Teknologi Penyulingan PROFIL INDUSTRI MINYAK PALA

48 berasal dari petani plasma dengan harga yang stabil dan tidak membatasi jumlah volume pembelian. Dengan pola ini petani akan mendapatkan nilai tambah yang lebih besar dibanding menjual biji pala basah.

5.5. Teknologi Penyulingan

Teknologi penyulingan di Jawa Barat pada dasarnya sama dengan teknologi yang dipergunakan di Nagroe Aceh Darussalam karena perintis usaha minyak pala di Bogor dan Sukabumi berasal dari Aceh. Metode penyulingan yang dipergunakan umumnya metode uap langsung, namun ada beberapa usaha menggunakan kombinasi sistem kukus dan uap atau dengan metode sistem kukus saja. Pada semua usaha penyulingan, peralatan penyulingan terbuat dari stainless steel, umumnya dirakit sendiri atau memesan kepada perusahaan alat pertanian dengan modifikasi sesuai keinginan pemesan dan terdiri dari empat komponen yaitu: 1 Ketel uap steam boiler Bahan bakar yang digunakan untuk ketel uap berupa minyak tanah dan beberapa usaha menggunakan kayu bakar untuk efisiensi biaya. Dalam proses penyulingan diperlukan waktu yang lama sehingga penggunaan minyak tanah dapat meningkatkan biaya produksi. Oleh karena itu, penggunaan sumber energi yang lebih murah seperti batu bara seperti yang dilakukan CV Mitra Muda Mandiri memodifikasi ketel uap berbahan bakar batu bara tersebut. 2 Ketel suling retort Kapasitas ketel suling bervariasi mulai dari 250 kg PD Rempah sari sampai 600 kg UD Cinta Damai. 3 Pendingin condensor PT. Pavetsia menggunakan kondensor berbentuk spiral yang dibungkus dengan aluminium berbentuk tabung sedangkan yang lain menggunakan kondensor yang berada didalam bak berisi air. 49 4 Pemisah minyak Pemisah minyak terletak dalam suatu kamar terpisah dan dalam kondisi terkunci kecuali PT Pavetsia untuk menghindari hilangberkurangnya jumlah minyak yang dihasilkan. Pada beberapa penyuling, bahan baku terkadang merupakan milik orang lain yang menyewa peralatan penyulingan dengan biaya Rp. 25.000kg minyak pala yang dihasilkan. Dalam kondisi demikian kunci dipegang oleh pemilik bahan baku. Kegiatan penyulingan diawali dengan mengecilkan biji pala kering menjadi ukuran tertentu 0,5-1cm dengan menggunakan grinder. Bahan baku yang terdiri atas campuran biji pala yang sudah dihaluskan dan fuli pala dengan perbandingan tertentu dimasukan kedalam ketel penyulingan dan disusun rapi menggunakan rak. Selanjutnya boiler dihidupkan, untuk penyulingan dengan cara kohobasi, uap yang dihasilkan oleh boiler dihembuskan ke bagian atas ketel penyulingan sedangkan dari bawah berupa uap yang berasal dari air mendidih yang berada di bagian bawah ketel suling. Untuk proses penyulingan uap, uap dihembuskan dari bagian samping bawah ketel suling. Proses penyulingan dilakukan pada tekanan 1 atm selama 24-30 jam dengan rendemen yang dihasilkan berkisar 11-16 tergantung kepada bahan baku yang disuling. Penyulingan akan memberikan keuntungan jika rendemen minyak yang dihasilkan minimal 9. Minyak pala selanjutnya dijernihkan dan dipisahkan dari kotoran melalui proses penyaringan dan disimpan didalam jerigen.

5.6. Pemasaran