25 Gambar 5. Rantai tata niaga industri minyak pala di Indonesia
3.5. Penelitian Terdahulu Tentang Dayasaing
Hasil penelitian Munandar 2001 tentang faktor-faktor penentu dayasaing ekspor minyak sawit dan teh Indonesia menggunakan metode ekonometrik. Model
disusun berdasarkan ide umum bahwa dayasaing ekspor ditentukan oleh beberapa faktor antara lain kondisi, kebijakan, teknologi dan inovasi, dan perilaku
konsumsi. Hasil penelitian Haridian 2002 tentang sistem penunjang keputusan
perencanaan dan pengembangan agroindustri pala terdiri dari aplikasi usahatani tanaman pala dengan basis model analisis pemilihan lokasi penanaman tanaman
pala dan model kelayakan finansial usahatani tanaman pala dan aplikasi agroindustri manisan pala.
Nugraha 2003 melaporkan tentang studi pengembangan agroindustri minyak pala Nutmeg Oil di Kabupaten Bogor menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process AHP menyimpulkan 3 faktor yang paling memberikan
kontribusi terhadap pengembangan agroindustri minyak pala di Kabupaten Bogor yaitu pemasaran hasil produksi bobot 0.215, manajemen operasi dan produksi
Petani
Bahan baku
Pedagang Pengumpul
Penampungan, pengumpulan
Penyuling
Destilasi minyak
atsiri kasar
Industri besar
Pemurnian, fraksinasi,
compounding, blending
Industri pangan,
Kosmetik, toiletries,
parfum
Pedagang perantara
Penampungan, pengumpulan,
pencampuran
Eksportir
Pengumpulan, pencampuran,
ekspor
26 bobot 0.179 dan faktor mutu bahan baku bobot 0.150 sedangkan strategi yang
paling tepat dalam pengembangan agroindustri minyak pala adalah pembinaan yang lebih intensif oleh pemerintah kepada petani dan pengusaha minyak pala;
strategi penerapan manajemen organisasi dan peningkatan luas areal tanaman pala. Berdasarkan hasil analisis sensitifitas, agroindustri minyak pala sensitif
terhadap penurunan harga jual dan kenaikan harga bahan baku sebesar 5. Penelitian Gunawan 2004 tentang sistem penunjang keputusan pra rancang
bangun industri intermediate minyak pala menggunakan Visual Basic 6.0 terdiri atas empat model yaitu Model Penyaringan Alternatif, Model Pemilihan
Alternatif, Model Pemilihan Kelembagaan Industri dan Model Analisa Kelayakan Finansial. Berdasarkan hasil perhitungan analisa sensitifitas jika terjadi kenaikan
sebesar 10 pada bahan baku dan penurunan harga jual produk sebesar 10, industri intermadiate masih layak diinvestasikan.
Penelitian Sitorus, 2004 tentang penyulingan biji pala kering dari berbagai kelas mutu dan ukuran rajangan terhadap rendemen dan mutu minyak pala,
menunjukkan bahwa kelas mutu biji pala dan ukuran perajangan berpengaruh sangat nyata terhadap rendemen minyak pala dan nilainya cenderung menurun
dengan semakin tuanya biji pala. Biji pala dengan ukuran perajangan 10 mm menghasilkan rendemen 19.58.
Penelitian Priyadharsini 2005 tentang strategi penciptaan keunggulan bersaing produk jamu asal Indonesia untuk pasar ekspor, menggunakan
pendekatan Berlian Porter bertujuan untuk mengetahui faktor penentu dayasaing produk jamu menggunakan alat analisis Revealed Comparative Advantage RCA,
Indeks Spesialisasi Perdagangan ISP, Accelaration Ratio AR, Interpretive Structural Modelling
ISM dan Independent Preference Evaluation EVA.
IV. METODOLOGI PENELITIAN