Model Struktural Penentu Dayasaing Faktor Strategi Perusahaan, Struktur dan Persaingan

79 dari kemampuan untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik dan harga yang kompetitif dan juga kemampuan perusahaan untuk bernegosiasi dengan pembeli. 4 Membangun sistem agribisnis minyak pala Kebijakan pemerintah yang selama ini lebih kepada pendekatan produksi perlu diubah kearah pendekatan agribisnis meliputi sub sistem hulu benih, sarana budidaya, industri hulu, sub sistem budidaya on farm dan sub sistem hilir industri pengolahan dan pemasaran. Melalui pendekatan sistem agribisnis maka semua sub sistem akan tergarap secara simultan. Upaya peningkatan produksi di satu sisi akan menggerakkan usaha industri pendukung pupuk, benih, alat penyulingan, industri hulu, antara dan hilir.

6.4.2. Model Struktural Penentu Dayasaing Faktor Strategi Perusahaan, Struktur dan Persaingan

Untuk mengetahui sub faktor strategi perusahaan, struktur dan persaingan mempunyai kemampuan yang besar untuk mendorong peningkatan dayasaing minyak pala maka dibangun model struktural penentu dayasaing dengan mengolah hasil indentifikasi sub sektor itu dengan analsis ISM. Pembangunan model struktural itu dimulai dengan menganalisis hasil reachability matrix yang digunakan sebagai dasar untuk membangun model struktural. Hasil Reachability Matriks final SSIM untuk faktor penentu strategi perusahaan, struktur dan persaingan disajikan pada Tabel 16 berikut: 80 Tabel 16 Hasil Reachability Matrix final sub faktor penentu strategi perusahaan, struktur dan persaingan Sub Faktor Penentu ke DP R 1 2 3 4 1 1 1 2 3 2 1 1 2 3 3 1 1 1 3 2 4 1 1 1 1 4 1 D 4 4 2 1 L 1 1 2 3 Keterangan: 1. Komitmen industri hulu untuk menghasilkan minyak pala yang berkualitas baik 2. Komitmen industri hulu untuk menghasilkan minyak pala secara kontinyu 3. Kemauan dan kemampuan perusahaan untuk bersaing secara global 4. Membangun sistem agribisnis minyak pala Dari Tabel 16 terlihat bahwa sub faktor penentu membangun sistem agribisnis merupakan sub faktor yang paling berperan untuk mendorong kemauan dan kemampuan perusahaan untuk bersaing secara global. Adanya keterpaduan dan keterkaitan antara sub sistem sarana pendukung, sub sistem hulu, sub sistem pengolahan dan sub sistem pemasaran hasil minyak pala merupakan hal yang mutlak diperlukan untuk meningkatkan dayasaing minyak pala Indonesia. Gambar 15 Diagram model struktural untuk faktor penentu strategi perusahaan, struktur dan persaingan Sub faktor penentu strategi perusahaan, struktur dan persaingan terdiri dari 3 level dimana level 3 yang terdiri atas 1 sub faktor penentu yaitu membangun sistem agribisnis minyak pala. Faktor ini akan mendorong sub faktor lainnya yang berada di level 2 dan 1 sehingga membentuk suatu sistem yang akan memperkuat dayasaing minyak pala dari aspek faktor penentu strategi perusahaan, struktur dan persaingan Gambar 15. 3 4 Level 2 Level 3 Level 1 1 2 81 1 2 3 4 1 2 3 4 Dependence Driver power 4 Sektor 4 Sektor 1 Sektor 3 Sektor 2 3 1, 2 Gambar 16 Matriks Driver Power DP – Dependence D untuk faktor strategi perusahaan, struktur dan persaingan. Gambar 16 menunjukkan komitmen industri hulu untuk menghasilkan minyak pala yang berkualitas baik dan komitmen industri hulu untuk menghasilkan minyak pala secara kontinyu merupakan sub faktor yang berada di sektor 2. Kedua sub faktor penentu ini bersifat tidak bebas, artinya kinerja dari sektor ini dipengaruhi oleh sub faktor lainnya.atau merupakan akibat dari kegiatan sub faktor lainnya. Pada sektor 4 terdapat 2 sub faktor penentu yaitu membangun sistem agribisnis minyak pala dan kemauan dan kemampuan perusahaan untuk bersaing secara global. Kedua sub faktor ini merupakan faktor penggerak driver power yang besar namun punya sedikit ketergantungan pada program. 6.5. Peran Kesempatan 6.5.1. Faktor Penentu Dayasaing Faktor Peran Kesempatan