V. PROFIL INDUSTRI MINYAK PALA
5.1. Profil Perkebunan Pala
Perkebunan pala di Indonesia terdapat di beberapa provinsi dengan daerah penghasil utama adalah Sulawesi Utara, Nangroe Aceh Darusalam, Maluku dan
Papua, akan tetapi tidak semua mempunyai industri penyulingan. Industri penyulingan ditemukan di beberapa daerah seperti Nangroe Aceh Darussalam,
Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Jawa Barat. Potensi perkebuanan pala di Provinsi Jawa Barat seluas 2,054 ha dengan produksi sebesar 465 ton. Pola
perkebunan pala di Jawa Barat dan daerah lainya dikelola oleh perkebunan pala rakyat BPS 2003.
Luas areal tanaman pala dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan areal terluas dicapai pada tahun 1996 sebesar 2211 ha dan lambat laun mengalami
penurunan menjadi 1,448 ha pada tahun 2002 dan meningkat lagi di tahun 2003 Gambar 8. Walaupun dari segi luas areal mengalami peningkatan, namun segi
produksi mengalami penurunan yang signifikan dibanding tahun 1984 yaitu dari sebesar 1.62 tonha menjadi 0.23 tonha. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
tanaman pala sudah melewati masa produktif sedangkan penambahan areal baru untuk penanaman pala yang belum menghasilkan.
500 1.000
1.500 2.000
2.500
1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004
Tahun Luas areal Ha
0,0 0,2
0,4 0,6
0,8 1,0
1,2 1,4
1,6 1,8
Produktivitas TonHa
Luas Areal Ha Produktivitas TonHa
Gambar 8 Produktivitas perkebunan pala di Provinsi Jawa Barat BPS 2004 diolah
45
5.2. Perusahaan Penyulingan
Industri penyulingan minyak pala di Provinsi Jawa Barat sebagian besar dikelola oleh usaha mikro, industri kecil dan menengah dengan sentra produksi di
Kabupaten Bogor dan Sukabumi. Beberapa industri skala besar PT. Jasulawangi, PT Nutmeg Oil, PT Regna Usaha Mandiri sejak beberapa tahun terakhir sudah
tidak melakukan usaha penyulingan lagi karena kesulitan bahan baku atau beberapa penyebab lain. Keberlanjutan usaha penyulingan pala sangat rentan,
sehingga banyak usaha yang berhenti. Walaupun usaha ini memberikan keuntungan yang besar, namun tidak semua calon pelaku usaha mampu
menjalaninya. Faktor pengalaman dan kegigihan pengusaha penyulingan sangat
berpengaruh untuk menekuni industri minyak pala. Varietas tanaman pala yang beragam, tingkat kematangan buah pala yang dipetik, penanganan pasca panen,
dan proses penyulingan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap rendemen dan kualitas minyak pala yang dihasilkan disamping rantai tata niaga
yang sangat spesifik dan tertutup, sehingga dapat dipahami jika data jumlah usaha penyulingan minyak pala tidak terdokumentasikan dengan baik dan cepat sekali
berubah. Usaha penyulingan yang terdapat di Propinsi Jawa Barat dan masih aktif menyuling disajikan pada Tabel 9 berikut:
Tabel 9 Perusahaan penyulingan di Propinsi Jawa Barat
No. Nama Perusahaan
Usaha Dagang Kapasitas
Produksi kgbulan Teknologi
penyulingan Lokasi
1. UD Cinta Damai
1400 Uap
Kab. Bogor 2.
C.V. Mitra Muda Usaha Mandiri
1200 Uap
Kab. Bogor 3.
PT Pavettia Atsiri Indonesia 1500-2000
Uap Kab. Bogor
4. Iwan
900 Kukus dan uap
Kab. Bogor 5.
PD Rempah Sari 1400
Uap Kab.
Sukabumi 6.
P. Jajang 780
Kukus Kab.
Sukabumi
Kegagalan usaha penyulingan pala terjadi karena belum melakukan standar operasional proses, sehingga masing-masing usaha penyulingan memiliki teknik
dan metode yang berbeda-beda untuk memperoleh hasil penyulingan yang
46 maksimal. Perbedaan tersebut dapat berupa perbandingan biji pala dan fuli,
tekanan uap, lama penyulingan dan kondisi proses lainnya. Keberagaman metode proses yang tidak baku secara tidak langsung mempengaruhi kuantitas dan
kualitas minyak pala dan berakibat persaingan usaha. Hasil identifikasi usaha perkebunan, penyulingan dan eksportir minyak pala dapat dilihat pada Lampiran
6.
5.3. Lokasi Penyulingan