atribut ontology focus melekat pada token pertama. CAU ALI tanpa ALI klausa subordinatif ALI klausa utama NEG P CAU ALI O ALI Gambar 63 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi dengan yang menyatakan alat. Klausa dengan menggunakan urine sapi pada kalimat 1.15 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. dengan menggunakan urine sapi konj P O Kata menggunakan menduduki fungsi sebagai predikat dan merupakan kata kerja transitif, dengan kata lain dapat diikuti oleh fungsi objek. Frasa urine sapi menduduki fungsi sebagai objek karena urine sapi merupakan sesuatu yang dikenai aktivitas yang ada pada fungsi predikat yaitu menggunakan. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S –P–O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat 1.15 ada pada frasa urine sapi, sehingga atribut fokus terdapat pada fungsi objek. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P –O dan fokus pada fungsi objek terdapat pada penjelasan Gambar 45. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan alat pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 63. Fokus kalimat 1.15 terdapat pada klausa subordinatif, yaitu pada frasa urine sapi yang menduduki fungsi sebagai objek. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada fungsi objek klausa subordinatif, bergantung pada konteks kalimatnya. CAU ALI dengan ALI klausa subordinatif ALI klausa utama Gambar 64 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi dengan yang menyatakan alat dan susunan fungsional P –O. 1.16 Mikroba yang sudah diujicobakan BPPT ini mampu menaikkan pH tanpa harus menggunakan cara-cara sebelumnya Bambang 2008. Konjungsi tanpa yang menyatakan alat muncul dalam kalimat majemuk bertingkat 1.16. Makna konjungsi tanpa merupakan kebalikan dari makna konjungsi dengan dalam konteks sebagai konjungsi hubungan alat, sehingga konjungsi tanpa menyatakan bahwa kegiatan yang dinyatakan dalam klausa utama tidak menggunakan alat seperti yang termuat dalam klausa subordinatif. Klausa subordinatif menyatakan alat, sedangkan klausa utama menyatakan kegiatan. Pembentukan graf klausa subordinatif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan hubungan alat dapat mengadopsi Gambar 63 dengan pemberian relasi frame NEGPAR. Gambar 65 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan alat. Klausa tanpa harus menggunakan cara-cara sebelumnya pada kalimat 1.16 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. tanpa harus menggunakan cara-cara sebelumnya konj P O CAU ALI dengan ALI klausa subordinatif ALI klausa utama P CAU ALI O ALI CAU ALI tanpa ALI klausa subordinatif ALI klausa utama NEG Frasa harus menggunakan memiliki bentuk dasar kata menggunakan. Kata menggunakan merupakan kata kerja transitif, sehingga frasa harus menggunakan merupakan frasa verbal. Frasa tersebut menduduki fungsi sebagai predikat dan harus diikuti oleh objek atau pelengkap. Frasa cara-cara sebelumnya menduduki fungsi sebagai objek karena cara-cara sebelumnya merupakan sesuatu yang dikenai aktivitas yang ada pada fungsi predikat yaitu menggunakan. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P –O dan klausa tersebut merupakan klausa aktif transitif. Fokus anak kalimat 1.16 ada pada frasa cara-cara sebelumnya, sehingga atribut fokus terdapat pada token objek. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P –O dan fokus pada fungsi objek terdapat pada penjelasan Gambar 45. Klausa aktif transitif tersebut menduduki fungsi sebagai pengganti keterangan alat pada klausa utama, dengan kata lain klausa aktif transitif tersebut merupakan anak kalimat atau klausa subordinatif, sehingga pola graf klausa subordinatif dapat dimasukkan ke dalam token pertama pada Gambar 65. Fokus kalimat 1.16 terdapat pada klausa subordinatif, yaitu pada frasa cara-cara sebelumnya yang menduduki fungsi sebagai objek. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada fungsi objek klausa subordinatif, bergantung pada konteks kalimatnya. Gambar 66 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi tanpa yang menyatakan alat dan susunan fungsional P –O.

4.1.2 Pembentukan Graf Struktur Klausa Nominal

Klausa subordinatif disebut sebagai klausa nominal jika klausa subordinatif ini menduduki fungsi yang biasa diduduki oleh nomina Alwi et al. CAU ALI tanpa ALI klausa subordinatif ALI klausa utama NEG P CAU ALI O ALI 2003. Klausa nominal yang diteliti adalah klausa nominal dengan konjungsi bahwa. Contohnya terdapat dalam kalimat berikut ini. 1.17 Apakah mereka tidak tahu bahwa padi itu berkah dari surga Bintang 2011. Kalimat 1.17 memuat konjungsi bahwa. Klausa nominal tersebut adalah padi itu berkah dari surga, sedangkan klausa utamanya adalah apakah mereka tidak tahu. Pembentukan klausa nominal tersebut dijelaskan dengan bagan berikut ini. Gambar 67 Bagan pembentukan klausa nominal pada kalimat 1.17. Klausa utama apakah mereka tidak tahu disempurnakan dengan suatu objek yaitu kata sesuatu dengan tujuan supaya pembentukan klausa nominal akan dengan mudah terlihat. Kata sesuatu merupakan kata benda atau nominal, dan dalam kasus ini digantikan oleh klausa padi itu berkah dari surga dengan diawali konjungsi bahwa. Pembentukan grafnya akan diuraikan satu persatu, mulai dari pembentukan graf konjungsi bahwa, graf struktur klausa nominalnya, beserta graf struktur klausa utamanya dengan tujuan alur pembentukan graf struktur klausa nominalnya menjadi jelas. Makna kata bahwa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2003 adalah menyatakan kata penghubung untuk menyatakan isi atau uraian bagian kalimat yang di depan. Misal terdapat dua token, maka relasi yang menggambarkan hubungan ini adalah relasi EQU. Makna bahwa dinyatakan oleh frame. Klausa utama mereka S tidak tahu P sesuatu O bahwa konj padi itu S berkah P Apakah Pronomina dari surga Ket.Tempat Gambar 68 Word graph konjungsi bahwa. Penggabungan klausa nominal ke dalam klausa utama dengan menggunakan konjungsi bahwa tersebut, harus mempertimbangkan token yang akan digabungkan, yaitu harus dua token yang mempunyai type sama. Menurut Alwi et al. 2003, konjungsi bahwa, bagaimanakah, mengapakah, apakah, siapakah, dengan siapa, untuk apa, dan ke mana mempunyai makna yang sama yaitu sebagai konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan komplementasi, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi bagaimanakah, mengapakah, apakah, siapakah sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi bahwa. Klausa nominal atau klausa subordinatif padi itu berkah dari surga jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. padi itu berkah dari surga S P Ket.Tempat Frasa padi itu menduduki fungsi sebagai subjek, sedangkan kata berkah menduduki fungsi predikat. Frasa dari surga menduduki fungsi sebagai keterangan tempat karena memuat preposisi dari. Frasa padi itu mempunyai bentuk dasar kata padi yang tergolong kata benda, sedangkan kata berkah juga tergolong dalam kata benda. Menurut Alwi et al. 2003 kalimat yang predikatnya nominal atau kata benda sering dinamakan kalimat ekuatif, sehingga klausa padi itu berkah dari surga yang berpredikat berkah merupakan klausa ekuatif dengan pola fungsi S –P–keterangan tempat. Uraian pembentukan graf klausa padi itu berkah dari surga adalah sebagai berikut. Frasa padi itu menduduki fungsi sebagai subjek, sehingga direpresentasikan ke dalam token pertama. Kata berkah merupakan predikat sehingga direpresentasikan ke dalam token kedua. Kata berkah tergolong dalam kata benda, sehingga hubungan yang muncul pada padi itu berkah dapat dinyatakan berikut ini. Padi itu berkah bisa berarti padi merupakan berkah. Hubungan yang muncul adalah hubungan ekuatif atau kesamaan. Relasi yang EQU ALI bahwa sesuai untuk menghubungkan dua token tersebut adalah relasi EQU. Frasa dari surga merupakan keterangan tempat, sehingga token yang menyatakannya dihubungkan oleh relasi PAR dengan token predikat. Fokus pada klausa padi itu berkah dari surga adalah pada kata berkah, sehingga atribut fokus terdapat pada token predikat. Gambar 69 Graf stuktur klausa ekuatif dengan fungsi S –P–Ket.Tempat dan fokus pada token predikat. Klausa utama apakah mereka tidak tahu sesuatu, jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. apakah mereka tidak tahu sesuatu Pronomina S P O Frasa tidak tahu menduduki fungsi sebagai predikat, karena menggambarkan suatu keadaan. Kata mereka menduduki fungsi subjek, karena mereka mengalami suatu keadaan yang dinyatakan oleh predikat yaitu tidak tahu. Kata sesuatu menduduki fungsi objek. Kata apakah merupakan pronomina penanya yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan Alwi et al. 2003. Kata apakah tidak akan dibahas dalam uraian ini karena cakupan pembahasan hanya pada pembentukan klausa subordinatif saja. Fokus dalam klausa ini adalah frasa tidak tahu, sehingga atribut fokus terdapat pada fungsi Predikat. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi S –P–O dan fokus pada fungsi Predikat telah diuraikan dalam penjelasan Gambar 28. Penggabungan klausa nominal dan klausa utama dengan konjungsi bahwa harus mempertimbangkan suatu fungsi yang akan digantikan oleh klausa nominal. Fungsi objek pada klausa utama akan digantikan oleh klausa nominal pada kalimat 1.17, sehingga token objek pada klausa utama dihubungkan oleh graf konjungsi bahwa dengan graf struktur klausa nominal. Fokus keseluruhan berpindah ke dalam klausa subordinatif atau klausa nominal, tepatnya pada kata berkah, sehingga atribut fokus terdapat pada token predikat pada klausa P EQU PAR ALI S ALI Ket.Tempat ALI subordinatif. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada token predikat untuk kalimat lainnya. Gambar 70 Pola graf klausa subordinatif ekuatif dengan fungsi S – P–Ket. Tempat dengan konjungsi bahwa yang menyatakan isi objek dalam klausa utama.

4.1.3 Pembentukan Graf Struktur Klausa Relatif

Klausa perluasan dengan konjungsi yang yang disematkan dalam klausa utama disebut sebagai klausa relatif dan berfungsi sebagai keterangan bagi sintaksis S, P, O, atau Ket tertentu. Klausa relatif yang diteliti adalah klausa relatif dengan hubungan atributif restriktif yang memuat konjungsi yang. Klausa relatif dengan hubungan atributif takrestriktif mempunyai proses pembentukan yang hampir sama karena memuat konjungsi yang sama yaitu yang. Contoh klausa relatif ada dalam kalimat berikut ini. 1.18 Baobab yang dijumpai Reza pada Juli 2010 sedang meranggas karena musim kemarau Artdiyasa 2010. Kalimat 1.18 memuat konjungsi yang. Klausa relatifnya adalah yang dijumpai Reza pada Juli 2010, sedangkan klausa utamanya adalah Baobab sedang meranggas karena musim kemarau. Pembentukan grafnya akan diuraikan satu persatu, mulai dari pembentukan graf konjungsi yang, graf struktur klausa relatifnya, beserta graf struktur klausa utamanya dengan tujuan alur pembentukan graf struktur klausa relatifnya menjadi jelas. P CAU CAU ALI S ALI O ALI P EQU PAR ALI S ALI Ket.Tempat ALI EQU ALI bahwa ALI klausa subordinatif ALI klausa utama Makna yang dikandung kalimat 1.18 adalah klausa yang dijumpai Reza pada Juli 2010 merupakan suatu atribut dari kata Baobab. Misal terdapat dua token, token pertama merupakan atribut dari token yang kedua, maka relasi PAR mempunyai arc yang berasal dari token pertama menuju token kedua. Fokus terletak pada token pertama karena token pertama mewatasi nomina yang diterangkannya pada token kedua. Makna kata yang menyatakan hubungan atributif restriktif dinyatakan dalam frame. Gambar 71 Word graph konjungsi yang menyatakan hubungan atributif restriktif. Konjungsi yang yang menyatakan hubungan atributif restriktif mempunyai makna yang sama dengan konjungsi yang yang menyatakan hubungan atributif takrestriktif, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi yang yang menyatakan hubungan atributif takrestriktif sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi yang yang menyatakan hubungan atributif restriktif. Klausa relatif atau klausa subordinatif yang dijumpai Reza pada Juli 2010 jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. yang dijumpai Reza pada Juli 2010 konj P S Ket.Waktu Unsur pekerjaan atau aksi ditunjukkan oleh verba dijumpai, sehingga fungsi predikatnya adalah kata dijumpai. Unsur pelaku pekerjaan ditunjukkan oleh kata Reza, sehingga fungsi subjeknya adalah kata Reza. Unsur pada Juli 2010 menduduki fungsi sebagai keterangan waktu. Menurut Alwi et al. 2003, verba aktif transitif yang berprefiks meng- dapat diubah menjadi bentuk pasif dengan mengganti prefiks meng- dengan prefiks di-, sehingga kata ditanam pada anak kalimat tersebut merupakan verba transitif, dan klausa tersebut merupakan klausa pasif. Susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah P –S–keterangan waktu atau dapat juga dituliskan S –P–keterangan waktu dan klausa tersebut merupakan klausa pasif. Pembentukan graf struktur klausa pasif dengan fungsi S –P–keterangan waktu pada kalimat 1.18 akan diuraikan berikut ini. Kata Reza yang menduduki PAR ALI yang fungsi sebagai subjek dan frasa yang dijumpai yang menduduki fungsi sebagai predikat harus dihubungkan oleh relasi sebab akibat. Menurut Nurdiati dan Hoede 2009, relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan subjek dengan predikat. Fungsi keterangan waktu yang ditunjukkan frasa pada Juli 2010 berhubungan erat dengan kegiatan dijumpai, sehingga relasi yang sesuai untuk menghubungkan fungsi keterangan waktu dengan predikat adalah PAR, yaitu token yang menyatakan fungsi keterangan waktu sebagai atribut dari token yang menyatakan fungsi predikat. Fokus klausa pada kalimat 1.18 terletak pada frasa yang dijumpai yaitu fungsi predikat, sehingga ontology focus melekat pada token predikat. Gambar 72 Graf strukur klausa pasif dengan fungsi S –P–Ket.Waktu dan fokus pada token predikat. Klausa utama Baobab sedang meranggas karena musim kemarau, jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. Baobab sedang meranggas karena musim kemarau S P Ket.Sebab Subjek dalam klausa tersebut adalah kata Baobab, karena menunjukkan pelaku aktivitas sedang meranggas. Frasa sedang meranggas mempunyai bentuk dasar meranggas dan merupakan verba taktransitif serta menduduki fungsi sebagai predikat. Frasa karena musim kemarau menduduki fungsi keterangan sebab, karena didahului oleh preposisi karena. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat yang berupa verba taktransitif, dan keterangan sebab, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S –P–keterangan sebab dan klausa tersebut merupakan klausa taktransitif. Pembentukan graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi S –P– keterangan sebab diuraikan berikut ini. Kata Baobab yang menduduki fungsi sebagai subjek dan frasa sedang meranggas yang menduduki fungsi sebagai predikat harus dihubungkan oleh relasi sebab akibat. Menurut Nurdiati dan Hoede 2009, relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan subjek dengan predikat. Predikatnya berupa kata kerja taktransitif, sehingga tidak bisa diikuti P PAR ALI Ket. Waktu CAU ALI S ALI oleh objek maupun pelengkap. Frasa karena musim kemarau yang menduduki fungsi keterangan sebab berhubungan dengan peristiwa meranggas yang dinyatakan dalam fungsi predikat. Hubungan tersebut dapat dilihat pada preposisi yang muncul, yaitu kata karena. Word graph preposisi karena dapat dilihat pada Gambar 51. Token pertama pada wordgraph tersebut merepresentasikan keterangan sebab yaitu frasa musim kemarau, sedangkan token kedua merepresentasikan predikat yaitu kata meranggas. Maknanya adalah musim kemarau mengakibatkan peristiwa meranggas. Secara umum, graf yang menghubungkan fungsi predikat dengan fungsi keterangan sebab adalah sebagai berikut. Gambar 73 Word graph preposisi karena yang digunakan untuk menghubungkan keterangan sebab dengan predikat. Fokus klausa Baobab sedang meranggas karena musim kemarau terletak pada kata Baobab, sehingga atribut fokus terletak pada token subjek. Gambar 74 Graf klausa taktransitif dengan fungsi S –P–Ket.Sebab dan fokus pada token subjek. Penggabungan klausa relatif dan klausa utama dengan konjungsi yang harus mempertimbangkan suatu fungsi yang akan diterangkan oleh klausa relatif. Fungsi subjek pada klausa utama akan diterangkan oleh klausa relatif pada kalimat 1.18, sehingga token subjek pada klausa utama dihubungkan oleh graf konjungsi yang dengan graf struktur klausa relatif. Fokus keseluruhan berpindah ke dalam klausa utama, tepatnya pada kata Baobab, sehingga atribut fokus P CAU CAU ALI S ALI ALI Ket.Sebab karena ALI CAU ALI karena ALI ALI Ket.Sebab P terdapat pada token subjek pada klausa utama. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada token subjek untuk kalimat lainnya. Gambar 75 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan fungsi S – P –Ket.Waktu dengan konjungsi yang yang membatasi isi subjek dalam klausa utama.

4.1.4 Pembentukan Graf Struktur Klausa Perbandingan

Kalimat majemuk bertingkat dapat pula terbentuk bila dua klausa diperbandingkan, satu dinyatakan pada klausa utama dan satunya lagi dinyatakan pada klausa subordinatif atau anak kalimat. Anak kalimat ini disebut sebagai klausa perbandingan. Ada dua macam hubungan pada klausa perbandingan, yaitu hubungan ekuatif dan hubungan komparatif Alwi et al. 2003.

1. Klausa Perbandingan dengan Hubungan Ekuatif

Hubungan ekuatif muncul bila hal atau unsur pada klausa perbandingan dan klausa utama yang diperbandingkan sama tarafnya. Klausa perbandingan dengan hubungan ekuatif yang diteliti adalah klausa dengan konjungsi sama...dengan. Contohnya ada dalam kalimat berikut. 1.19 Rumah ini sama tua dengan saya Alwi et al. 2003. Kalimat 1.19 memuat konjungsi sama...dengan. Klausa perbandingannya adalah saya tua, sedangkan klausa utamanya adalah rumah ini tua. Pembentukan grafnya akan diuraikan satu persatu, mulai dari pembentukan PAR ALI yang ALI Klausa subordinatif ALI Klausa utama P CAU CAU ALI S ALI ALI Ket.Sebab karena ALI P PAR ALI Ket. Waktu CAU ALI S ALI graf konjungsi sama...dengan, graf struktur klausa perbandingannya, beserta graf struktur klausa utamanya dengan tujuan alur pembentukan graf struktur klausa perbandingan dengan hubungan ekuatif menjadi jelas. Makna kalimat 1.19 tersebut adalah membandingkan kesamaan klausa rumah ini tua dan saya tua. Hal yang dibandingkan adalah sifat tua dan sifat perbandingannya adalah sama. Misal terdapat dua token yang akan dibandingkan dengan sama tarafnya, maka relasi yang sesuai adalah EQU. Makna konjungsi sama...dengan ditunjukkan dengan frame. Gambar 76 Word graph konjungsi sama...dengan yang menyatakan hubungan ekuatif. Konjungsi se... mempunyai makna yang sama dengan konjungsi sama...dengan yang menyatakan hubungan ekuatif, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi se... sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi sama...dengan. Klausa perbandingan atau klausa subordinatif saya tua jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. saya tua S P Menurut Alwi et al. 2003, kalimat yang predikatnya adjektiva atau kata sifat dinamakan kalimat statif. Kata tua tergolong adjektiva dan menduduki fungsi sebagai predikat, sehingga klausa saya tua merupakan klausa statif. Klausa statif ini biasanya hanya mempunyai dua unsur fungsi saja, yaitu subjek dan predikat. Subjek dalam klausa tersebut adalah kata saya. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat, dan klausa tersebut berbentuk klausa statif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S –P dan klausa tersebut merupakan klausa statif. Analisis pembentukan graf klausa subordinatif pada kalimat 1.19 adalah sebagai berikut. Kata saya yang menduduki fungsi sebagai subjek dan kata tua yang menduduki fungsi sebagai predikat pada klausa statif dihubungkan oleh relasi atribut, karena saya mempunyai sifat yang dinyatakan dalam predikat yaitu EQU ALI sama...dengan tua. Token yang menunjukkan subjek akan dihubungkan oleh relasi PAR dengan token yang menunjukkan fungsi predikat dengan arah arc dari predikat menuju subjek. Fokusnya terletak pada kata tua, sehingga atribut fokus terletak pada token predikat. Gambar 77 Graf struktur klausa statif dengan fungsi S –P dan fokus pada token predikat. Klausa utama rumah ini tua karena musim kemarau, jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. rumah ini tua S P Kata tua tergolong adjektiva dan menduduki fungsi sebagai predikat, sehingga klausa rumah ini tua merupakan klausa statif. Subjek dalam klausa tersebut adalah frasa rumah ini. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat, dan klausa tersebut berbentuk klausa statif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S –P dan klausa tersebut merupakan klausa statif. Fokus klausa rumah ini tua terletak pada kata tua, sehingga atribut fokus terletak pada fungsi predikat. Analisis pembentukan graf struktur klausa utama pada kalimat 1.19 dapat mengacu pada penjelasan Gambar 77. Pembentukan klausa perbandingan dalam kalimat majemuk 1.19 diuraikan dalam penjelasan berikut ini. Token yang akan dibandingkan adalah kedua token Predikat pada kedua klausa karena tarafnya sama, sehingga kedua token tersebut dihubungkan oleh graf konjungsi sama...dengan pada Gambar 76. Fokusnya bisa dipilih pada frasa rumah ini, sehingga atribut fokus berpindah menuju fungsi subjek klausa utama. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada subjek klausa utama, bergantung pada konteks kalimatnya. PAR ALI S ALI P Gambar 78 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S – P dengan konjungsi sama...dengan dan fokus pada token subjek klausa utama.

2. Klausa Perbandingan dengan Hubungan Komparatif

Hubungan komparatif muncul bila hal atau unsur pada klausa perbandingan dan klausa utama yang diperbandingkan berbeda tarafnya. Klausa perbandingan dengan hubungan komparatif yang diteliti adalah klausa dengan konjungsi lebih...sedikit daripada dan kurang...daripada. Contohnya ada dalam kalimat berikut. 1.20 Tajuknya lebih tinggi sedikit daripada pohon kelapa di dekatnya Syariefa 2010. Kalimat 1.20 memuat konjungsi lebih...sedikit daripada. Klausa perbandingannya adalah pohon kelapa di dekatnya tinggi, sedangkan klausa utamanya adalah tajuknya tinggi. Pembentukan grafnya akan diuraikan satu persatu, mulai dari pembentukan graf konjungsi lebih...sedikit daripada, graf struktur klausa perbandingannya, beserta graf struktur klausa utamanya dengan tujuan alur pembentukan graf struktur klausa perbandingan dengan hubungan komparatif menjadi jelas. Makna kalimat 1.20 tersebut adalah membandingkan perbedaan taraf antara klausa tajuknya tinggi dan pohon kelapa di dekatnya tinggi. Hal yang dibandingkan adalah sifat tinggi dan sifat perbandingannya adalah berbeda tarafnya yaitu tinggi pada klausa utama bernilai lebih daripada tinggi pada klausa subordinatif. Samba 2010 menyatakan bahwa makna kata lebih adalah terdapat PAR ALI S ALI P PAR ALI S ALI P EQU ALI sama...dengan ALI klausa subordinatif ALI klausa utama suatu tingkat ukuran yang lewat dari semestinya. Word graph lebih terdiri atas dua token. Token kedua mengimplementasikan sesuatu ukuran yang lebih dari token pertama, maka dapat disimpulkan bahwa antara kedua token tersebut mempunyai hubungan urutan ukuran, sehingga kedua token tersebut dihubungkan oleh relasi ORD dengan arc berawal dari token pertama. Pembentukan word graph lebih...sedikit daripada dapat mengacu pada word graph lebih. Gambar 79 Word graph konjungsi lebih...sedikit daripada yang menyatakan hubungan komparatif. Konjungsi lebih...daripada dan lebih...dari mempunyai makna yang sama dengan konjungsi lebih...sedikit daripada yang menyatakan hubungan komparatif, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi lebih...daripada dan lebih...dari sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi lebih...sedikit daripada. Klausa perbandingan atau klausa subordinatif pohon kelapa di dekatnya tinggi jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. pohon kelapa di dekatnya tinggi S Ket.Tempat P Menurut Alwi et al. 2003, kalimat yang predikatnya adjektiva atau kata sifat dinamakan kalimat statif. Kata tinggi tergolong adjektiva dan menduduki fungsi sebagai predikat, sehingga klausa pohon kelapa di dekatnya tinggi merupakan klausa statif. Subjek dalam klausa tersebut adalah frasa pohon kelapa. Frasa di dekatnya menduduki fungsi sebagai keterangan tempat. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat, keterangan tempat dan klausa tersebut berbentuk klausa statif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S –P– keterangan tempat dan klausa tersebut merupakan klausa statif. Analisis pembentukan graf klausa subordinatif pada kalimat 1.20 adalah sebagai berikut. Frasa pohon kelapa yang menduduki fungsi sebagai subjek dan kata tinggi yang menduduki fungsi sebagai predikat pada klausa statif dihubungkan oleh relasi atribut, karena pohon kelapa mempunyai sifat yang dinyatakan dalam predikat yaitu tinggi. Token yang menunjukkan subjek akan ORD ALI lebih...sedikit daripada dihubungkan oleh relasi PAR dengan token yang menunjukkan fungsi predikat dengan arah arc dari predikat menuju subjek. Fungsi keterangan tempat yang direpresentasikan oleh frasa di dekatnya merupakan atribut letak tempat dimana pohon kelapa berada, sehingga subjek akan dihubungkan oleh relasi PAR dengan token yang menunjukkan fungsi keterangan tempat dengan arah arc dari keterangan tempat menuju subjek. Fokusnya terletak pada kata tinggi, sehingga atribut fokus terletak pada token predikat. Gambar 80 Graf struktur klausa statif dengan fungsi S –P–Ket. Tempat dan fokus pada token predikat. Klausa utama tajuknya tinggi, jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. tajuknya tinggi S P Kata tinggi tergolong adjektiva dan menduduki fungsi sebagai predikat, sehingga klausa tajuknya tinggi merupakan klausa statif. Subjek dalam klausa tersebut adalah tajuknya. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat, dan klausa tersebut berbentuk klausa statif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S –P dan klausa tersebut merupakan klausa statif. Fokus klausa tajuknya tinggi terletak pada kata tinggi, sehingga atribut fokus terletak pada fungsi predikat. Analisis pembentukan graf struktur klausa utama pada kalimat 1.20 dapat mengacu pada penjelasan Gambar 77. Pembentukan klausa perbandingan dalam kalimat majemuk 1.20 diuraikan dalam penjelasan berikut ini. Token yang akan dibandingkan adalah kedua token predikat pada kedua klausa karena tarafnya berbeda, sehingga kedua token tersebut dihubungkan oleh graf konjungsi lebih...sedikit daripada pada Gambar 79 dengan arah arc dari token predikat pada klausa subordinatif menuju token predikat pada klausa utama. Fokusnya bisa dipilih pada kata tajuknya, sehingga atribut fokus berpindah menuju fungsi subjek klausa utama. Penentuan PAR ALI S ALI P PAR ALI Ket.Tempat fokus tidak mutlak berada pada subjek klausa utama, bergantung pada konteks kalimatnya. Gambar 81 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S – P –keterangan tempat dengan konjungsi lebih...sedikit daripada dan fokus pada token subjek klausa utama. 1.21 Dia kurang mahir berbahasa Inggris daripada anaknya Alwi et al.2003. Kalimat 1.21 memuat konjungsi kurang...daripada. Klausa perbandingannya adalah anaknya mahir berbahasa Inggris, sedangkan klausa utamanya adalah dia mahir berbahasa Inggris. Pembentukan grafnya akan diuraikan satu persatu, mulai dari pembentukan graf konjungsi kurang...daripada, graf struktur klausa perbandingannya, beserta graf struktur klausa utamanya dengan tujuan alur pembentukan graf struktur klausa perbandingan dengan hubungan komparatif menjadi jelas. Makna kalimat 1.21 tersebut adalah membandingkan perbedaan taraf antara klausa dia mahir berbahasa Inggris dan anaknya mahir berbahasa Inggris. Hal yang dibandingkan adalah sifat mahir dan sifat perbandingannya adalah berbeda tarafnya yaitu mahir pada klausa utama bernilai kurang daripada mahir pada klausa subordinatif. Samba 2010 menyatakan bahwa makna kata kurang adalah terdapat suatu tingkat ukuran yang belum atau tidak sama dengan seharusnya. Word graph kurang terdiri atas dua token. Token pertama mengimplementasikan sesuatu ukuran yang belum atau kurang dibanding token ORD ALI lebih...sedikit daripada ALI Klausa utama ALI Klausa subordinatif PAR ALI S ALI P PAR ALI Ket.Tempat PAR ALI S ALI P kedua, maka dapat disimpulkan bahwa antara kedua token tersebut mempunyai hubungan urutan ukuran, sehingga kedua token tersebut dihubungkan oleh relasi ORD dengan arc berawal dari token pertama. Pembentukan word graph kurang...daripada dapat mengacu pada word graph kurang. Gambar 82 Word graph konjungsi kurang...daripada yang menyatakan hubungan komparatif. Konjungsi kurang...dari mempunyai makna yang sama dengan konjungsi kurang...daripada yang menyatakan hubungan komparatif, sehingga graf yang dibentuk oleh konjungsi kurang...dari sama dengan graf yang dibentuk oleh konjungsi kurang...daripada. Klausa perbandingan atau klausa subordinatif anaknya mahir berbahasa Inggris jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. anaknya mahir berbahasa Inggris S P Menurut Alwi et al. 2003, kalimat yang predikatnya adjektiva atau kata sifat dinamakan kalimat statif. Frasa mahir berbahasa Inggris menduduki fungsi sebagai predikat dan mempunyai bentuk dasar kata mahir yang diperluas dengan verba berbahasa Inggris. Kata mahir tergolong adjektiva, sehingga klausa anaknya mahir berbahasa Inggris merupakan klausa statif. subjek dalam klausa tersebut adalah kata anaknya. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat, dan klausa tersebut berbentuk klausa statif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S –P dan klausa tersebut merupakan klausa statif. Fokus klausa anaknya mahir berbahasa Inggris terletak pada frasa mahir berbahasa Inggris, sehingga atribut fokus terletak pada fungsi predikat. Analisis pembentukan graf struktur klausa subordinatif pada kalimat 1.21 dapat mengacu pada penjelasan Gambar 77. Klausa utama dia mahir berbahasa Inggris, jika dianalisis fungsinya adalah sebagai berikut. dia mahir berbahasa Inggris S P ORD ALI kurang...daripada Berdasarkan penjelasan sebelumnya, frasa mahir berbahasa Inggris menduduki fungsi sebagai predikat, dan klausa dia mahir berbahasa Inggris merupakan klausa statif. Subjek dalam klausa tersebut adalah kata dia. Klausa tersebut terdiri atas subjek, predikat, dan klausa tersebut berbentuk klausa statif, sehingga susunan fungsi klausa subordinatif tersebut adalah S –P dan klausa tersebut merupakan klausa statif. Fokus klausa anaknya mahir berbahasa Inggris terletak pada frasa mahir berbahasa Inggris, sehingga atribut fokus terletak pada fungsi predikat. Analisis pembentukan graf struktur klausa subordinatif pada kalimat 1.21 dapat mengacu pada penjelasan Gambar 77. Pembentukan klausa perbandingan dalam kalimat majemuk 1.21 diuraikan dalam penjelasan berikut ini. Token yang akan dibandingkan adalah kedua token predikat pada kedua klausa karena tarafnya berbeda, sehingga kedua token tersebut dihubungkan oleh graf konjungsi kurang... daripada pada Gambar 82 dengan arah arc dari token predikat pada klausa utama menuju token predikat pada klausa subordinatif. Fokusnya bisa dipilih pada kata dia, sehingga atribut fokus berpindah menuju fungsi subjek klausa utama. Penentuan fokus tidak mutlak berada pada subjek klausa utama, bergantung pada konteks kalimatnya. Gambar 83 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S – P dengan konjungsi kurang... daripada dan fokus pada token subjek klausa utama. PAR ALI S ALI P ORD ALI kurang... daripada ALI Klausa utama Klausa subordinatif PAR ALI S ALI P ALI

4.2 Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Subordinatif Bahasa

Indonesia Pada bagian sebelumnya, telah diuraikan pembentukan graf struktur klausa subordinatif berdasarkan makna semantis hubungan subordinasi antara klausa subordinatif dan klausa utama, dan susunan fungsional sintaksisnya berdasarkan makna dan kategori kata atau frasa penyusun tiap fungsinya. Sebelum merancang aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif, perlu dibagi terlebih dahulu tahapan pembentukannya. Pembentukan klausa subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat ada dua tahap, yaitu pembentukan hubungan subordinasi antara klausa subordinatif dengan klausa utama, dan pembentukan struktur klausa subordinatif atau anak kalimat. Pembentukan hubungan subordinasi antara klausa subordinatif dengan klausa utama merupakan tahapan pertama dalam identifikasi dan pembentukan graf klausa subordinatif. Proses ini memerlukan klasifikasi graf konjungsi yang berbentuk sama. Berikut ini adalah pengelompokan konjungsi subordinatif sebagai pembentuk anak kalimat pada kalimat majemuk berdasarkan bentuk graf konjungsinya. Tabel 4 Jenis graf konjungsi subordinatif sebagai pembentuk anak kalimat pada kalimat majemuk berdasarkan bentuk graf konjungsinya No Jenis Klausa Subordinatif Jenis Hubungan Subordinasi Konjungsi Graf struktur fungsi klausa 1 Klausa Adverbial Hubungan waktu batas permulaan sejak dan sedari Gambar 84 Graf konjungsi subordinatif pola ke-1. ORD ALI konjungsi ALI klausa subordinatif ALI klausa utama 2 Klausa Adverbial Hubungan waktu bersamaan sewaktu, ketika, seraya, serta, sambil, sementara, selagi, tatkala, dan selama Gambar 85 Graf konjungsi subordinatif pola ke-2. Hubungan pembandingan seperti, bagaikan, laksana, ibarat, sebagaimana, daripada, dan alih-alih 3 Klausa Adverbial Hubungan waktu berurutan sebelum Gambar 86 Graf konjungsi subordinatif pola ke-3. 4 Klausa Adverbial Hubungan waktu berurutan setelah, sesudah, seusai, begitu, dan sehabis Gambar 87 Graf konjungsi subordinatif pola ke-4. EQU ALI konjungsi ALI klausa subordinatif ALI klausa utama ORD ALI sebelum ALI klausa utama ALI klausa subordinatif ORD ALI konjungsi ALI klausa utama ALI klausa subordinatif 5 Klausa Adverbial Hubungan waktu batas akhir sampai dan hingga Gambar 88 Graf konjungsi subordinatif pola ke-5. 6 Klausa Adverbial Hubungan syarat jikalau, kalau, asalkan, apabila, dan bilamana Gambar 89 Graf konjungsi subordinatif pola ke-6. Hubungan pengandaian seandainya, andaikata, andaikan, sekiranya, jangan-jangan, dan kalau- kalau Hubungan penyebaban sebab, karena, akibat, dan oleh karena Hubungan cara dengan Hubungan alat dengan 7 Klausa Adverbial Hubungan cara tanpa Gambar 90 Graf konjungsi subordinatif pola ke-7. Hubungan alat tanpa ALI klausa subordinatif ALI klausa utama ORD ALI konjungsi CAU ALI konjungsi ALI klausa subordinatif ALI klausa utama CAU ALI tanpa ALI klausa subordinatif ALI klausa utama NEG 8 Klausa Adverbial Hubungan tujuan agar, supaya, untuk, dan biar Gambar 91 Graf konjungsi subordinatif pola ke-8. Hubungan hasil sehingga, sampai sampai, dan maka 9 Klausa Adverbial Hubungan konsesif walaupun, meskipun, sekalipun, biarpun, kendatipun, sungguhpun, sekalipun, dan biarpun Gambar 92 Graf konjungsi subordinatif pola ke-9. 10 Klausa Nominal Hubungan Komplementasi bahwa, bagaimana kah, mengapakah, apakah, siapakah, dengan siapa, untuk apa, dan ke mana Gambar 93 Graf konjungsi subordinatif pola ke- 10. Klausa Perbandingan Hubungan Ekuatif sama ... dengan dan se... ALI klausa subordinatif ALI klausa utama CAU ALI konjungsi ALI konjungsi ALI klausa subordinatif klausa utama ALI AND ALI klausa subordinatif klausa utama ALI EQU ALI konjungsi 11 Klausa Relatif Hubungan Atributif yang Gambar 94 Graf konjungsi subordinatif pola ke- 11. 12 Klausa Perbandingan Hubungan Komparatif lebih ... daripada Gambar 95 Graf konjungsi subordinatif pola ke- 12. 13 Klausa Perbandingan Hubungan Komparatif kurang ... daripada Gambar 96 Graf konjungsi subordinatif pola ke- 13. Pembentukan struktur fungsi anak kalimat atau klausa subordinatif merupakan tahapan kedua. Proses ini membutuhkan klasifikasi pola-pola graf struktur klausa yang berbentuk sama. Beberapa fungsi seperti pelengkap dan ALI klausa subordinatif klausa utama ALI PAR ALI yang ALI klausa subordinatif klausa utama ALI ORD ALI lebih...daripada ALI klausa utama klausa subordinatif ALI ORD ALI kurang...daripada fungsi keterangan yang belum diteliti sebelumnya muncul dalam pola-pola berikut tanpa penjelasan tentang alasan pembentukannya, dengan asumsi bahwa penjelasan dan pembuktian relasi tersebut merupakan ranah penelitian untuk sentence graph. Berikut ini adalah pengelompokan graf struktur anak kalimat berdasarkan fungsi-fungsi yang dihubungkan dan jenis klausanya. Tabel 5 Jenis graf struktur anak kalimat berdasarkan fungsi-fungsi yang dihubungkan dan jenis klausanya No Struktur Fungsi Klausa Jenis Klausa Contoh klausa Pola Graf 1 S –P–O aktif transitif ayah membeli sepatu Gambar 97 Graf struktur klausa pola ke-1. pasif sepatu dibeli ayah 2 P –O aktif transitif mengalami cedera Gambar 98 Graf struktur klausa pola ke-2. pasif uang ditemukan 3 S –P–O–Pel aktif transitif ayah mengirimi kami uang Gambar 99 Graf struktur klausa pola ke-3. pasif kami dikirimi ayah uang 4 S –P–O–K 1 aktif transitif  mereka membunuh binatang itu di hutan  ayah membeli sepatu kemarin Gambar 100 Graf struktur klausa pola ke-4. pasif  binatang itu dibunuh mereka di hutan  sepatu itu dibeli oleh ayah kemarin S ALI ALI ALI CAU CAU P O Pel ALI CAU ALI ALI CAU P O S ALI ALI ALI CAU CAU P O S ALI ALI ALI CAU CAU P O K 1 ALI PAR 5 S –P–O–K 2 aktif transitif  penjaga memeriksa ruangan dengan senter  kereta meninggalkan stasiun dengan pelan  Kaka mengalami cedera karena latihan Gambar 101 Graf struktur klausa pola ke-5. pasif  ruangan diperiksa penjaga dengan senter 6 S –P–O–K 3 aktif transitif mereka membunuh binatang itu untuk hobi Gambar 102 Graf struktur klausa pola ke-6. pasif binatang itu dibunuh mereka untuk hobi 7 S –P–O–K 4 aktif transitif pasukan menyerbu kota bersama rakyat Gambar 103 Graf struktur klausa pola ke-7. pasif kota diserbu pasukan bersama rakyat 8 S –P–O–K 5 aktif transitif pasukan musuh membunuhi rakyat laksana Rahwana Gambar 104 Graf struktur klausa pola ke-8. pasif bilah itu ditebas Adi laksana samurai 9 P –O–K 1 aktif transitif menggerakkan tubuh sejak tadi malam Gambar 105 Graf struktur klausa pola ke-9. pasif uang itu ditemukan kemarin ALI ALI ALI CAU P O K 1 PAR S ALI ALI ALI CAU CAU P O K 5 ALI EQU S ALI ALI ALI CAU CAU P O K 4 ALI AND S ALI ALI ALI CAU CAU P O K 2 ALI CAU S ALI ALI ALI CAU CAU P O K 3 ALI CAU 10 P –O–K 2 aktif transitif meninggalkan stasiun dengan pelan Gambar 106 Graf struktur klausa pola ke-10. pasif alang-alang itu ditebas dengan parang 11 P –O–K 3 aktif transitif meninggalkan rumah demi anaknya Gambar 107 Graf struktur klausa pola ke-11. pasif rumah itu dibakar untuk mencegah penyebaran virus 12 S –P–O– Pel –K 1 aktif transitif ayah mengirimi kami uang kemarin Gambar 108 Graf struktur klausa pola ke-12. pasif kami dikirimi ayah uang pada 7 Mei lalu 13 S –P–O– Pel –K 2 aktif transitif ayah mengirimi kami uang dengan menggunakan wesel Gambar 109 Graf struktur klausa pola ke-13. pasif kami dikirimi ayah uang karena tabungan habis 14 S –P–O– Pel –K 3 aktif transitif ayah mengirimi kami uang untuk bertahan hidup Gambar 110 Graf struktur klausa pola ke-14. pasif kami dikirimi ayah uang untuk bertahan hidup S ALI CAU ALI CAU CAU P O K 1 ALI PAR ALI Pel ALI ALI ALI ALI CAU P O K 3 CAU ALI ALI ALI CAU P O K 2 CAU S ALI CAU ALI CAU CAU P O K 2 ALI CAU ALI Pel ALI S ALI CAU ALI CAU CAU P O K 2 ALI CAU ALI Pel ALI 15 S –P–O– Pel –K 4 aktif transitif Pak lurah bersama warga memberi kamu kesempatan Gambar 111 Graf struktur klausa pola ke-15. pasif kamu diberikan Pak lurah bersama warga kesempatan 16 S –P–O– Pel –K 5 aktif transitif ayah mengirimi kami uang laksana pahlawan Gambar 112 Graf struktur klausa pola ke-16. pasif kami dikirimi orang itu uang laksana orang tua kami sendiri. 17 P pasif ditemukan Gambar 113 Graf struktur klausa pola ke-17. taktransitif berlibur 18 P –K 1 pasif  ditemukan di hutan  dialami kemarin Gambar 114 Graf struktur klausa pola ke-18. taktransitif berlibur di Bali pergi 19 P –K 2 pasif dilihat dengan mikroskop Gambar 115 Graf struktur klausa pola ke-19. taktransitif pergi karena kampus libur 20 P –K 3 pasif dilihat untuk diteliti Gambar 116 Graf struktur klausa pola ke-20. taktransitif pergi untuk kebebasannya S ALI ALI ALI CAU CAU P O K 4 ALI AND Pel ALI CAU S ALI ALI ALI CAU CAU P O K 5 ALI EQU Pel ALI CAU ALI P ALI ALI PAR P K 1 ALI ALI CAU P K 2 ALI ALI CAU P K 3 21 S –P pasif ditemui Riza Gambar 117 Graf struktur klausa pola ke-21. taktransitif  dia berlibur  dia sedang melukis 22 S –P–K 1 pasif ditemui Riza di pekarangan rumah Gambar 118 Graf struktur klausa pola ke-22. taktransitif  dia berlibur di Bali  dia berlibur pada 2-5 Mei nanti 23 S –P–K 2 pasif ditemui Riza karena rasa rindunya Gambar 119 Graf struktur klausa pola ke-23. taktransitif dia berlibur karena tanggal merah 24 S –P–K 3 pasif ditemukan Reza untuk penelitian Gambar 120 Graf struktur klausa pola ke-24. taktransitif dia berlibur supaya bisa istirahat 25 S –P–K 4 pasif ditemukan Reza bersama teman-temannya Gambar 121 Graf struktur klausa pola ke-25. taktransitif dia berlibur beserta kekasihnya 26 S –P–K 5 pasif ditebas Adi laksana seorang samurai Gambar 122 Graf struktur klausa pola ke-26. taktransitif dia berlibur laksana turis asing S ALI ALI CAU P S ALI ALI ALI CAU PAR P K 1 S ALI ALI ALI CAU CAU P K 2 S ALI ALI ALI CAU CAU P K 3 S ALI ALI CAU P K 4 ALI AND S ALI ALI CAU P K 5 EQU ALI 27 S –P–Pel taktransitif  botol itu berisi air putih  dia berdagang barang-barang elektronik Gambar 123 Graf struktur klausa pola ke-27. 28 S –P–Pel– K 1 taktransitif dia berdagang barang- barang elektronik di Pasar Baru Gambar 124 Graf struktur klausa pola ke-28. 29 S –P–Pel– K 2 taktransitif dia berdagang pakaian bekas karena pabriknya tutup Gambar 125 Graf struktur klausa pola ke-29. 30 S –P–Pel– K 3 taktransitif dia berdagang ikan demi masa depan anaknya Gambar 126 Graf struktur klausa pola ke-30. 31 S –P–Pel– K 4 taktransitif dia berdagang ikan bersama tetangganya Gambar 127 Graf struktur klausa pola ke-31. S ALI ALI ALI CAU CAU P Pel S ALI ALI ALI CAU CAU P Pel K 1 ALI PAR S ALI ALI ALI CAU CAU P Pel K 2 ALI CAU S ALI ALI ALI CAU CAU P Pel K 3 ALI CAU S ALI ALI ALI CAU CAU P Pel K 4 ALI AND 32 S –P–Pel– K 5 taktransitif dia berbelanja banyak baju laksana artis Gambar 128 Graf struktur klausa pola ke-32. 33 S –P statif  ayahnya sakit  alasannya aneh  rumah itu tua Gambar 129 Graf struktur klausa pola ke-33. 34 S –P–K 1 statif  ayahnya sakit selama 1 minggu  ayahnya sakit di rumah sakit Gambar 130 Graf struktur klausa pola ke-34. 35 S –P–K 2 statif ayahnya sakit sebab kecerobohannya Gambar 131 Graf struktur klausa pola ke-35. 36 S –P–K 3 statif penampilanku rapi supaya dia terkesan Gambar 132 Graf struktur klausa pola ke-36. 37 S –P–K 4 statif  paman sakit bersama istrinya  paman beserta istrinya sakit Gambar 133 Graf struktur klausa pola ke-37. S ALI ALI ALI CAU CAU P Pel K 5 ALI EQU S ALI ALI PAR P S ALI ALI PAR P ALI PAR K 1 S ALI ALI PAR P ALI CAU K 2 S ALI ALI PAR P ALI CAU K 3 K 4 ALI AND S ALI ALI PAR P 38 S –P–K 5 statif Umar berani laksana singa padang pasir Gambar 134 Graf struktur klausa pola ke-38. 39 S –P–Pel statif  Andi benci kebohongan  dia sakit perut Gambar 135 Graf struktur klausa pola ke-39. 40 S –P–Pel– K 1 statif beliau sakit perut kemarin siang Gambar 136 Graf struktur klausa pola ke-40. 41 S –P–Pel– K 2 statif beliau sakit perut sebab makanan basi Gambar 137 Graf struktur klausa pola ke-41. 42 S –P–Pel– K 3 statif orang itu berani mati agar tetap bisa melawan Gambar 138 Graf struktur klausa pola ke-42. S ALI ALI PAR P ALI K 5 EQU S ALI ALI PAR P ALI PAR Pel S ALI ALI PAR P ALI PAR K 1 ALI Pel PAR S ALI ALI PAR P ALI PAR K 2 ALI Pel CAU S ALI ALI PAR P ALI PAR K 3 ALI Pel CAU 43 S –P–Pel– K 4 statif  beliau sakit perut beserta keluarganya  beliau beserta keluarganya sakit perut Gambar 139 Graf struktur klausa pola ke-43. 44 S –P–Pel– K 5 statif orang itu berani mati laksana mujahidin Gambar 140 Graf struktur klausa pola ke-44. 45 S –P ekuatif  buku itu cetakan Bandung  dia guru saya  orang itu pencurinya Gambar 141 Graf struktur klausa pola ke-45. 46 S –P–K 1 ekuatif  dia guru saya di sini  dia guru saya pada waktu saya kecil Gambar 142 Graf struktur klausa pola ke-46. 47 S –P–K 2 ekuatif orang itu pencurinya sebab sudah tertangkap Gambar 143 Graf struktur klausa pola ke-47. 48 S –P–K 4 ekuatif  dia bersama teman- temannya perampok  dia perampok bersama teman- temannya Gambar 144 Graf struktur klausa pola ke-48. K 4 ALI AND S ALI ALI PAR P ALI PAR Pel S ALI ALI PAR P ALI PAR K 5 ALI Pel EQU S ALI ALI EQU P ALI PAR K 1 S ALI ALI EQU P ALI CAU K 2 S ALI ALI EQU P K 4 ALI AND S ALI ALI EQU P Keterangan : S = subjek, P = predikat, O = objek, Pel = pelengkap, K 1 = keterangan tempat atau keterangan waktu, K 2 = keterangan alat, keterangan cara, atau keterangan sebab, K 2 = keterangan sebab, K 3 = keterangan tujuan, K 4 = keterangan penyerta, K 5 = keterangan pembandingan. Berdasarkan analisis pembentukan graf struktur klausa subordinatif, diperoleh langkah-langkah dalam aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif bahasa Indonesia yang digambarkan dalam flowchart berikut ini. Start Input kalimat Baca tiap kata p Apakah kata p = konjungsi subordinatif? Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 1? Tampilkan Gambar 84 graf konjungsi pola ke-1 2 1 3 ya tidak tidak ya 2 1 3 Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 2? Tampilkan Gambar 85 graf konjungsi pola ke-2 tidak ya Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 3? Tampilkan Gambar 86 graf konjungsi pola ke-3 tidak ya Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 4? Tampilkan Gambar 87 graf konjungsi pola ke-4 tidak ya Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 5? Tampilkan Gambar 88 graf konjungsi pola ke-5 tidak ya Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 6? Tampilkan Gambar 89 graf konjungsi pola ke-6 tidak ya Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 7? Tampilkan Gambar 90 graf konjungsi pola ke-7 tidak ya 5 4 6 5 4 6 Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 8? Tampilkan Gambar 91 graf konjungsi pola ke-8 tidak ya Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 9? Tampilkan Gambar 92 graf konjungsi pola ke-9 tidak ya Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 10? Tampilkan Gambar 93 graf konjungsi pola ke-10 tidak ya Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 11? Tampilkan Gambar 94 graf konjungsi pola ke-11 tidak ya Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 12? Tampilkan Gambar 95 graf konjungsi pola ke-12 tidak ya Apakah p terdapat dalam daftar konjungsi jenis 13? Tampilkan Gambar 96 graf konjungsi pola ke-13 tidak ya 7 Stop 7 Baca tiap kata sampai tanda koma atau titik Proses identifikasi struktur klausa Apakah klausa tersebut klausa aktif transitif? tidak ya a Apakah klausa tersebut klausa pasif? tidak ya b Apakah klausa tersebut klausa taktransitif? tidak ya c Apakah klausa tersebut klausa statif? tidak ya d Apakah klausa tersebut klausa ekuatif? tidak ya e Stop a Apakah S –P–O? tidak ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-1 pada Gambar 97 Apakah P –O? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-2 pada Gambar 98 tidak Apakah S –P–O– Pel? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-3 pada Gambar 99 tidak Apakah S –P–O– K 1 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-4 pada Gambar 100 tidak Apakah S –P–O– K 2 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-5 pada Gambar 101 tidak Apakah S –P–O– K 3 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-6 pada Gambar 102 8 tidak 8 Apakah S –P–O– K 4 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-7 pada Gambar 103 tidak Apakah S –P–O– K 5 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-8 pada Gambar 104 tidak Apakah P –O–K 1 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-9 pada Gambar 105 tidak Apakah P –O–K 2 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-10 pada Gambar 106 tidak Apakah P –O–K 3 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-11 pada Gambar 107 9 tidak 9 Apakah S –P–O– Pel –K 1 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-12 pada Gambar 108 tidak Apakah S –P–O– Pel –K 2 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-13 pada Gambar 109 tidak Apakah S –P–O– Pel –K 3 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-14 pada Gambar 110 tidak Apakah S –P–O– Pel –K 4 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-15 pada Gambar 111 tidak Apakah S –P–O– Pel –K 5 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-16 pada Gambar 112 tidak Stop b Apakah S –P–O? tidak ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-1 pada Gambar 97 Apakah P –O? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-2 pada Gambar 98 tidak Apakah S –P–O– Pel? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-3 pada Gambar 99 tidak Apakah S –P–O– K 1 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-4 pada Gambar 100 tidak Apakah S –P–O– K 2 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-5 pada Gambar 101 tidak Apakah S –P–O– K 3 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-6 pada Gambar 102 10 tidak 10 Apakah S –P–O– K 4 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-7 pada Gambar 103 tidak Apakah S –P–O– K 5 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-8 pada Gambar 104 tidak Apakah P –O–K 1 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-9 pada Gambar 105 tidak Apakah P –O–K 2 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-10 pada Gambar 106 tidak Apakah P –O–K 3 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-11 pada Gambar 107 11 tidak 11 Apakah S –P–O– Pel –K 1 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-12 pada Gambar 108 tidak Apakah S –P–O– Pel –K 2 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-13 pada Gambar 109 tidak Apakah S –P–O– Pel –K 3 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-14 pada Gambar 110 tidak Apakah S –P–O– Pel –K 4 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-15 pada Gambar 111 tidak Apakah S –P–O– Pel –K 5 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-16 pada Gambar 112 tidak Apakah P? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-17 pada Gambar 113 tidak 12 12 Apakah P –K 1 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-18 pada Gambar 114 tidak Apakah P –K 2 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-19 pada Gambar 115 tidak Apakah P –K 3 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-20 pada Gambar 116 tidak Apakah S –P? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-21 pada Gambar 117 tidak Apakah S –P–K 1 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-22 pada Gambar 118 tidak Apakah S –P–K 2 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-23 pada Gambar 119 tidak Apakah S –P–K 3 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-24 pada Gambar 120 tidak 13 Stop 13 tidak Apakah S –P–K 4 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-25 pada Gambar 121 tidak Apakah S –P–K 5 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-26 pada Gambar 122 tidak c Apakah P? tidak ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-17 pada Gambar 113 Apakah P –K 1 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-18 pada Gambar 114 tidak Apakah P –K 2 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-19 pada Gambar 115 tidak 14 tidak Apakah P –K 3 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-20 pada Gambar 116 14 Apakah S –P? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-21 pada Gambar 117 tidak Apakah S –P–K 1 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-22 pada Gambar 118 tidak Apakah S –P–K 2 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-23 pada Gambar 119 tidak Apakah S –P–K 3 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-24 pada Gambar 120 tidak Apakah S –P–K 4 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-25 pada Gambar 121 tidak Apakah S –P–K 5 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-26 pada Gambar 122 15 tidak Apakah S –P–Pel? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-27 pada Gambar 123 tidak Apakah S –P–Pel– K 1 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-28 pada Gambar 124 tidak 15 Apakah S –P–Pel– K 2 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-29 pada Gambar 125 tidak Apakah S –P–Pel– K 3 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-30 pada Gambar 126 tidak Apakah S –P–Pel– K 4 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-31 pada Gambar 127 tidak Apakah S –P–Pel– K 5 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-32 pada Gambar 128 tidak Stop d Apakah S –P? tidak ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-33 pada Gambar 129 Apakah S –P–K 1 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-34 pada Gambar 130 tidak Apakah S –P–K 2 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-35 pada Gambar 131 tidak tidak Apakah S –P–K 3 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-36 pada Gambar 132 tidak Apakah S –P–K 4 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-37 pada Gambar 133 tidak Apakah S –P–K 5 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-38 pada Gambar 134 tidak Apakah S –P–Pel? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-39 pada Gambar 135 16 16 tidak Apakah S –P–Pel– K 1 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-40 pada Gambar 136 tidak Apakah S –P–Pel– K 2 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-41 pada Gambar 137 tidak Apakah S –P–Pel– K 3 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-42 pada Gambar 138 tidak Apakah S –P–Pel– K 4 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-43 pada Gambar 139 tidak Apakah S –P–Pel– K 5 ? ya Representasikan token klausa subordinatif dengan pola graf struktur klausa pola ke-44 pada Gambar 140 Stop Gambar 145 Flowchart aturan pembentukan pola graf struktur klausa subordinatif.

4.3 Pengujian Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Subordinatif