Prioritas Faktor Penentu Skenario Peningkatan Dayasaing Minyak Pala

VII. STRATEGI PENINGKATAN DAYASAING MINYAK PALA

7.1. Skenario Peningkatan Dayasaing Minyak Pala

Skenario peningkatan dayasaing minyak pala Indonesia terdiri atas lima level kriteria penetapan yaitu sasaran utama, faktor, aktor, tujuan dan strategi. Hasil keseluruhan pembobotan dari masing-masing level dan elemen oleh lima orang pakar yang kompeten, setelah diolah lebih lanjut menggunakan metode AHP, diperoleh nilai bobot prioritas untuk masing-masing elemen peningkatan dayasaing sebagaimana disajikan pada Gambar 21.

7.1.1. Prioritas Faktor Penentu

Berdasarkan hasil pengolahan vertikal antara enam elemen faktor terhadap sasaran utama, diperoleh prioritas 1 adalah peran kesempatan dengan bobot 0.2621 dalam bentuk penemuan inovasi teknologi penyulingan minyak pala yang berdampak pada efisiensi biaya produksi sehingga kualitas dan harga minyak pala yang dihasilkan akan lebih tinggi. Prioritas 2 adalah faktor sumberdaya dengan bobot 0.2452. Melalui pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya secara optimal akan menjamin kualitas dan kontinyuitas ketersediaan biji pala sebagai bahan baku yang diperlukan usaha penyulingan. Prioritas 3 adalah peran pemerintah dengan bobot 0.1530. Peran pemerintah yang diharapkan adalah dengan mengeluarkan perangkat kebijakan dan fasilitasi untuk pengembangan minyak pala. Sub faktor kunci yang berperan dalam peningkatan dayasaing, enam sub faktor berturut-turut yang memiliki prioritas tertinggi adalah penemuan inovasi teknologi penyulingan bobot 0.1906, ketersediaan bahan baku yang kontinyu bobot 0.0743, kemauan dan kemampuan perusahaan bersaing global bobot 0.0773, diversifikasi kegunaan minyak pala 0.0715, keberadaan lembaga penelitian bobot 0.0683 dan ketersediaan bahan baku yang seragam bobot 0.0638. Dengan memberikan perhatian terhadap keenam sub faktor tersebut peningkatan dayasaing minyak pala dari faktor sumberdaya dapat diwujudkan. 93 Sasaran Utama Faktor Aktor Tujuan Alternatif Strategi Peningkatan Dayasaing Minyak Pala Indonesia Sumberdaya [0.2452] • Lahan [0.0343] • Iklim [0.0201] • Kontinyuitas bahan baku [0.0743] • Keseragaman bahan baku [0.0638] • Modal [0.0316] • Kelembagaan [0.0210] Permintaan [0.097] • Trend aromaterapi [0.0261] • Promosi ekspor [0.0412] • Trend back to nature [0.0297] Industri pendukung terkait [0.1396] • Lembaga penelitian [0.0683] • Perusahaan perkebunan pala [0.0448] • Perusahaan alat penyulingan [0.0262] Strategi perusahaan, Persaingan [0.1031] • Kemauan kemampuan perusahaan bersaing global [0.0773] • Membangun sistem agribisnis minyak pala [0.0257] Peranan kesempatan [0.2621] • Penemuan inovasi teknologi penyulingan [0.1906] • Diversifikasi kegunaan minyak pala [0.0715] Peranan pemerintah [0.1530] • Pengembangan industri hulu, antara, hilir [0.0582] • Kebijakan investasi [0.4000] • Standar bahan baku produk antara [0.0292] • Pengadaan bibit, alat dan teknologi [0.0256] Petani pala [0.1595] Perusahaan minyak pala [0.1956] Investor [0.1013] Lembaga penelitian [0.1662] Eksportir [0.1437] Pemerintah [0.1303] AsosiasiLembaga [0.1034] Meningkatkan Pangsa pasar [0.1777] Meningkatkan Posisi tawar [0.1867] Meningkatkan pendapatan Petani dan pengusaha [0.3290] Meningkatkan pendapatan Daerah devisa [0.1413] Optimalisasi sumberdaya [0.1654] Penciptaan iklim usaha yang kondusif [0.3052] Pengembangan prasaran-sarana bagi industri minyak pala [0.3051] Pengembangan kewirausahaan Keunggulan kompetitif industri [0.2788] Peningkatan kualitas Kelembagaan [0.2788] Gambar 21 Hirarki alternatif strategi peningkatan dayasaing minyak pala Indonesia 9 3

7.1.2. Prioritas Aktor