Peran Kesempatan 1. Faktor Penentu Dayasaing Faktor Peran Kesempatan

81 1 2 3 4 1 2 3 4 Dependence Driver power 4 Sektor 4 Sektor 1 Sektor 3 Sektor 2 3 1, 2 Gambar 16 Matriks Driver Power DP – Dependence D untuk faktor strategi perusahaan, struktur dan persaingan. Gambar 16 menunjukkan komitmen industri hulu untuk menghasilkan minyak pala yang berkualitas baik dan komitmen industri hulu untuk menghasilkan minyak pala secara kontinyu merupakan sub faktor yang berada di sektor 2. Kedua sub faktor penentu ini bersifat tidak bebas, artinya kinerja dari sektor ini dipengaruhi oleh sub faktor lainnya.atau merupakan akibat dari kegiatan sub faktor lainnya. Pada sektor 4 terdapat 2 sub faktor penentu yaitu membangun sistem agribisnis minyak pala dan kemauan dan kemampuan perusahaan untuk bersaing secara global. Kedua sub faktor ini merupakan faktor penggerak driver power yang besar namun punya sedikit ketergantungan pada program. 6.5. Peran Kesempatan 6.5.1. Faktor Penentu Dayasaing Faktor Peran Kesempatan Faktor peran kesempatan merupakan faktor yang berada diluar kendali perusahaan dan atau pemerintah, tetapi dapat meningkatkan dayasaing global industri nasional. Peran kesempatan akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan produksinya dengan produk yang berkualitas dan harga bersaing sehingga mendorong perusahaan untuk meningkatkan dayasaing produk minyak pala yang dihasilkan. Peningkatan dayasaing produk itu merupakan strategi 82 perusahaan untuk memamfaatkan faktor kesempatan yang ada. Dari hasil brainstroming dengan para ahli diindentifikasikan 6 sub faktor penentu dayasaing. Hasil indentifikasi dan dan penjelasan dari masing-masing sub faktor dapat dijelaskan sebagai berikut. 1 Penemuaninovasi baru kegunaan minyak pala. Teknologi dan inovasi memilihkan pengaruh pada dayasaing suatu industri. Menurut Haque 1995, penguasaan teknologi dalam ekonomi dipandang sebagai sautu proses peningkatan produktivitas produktivitas yang tentunya akan meningkatkan dayasaing. Penemuaninovasi baru kegunaan minyak pala juga akan mendorong peningkatan permintaan pada industri hulu. Peningkatan pemermintaan itu akan mendorong perusahaan hulu meningkatkan dayasaing untuk memanfaatkan faktor kesempatan yang ada. 2 Meningkatnya permintaan minyak pala melebihi kemampuan produksi. Peningakatan permintaan minyak pala yang melebihi produksi akan berdampak negatif dan berdampak positif terhadap dayasaing minyak pala. Dampak negatif yang terjadi adalah perusahaan akan meningkatkan produksi secara besaran dan tidak melihat kaulitas produk. Dampak positifnya apabila perusahaan menanggapi besarnya permintaaan itu tidak meningkatkan produksi dibarengi dengan menjaga kualitas produk sehingga terus mendorong dayasaing produk yang dihasilkan. 3 Pergeseran preferensi konsumen. Pergeseran preferensi konsumen mempengaruhi faktor permintaan terhadap minyak pala. Pergeseran preferensi konsumen terhadap produk pala akan mendorong peningkatan permintaan sehingga mendorong usaha penyulingan untuk meningkatkan dayasaing yang dimiliki untuk memanfaatkan faktor kesempatan yang ada. 83 4 Dukungan perbankanPemda untuk investasi dibidang industri minyak atsiri pala. Dukungankeberpihakan perbankan pada penumbuhan dan pengembangan industri kecil harus digunakan sebagai peluang yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dengan bertambahnya jumlah usaha penyulingan akan memperkuat dayasaing minyak pala Indonesia 5 Meningkatnya diversifikasi kegunaan minyak pala Meningkatnya jenis kegunaanpemanfaatan minyak pala secara tidak langsung akan meningkatkan kebutuhan pasar terhadap minyak pala. Peningkatan kebutuhan pasar itu akan ditanggapi pengusaha penyuling dengan meningkatkan kaulitas yang dimiliki untuk memanfaatkan faktor kesempatan yang ada. 6 Meningkatnya jumlah industri hulu, antara dan hilir Peningkatan jumlah industri hulu, antara dan hilir akan meningkatkan kapasitas produksi dari minyak pala. Bertambahnya jumlah industri akan mendorong industri untuk meningkatkan dayasaing dengan melakukan strategi khusus untuk memenangkn persaingan dengan banyaknya perusahaan yang ada. Stretegi ini berupa melakukan inovasi dari produk yang dihasilkan dan juga melakukan inovasi strategi penjualan minyak pala 6.5.2.Model Struktural Penentu Dayasaing Faktor Strategi Perusahaan, Struktur dan Persaingan Untuk mengetahui sub faktor strategi perusahaan, struktur dan persainganyang mempunyai kemampuan yang besar untuk mendorong peningkatan dayasaing minyak pala maka dibangun model struktural penentu dayasaing dengan mengolah hasil indentifikasi sub sektor itu dengan analsis ISM. Pembangunan model struktural itu dimulai dengan menganalisis hasil reachability matrix yang digunakan sebagai dasar untuk membangun model struktural. Hasil Reachability Matriks final SSIM untuk faktor penentu peran pemerintah disajikan pada Tabel 17 berikut: 84 Tabel 17 Hasil Reachability Matrix final faktor penentu kesempatan Sub Faktor Penentu Ke- DP R 1 2 3 4 5 6 1 1 1 1 1 1 1 6 1 2 1 1 1 3 2 3 1 1 4 4 1 1 1 3 2 5 1 1 1 1 1 1 6 1 6 1 1 2 3 D 2 3 6 3 2 5 L 4 3 1 3 4 2 Keterangan: 1. Penemuaninovasi baru teknologi minyak pala 2. Meningkatnya permintaan minyak pala melebihi kemampuan produksi 3. Pergeseran preferensi konsumen 4. Dukungan perbankanPemda untuk investasi dibidang industri minyak atsiri 5. Meningkatnya diversifikasi kegunaan minyak pala 6. Meningkatnya jumlah industri hulu, antara dan hilir minyak pala Berdasarkan nilai L dan interpretasi dari Tabel 17, sub faktor penentu peran kesempatan terdiri dari 4 level dimana level 4 yang terdiri atas penemuaninovasi baru teknologi minyak pala dan meningkatnya diversifikasi kegunaan minyak pala merupakan sub faktor penentu yang paling mendorong peningkatan dayasaing minyak pala. Faktor ini akan mendorong sub faktor lainnya yang berada di level 3,2, dan 1. Pada sektor 1 terdapat 2 sub faktor yaitu meningkatnya permintaan minyak pala melebihi kemampuan produksi dan dukungan perbankanPemda untuk investasi dibidang industri minyak atsiri. Sub elemen yang masuk kedalam sektor ini umumnya tidak berkaitan dengan sistem dan mempunyai hubungan sedikit, meskipun hubungan tersebut bisa saja kuat Gambar 17. Gambar 17 Diagram Model Struktural Untuk Faktor Penentu Peran Kesempatan 3 2 4 1 5 6 Level 2 Level 3 Level 4 Level 1 85 Pada sektor 2 terdapat sub faktor penentu pergeseran preferensi konsumen dan meningkatnya jumlah industri hulu, antara dan hilir minyak pala. Kedua sub faktor penentu ini bersifat tidak bebas, artinya kinerja dari sektor ini dipengaruhi oleh sub faktor lainnya atau merupakan akibat dari kegiatan sub faktor lainnya. Jika tidak ada dorongan dari sub faktor lain maka sub faktor ini kurang memberikan dampak. Pada sektor 4 terdapat 2 sub faktor penentu yaitu penemuaninovasi baru teknologi minyak pala dan meningkatnya diversifikasi kegunaan minyak pala. Kedua sub faktor ini merupakan faktor penggerak driver power yang besar namun punya sedikit ketergantungan pada program. 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Dependence Driver power 1, 5 Sektor 4 Sektor 1 Sektor 3 Sektor 2 2, 4 6 3 Gambar 18 Matriks Driver Power DP – Dependence D faktor penentu peran Kesempatan 6.6. Peran Pemerintah 6.6.1. Faktor Penentu Dayasaing Faktor Peran Pemerintah