15
N =
C 1 x n1 1 x n x D
keterangan : N = jumlah koloni per ml atau per gram produk
C = jumlah seluruh koloni yang dihitung n
1
= jumlah cawan pada pengenceran pertama n
2
= jumlah cawan pada pengenceran kedua D = pengenceran pertama yang dapat dihitung
3.3.7. Uji Organoleptik Ranking Sederhana dan Rating Hedonik
Uji ranking digunakan untuk membandingkan intensitas ataupun kesukaan antar sampel dan mengurutkannya. Uji dapat dilakukan berpasangan ataupun sederhana. Pada uji ranking
sederhana, kepada panelis disajikan satu set sampel pada waktu bersamaan dengan nilai ranking 1 untuk sampel yang paling disukai dan ranking 5 untuk sampel yang paling tidak disukai.
Pada uji rating hedonik, panelis diminta untuk menilai atribut-atribut sensori sampel yang disajikan, yaitu warna, aroma, rasa, dan keseluruhan. Dalam uji ini digunakan panelis tidak terlatih
sebanyak 70 orang. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5. Analisis data dilakukan menggunakan ANOVA Analysis of Variance dengan uji lanjut Duncan. Skala yang digunakan
dalam uji ini adalah skala kategori 5 poin dengan deskripsi : sangat suka=5, suka=4, agak suka=3, agak tidak suka=2, dan tidak suka=1.
3.3.8. Analisis Penghambatan Aktivitas Enzim Alfa Glukosidase Matsumoto
et al. 2002
Sebanyak 980 l buffer fosfat 0,1 M pH 7, 500 l 4-nitrofenil
α-D-glukopiranosida 20 mM, 20
l sampel dicampurkan dan diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 5 menit. Reaksi enzimatis dimulai dengan menambahkan 500
l larutan α-glukosidase. Campuran diinkubasi kembali pada
suhu 37
o
C selama 15 menit dan menghasilkan senyawa p-nitrofenol. Reaksi kemudian dihentikan dengan penambahan 2 ml larutan sodium karbonat 200 mM. Hidrolisis enzimatik dari substrat
diamati berdasarkan jumlah p-nitrofenol yang dihasilkan pada sistem reaksi tersebut pada panjang gelombang 400 nm menggunakan spektrofotometer. Acarbose digunakan sebagai kontrol positif.
Persentase penghambatan α-glukosidase dihitung berdasarkan formula :
inhibisi =
bs sampel bs blanko
16
3.3.9. Analisis Komponen Senyawa Volatil Minuman dengan Metode GCMS
Gas Chromatography Mass Spectrometry
Sebanyak 3,5 gram sampel dalam vial SPME Solid Phase Microextraction 22 ml diekstrak pada 80
o
C selama 30 menit pada headspace vial dengan menggunakan fiber SPME jenis DVBPDMS. diinjeksikan ke GCMS dengan kondisi berikut : suhu injektor 250
o
C; jenis injektor adalah splitless, gas pembawa adalah gas helium He dengan laju alir 1mlmenit. Kondisi
suhu MS adalah 280
o
C. Kondisi oven diatur dengan suhu awal 45
o
C selama 1 menit kemudian meningkat 6°Cmin sampai 250°C selama 25 menit. Kolom yang digunakan adalah DB-WAX 60
m x 250 µm x 0.25 µm.
3.3.10. Analisis Proksimat Minuman Fungsional Terpilih
Analisis proksimat minuman fungsional terpilih dilakukan terhadap kandungan berikut : 1.
Kadar air dengan metode oven vakum AOAC Official Mehod 925.45 1999 2.
Analisis kadar abu dengan metode pengabuan kering SNI 01-2891-1992 3.
Analisis kadar protein metode Kjeldahl AOAC Official Method 960.52 1995 4.
Analisis total gula dengan metode Luff Schoorl SNI 01-2892-1992
3.3.11. Analisis Sifat Fisik Minuman Fungsional Terpilih