Kuesioner dapat secara tertulis maupun lisan. Sedang observasi dilakukan dengan tanpa pertanyaan.
2.8.1 KUESIONER
Teknik yang menggunakan angket kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan
kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, jika jawaban tidak
ditentukan sebelumnya, sedangkan bersifat tertutup jika alternatif-alternatif jawaban telah disedikan. Instrumen berupa lembar daftar pertanyaan dapat berupa
angket kuesioner, checklist, ataupun skala. Ada 4 komponen inti dari sebuah kuesioner Emory, 1995, yaitu:
1. Adanya subyek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan riset.
2. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari periset kepada responden untuk turut
serta mengisi secara aktif dan obyektif pertanyaan maupun pernyataan yang tersedia.
3. Adanya petunjuk pengisian kuesioner, dan petunjuk yang tersedia harus
mudah dimengerti dan tidak bias. 4.
Adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat mengisi jawaban, baik secara tertutup, semi tertutup ataupun terbuka. Dalam membuat pertanyaan
ini jangan dilupakan isian untuk identitas responden.
2.8.2 WAWANCARA
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung berkomunikasi langsung dengan responden. Dalam berwawancara
terdapat proses interaksi antara pewawancara dengan responden. Pewawancara merupakan orang yang memegang kunci keberhasilan wawancara. Wawancara
memerlukan keterampilan tertentu dalam mengajukan pertanyaan dan menangkap jawaban responden.
A. Kelebihan metode wawancara
1. Didapat informasi yang dalam cepat dan langsung dari responden.
2. Terdapat keluwesan dalam cara bertanya.
II - 23
3. Pewawancara dapat menilai jawaban dari reaksi, gerak-gerik dan air muka
responden. 4.
Keterangan yang kadang disembunyikan kalau dengan angket tertulis dapat dikorek dan biasanya akan diungkapkan oleh responden.
B. Kelemahan metode wawancara
1. Untuk hal-hal yang mengandung unsur nilai jawaban verbal agak kurang
dipercaya. 2.
Kesahihan data seringkali tergantung dari stamina pewawancara. Kalau pewawancara sedang lelah, sering tidak cermat lagi dan berusaha lekas-lekas
mengakhiri wawancara. 3.
Seringkali hanya dapat dijumpai satu dua responden karena responden sulit dijumpai. Adanya kesulitan untuk menjumpai responden karena kesibukan
responden tersebut. 4.
Kalau tempat tinggal responden berjauhan tentu sangat merepotkan dan memakan biaya. Memerlukan waktu dan biaya yang sangat besar untuk
menemui setiap responden.
C. Tipe wawancara
1. Wawancara Berstruktur
Dalam metode ini, pewawancara menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dirumuskan dengan jelas. Seringkali alternatif jawaban atas pertanyaan sudah
disediakan, responden tinggal memilih jawaban yang paling sesuai. Kelemahan metode ini adalah pertanyaan maupun jawaban terikat sehingga
kadangkala ada informasi penting yang tidak bisa ditampung di dalamnya. Kelemahan kedua adalah apabila peneliti kurang memahami masalah yang
diteliti, maka akan muncul pertanyaan yang kurang relevan. Kelebihan wawancara berstruktur adalah jawaban jelas dan mudah diberi kode,
percakapan terarah serta data mudah diolah. 2.
Wawancara tak Berstruktur Dalam wawancara tak berstruktur, daftar pertanyaan tidak disiapkan
sebelumnya. Responden diberi kesempatan menjawab dan mengeluarkan isi hatinya. Kelemahan metode ini adalah data sukar diberi kode, sukar diolah,
sering kali terjadi pengulangan-pengulangan.
II - 24
2.8.3 OBSERVASI