ANALISIS KORESPONDENSI PROSES PENGOLAHAN DATA

6. Profiling cluster Tahap profiling meliputi penggambaran karakteristik dari setiap cluster untuk menjelaskan bahwa masing-masing cluster adalah berbeda berdasar dimensi- dimensi tertentu. Analisis profil tidak memfokuskan pada apa yang secara langsung menentukan cluster tapi karakteristik cluster setelah proses identifikasi. Lebih lanjut, adanya penegasan bahwa karakteristik adalah berbeda secara signifikan terhadap cluster dan dapat memprediksikan anggota-anggota cluster secara lebih spesifik.

2.11.2 ANALISIS KORESPONDENSI

Analisis korespondensi Correspondence Analysis merupakan teknik multivariat yang bertujuan untuk mereduksi dimensi dan memetakan persepsi. Analisis korespondensi termasuk dalam teknik komposisional karena peta perseptual berdasar pada asosiasi antara objek dan sekumpulan karakteristik atribut yang ditentukan oleh peneliti Hair et. al., 1998. Analisis korespondensi menguji asosiasi antar kategori dalam tabel kontingensi contingency table, dimana tabel kontingensi adalah tabel tabulasi silang cross-tabulation antar dua kategori variabel. Analisis ini hanya dapat menganalisa data nonmetrik saja. Akan tetapi justru penggunaannya lebih populer dibandingkan MDS karena mampu menempatkan objek pada peta, sekaligus dengan atribut-atribut objek tersebut sehingga memberikan informasi yang lebih lengkap. Langkah-langkah analisis korespondensi dapat dibagi dalam tiga tahap tahap, yaitu: 1. Penentuan tujuan analisis Tujuan analisis korespondensi terbagi menjadi dua, yaitu mengasosiasikan kategori baris atau kolom dan mengasosiasikan kategori baris dan kolom. Dalam mengasosiasikan kategori baris atau kolom analisis korespondensi digunakan untuk menguji asosiasi antara variabel hanya pada baris saja atau kolom saja. Penggunaannya adalah pada pengujian kategori skala, misalnya skala likert dan skala kualitatif lainnya. Kategori-kategori dibandingkan untuk mengetahui apakah dua dari kategori tersebut dapat digabung mempunyai posisi yang dekat II - 42 dalam peta atau dipisah mempunyai posisi terpisah dalam peta. Sementara itu, dalam mengasosiasikan kategori baris dan kolom analisis korespondensi digunakan untuk menggambarkan asosiasi antara kategori baris dan kolom. Dalam analisis korespondensi, perlu dipastikan terlebih dahulu bahwa semua variabel yang relevan adalah tepat untuk digunakan. 2. Penyusunan desain riset Analisis Korespondensi hanya memerlukan matriks segi empat tabulasi silang yang berisi angka-angka non-negatif. Baris dan kolom tidak perlu didefinisikan artinya terlebih dahulu atribut tidak selalu berupa baris atau kolom, tapi mewakili respon terhadap satu atau lebih variabel. Kategori baris atau kolom harus berupa variabel tunggal tapi dapat mewakili sekumpulan hubungan. Dalam hal ini, tabel tabulasi silang berisi jumlah perkalian tiap objek yang dideskripsikan oleh setiap karakteristik. Tabulasi silang dari dua variabel atau lebih dalam bentuk matriks multi arah dikenal sebagai multiple correspondence analysis. Seperti analisis dua arah, variabel tambahan disesuaikan sehingga setiap kategori berada pada ruang multidimensi yang sama. 3. Pengujian asumsi Analisis korespondensi seperti halnya analisis skala multi dimensional, relatif tidak mempunyai asumsi penting. Asumsi mendasar adalah memastikan bahwa objek adalah dapat dibandingkan dan memastikan kelengkapan atribut yang digunakan. 4. Proses dan penilaian overall fit Dengan tabel tabulasi silang cross-tabulation table, frekuensi kombinasi baris-kolom dari kategori yang berhubungan dengan kombinasi lainnya berdasar pada frekuensi marginal. Untuk menilai overall fit, harus dilakukan identifikasi jumlah dimensi yang sesuai dan tingkat kepentingannya. Jumlah dimensi maksimum yang dapat diperkirakan adalah sama dengan jumlah minimum baris atau kolom dikurangi satu. Nilai eigenvalue diperoleh untuk setiap dimensi dan mengindikasikan kontribusi relatif dari setiap dimensi dalam menjelaskan variansi kategori. II - 43 5. Interpretasi hasil = Ketika dimensi ditentukan, maka dilakukan identifikasi asosiasi kategori dengan kategori lain berdasar kedekatannya setelah proses normalisasi yang tepat. Kemudian penentuan perbandingan akan dilakukan terhadap kategori baris atau kolom atau keduanya. Dalam banyak hal perbandingan biasanya dilakukan antara baris dan kolom, sekalipun terdapat pula perbandingan hanya pada baris atau kolom. Untuk menentukan karakter dari satu atau lebih dimensi dalam hubungannya dengan kategori baris atau kolom, terdapat pengukuran deskriptif yang mengindikasikan asosiasi setiap kategori dengan dimensi tertentu yang lebih spesifik. Seperti halnya karakter faktor loading, pengukuran ini menjelaskan luasnya asosiasi baik secara individual maupun kolektif.

2.12 MODEL DASAR ATRIBUT DAN VARIABEL

Dokumen yang terkait

Analisis strategi pemasaran pembiayaan sepeda motor PT. Federal Internasional Finance (F.I.F) Syariah di tinjau dari perspektif islam

7 64 108

Usulan Strategi Pemasaran Berdasarkan Segmentation, Targeting, Positioning, CA (Correspondences Analysis), dan Uji Hipotesis (Studi Kasus: Rumah Laundry Jl. Sederhana No. 30, Bandung).

0 0 20

Usulan Strategi Pemasaran Berdasarkan Segmentation, Targeting, Positioning, Customer Loyalty, Customer Satisfaction dan Importance Performance Analysis (Studi Kasus: Beng-Beng Salon).

0 1 23

Usulan Strategi Pemasaran Berdasarkan Segmentation, Targeting, Positioning, Customer Loyality, Customer Satisfaction dan Importance Performance Analysis (Studi Kasus : Beng-Beng Salon).

0 2 55

Usulan Strategi Pemasaran Berdasarkan Segmentation, Targeting, Positioning dan Importance Performance Analysis (Studi Kasus : Bumi Sari Wangi Mart).

0 0 82

Analisis Persaingan dan Usulan Strategi Pemasaran Plastik Klip Berdasarkan Segmentation, Targeting, Positioning, Importance Performance Analysis dan Correspondence Analysis (Studi Kasus: PT."X" Cabang Bandung).

0 0 45

Usulan Strategi Pemasaran Berdasarkan Segmentation, Targeting, Positioning, Importance Performance Analysis dan Analisis SWOT (Studi Kasus : Majesty Hotel Jl.Surya Sumantri No.91, Bandung).

0 0 45

Usulan Strategi Pemasaran Berdasarkan Segmentasion,Targeting,Positioning,Importance Performance Analysis Dan Analysis Swot (Studi Kasus: Majesty Hotel Jl. Suria Sumantri No. 91, Bandung.

0 0 18

6. Segmentasi Targeting Positioning

0 0 18

Mengukur Segmentasi Positioning dan Targeting

0 2 72