Umur Simpan TINJAUAN PUSTAKA
6
Pada kemasan kaca tidak transparan atau berwarna terdapat bahan tambahan lain yang ditambahkan, seperti besi oksida Fe
2
O
3
yang memberikan warna hijau pucat, kromium oksida Cr
2
O
3
yang menghasilkan warna biru kehijauan yang halus, penambahan besi oksida dan kromium oksida menghasilkan warna hijau tua, penambahan karbon dan peleburan komposisi
yang mengandung besi oksida pada kondisi reduksi menghasilkan warna coklat, serta penambahan cobalt pada kaca dengan kandungan besi yang rendah menghasilkan warna biru Coles et al.
2003. Dalam pembuatan suatu produk pangan, sering dilakukan proses pemanasan. Proses
pemanasan bertujuan untuk menginaktifkan mikroorganisme patogen atau perusak. Proses pemanasan dapat mempengaruhi fisik dari suatu produk atau menyebabkan perubahan karena
reaksi kimia pada produk pangan, contohnya adalah reaksi pencoklatan. Proses ini berlangsung dengan memberikan panas pada produk dan ditahan selama jangka waktu tertentu untuk
menginaktifkan mikroorganisme sebelum kemudian didinginkan Lewis dan Heppell 2000. Salah satu faktor yang paling penting untuk diperhatikan dalam proses pemanasan adalah
tingkat keasaman dari produk pangan. Berdasarkan tingkat keasaman ini, produk pangan dapat dibagi menjadi dua, yakni pangan berasam tinggi pH 4.5 dan pangan berasam rendah pH
4.5. Pembagian ini didasarkan pada viabilitas dari bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini biasa tidak aktif dan tidak bereproduksi pada pH di bawah 4.5. Tujuan proses pemanasan pada
produk berasam tinggi adalah untuk menginaktivasi kapang dan khamir. Nilai pH umumnya akan menurun selama proses pemanasan sebesar kurang lebih 1 unit pH tetapi dapat kembali mendekati
nilai awalnya setelah proses pendinginan Lewis dan Heppell 2000. Pasteurisasi adalah salah satu cara pengawetan panas yang ringan untuk menginaktivasi
mikroorganisme yang tidak tahan panas, seperti bakteri vegetatif, kapang, dan khamir yang dapat menyebabkan kerusakan produk pangan ataupun keracunan pangan Lewis dan Heppell 2000.
Prinsip pasteurisasi adalah pemanasan produk dalam waktu yang singkat sampai mencapai kombinasi suhu dan waktu tertentu yang cukup untuk membunuh semua mikroorganisme patogen,
tetapi hanya menyebabkan kerusakan sekecil mungkin terhadap produk akibat panas. Proses pengawetan dikatakan ringan karena jumlah kerusakan secara kimia maupun perubahan
karakteristik sensori yang dihasilkan sangat minimal. Lewis dan Heppell 2000 mengatakan bahwa proses pasteurisasi yang dipadukan dengan
pendinginan secara cepat dan penyimpanan pada suhu rendah umumnya akan menghasilkan produk yang lebih bertahan lama. Namun, penting pula untuk menjaga agar tidak terjadi
rekontaminasi setelah proses pasteurisasi dilakukan atau dikenal dengan PPC postpasteurization contamination.
Menurut Fellows 2000, berdasarkan kombinasi suhu dan waktu pasteurisasi metode pasteurisasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. pasteurisasi dengan suhu tinggi dan waktu singkat High Temperature Short TimeHTST,
yaitu proses pemanasan susu selama 15 detik pada suhu 72
o
C 2.
pasteurisasi dengan suhu rendah dan waktu lama Low Temperature Long TimeLTLT yakni proses pemanasan susu pada suhu 63
o
C selama 30 menit.