Uji Multikolinearitas dilihat dari nilai Toleransi yang tidak kurang dari 0,1 dan nilai VIF tidak lebih dari 10. Sehingga dapat dikatakan model
terbebas dari multikolinearitas. Seperti yang tertera pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil uji multikolinearitas Variabel
Toleransi VIF
Kepemimpinan Otoriter 0,856
1,168 Kepemimpinan Demokratis
0,952 1,050
Kepemimpinan Bebas 0,848
1,179 4.7.3
Uji Heteroskedastisitas
Model regresi berganda yang baik adalah yang memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan pengamatan yang lain
atau adanya hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized delete residual sehingga dapat dikatakan model tersebut homoesdastisitas.
Hasil uji ini dapat dilihat pada scatterplot, apabila titiknya tersebar diatas dibawah dan sekitar nol juga penyebaran titik tidak berpola, maka
model terbebas dari heterokedastisitas, dalam penelitian menunjukkan tidak adanya heteroskedastisitas. Hasil lebih jelas bisa dilihat di Lampiran 5.
4.8 Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui berpengaruh tidaknya variabel independen dalam hal ini gaya kepemimpinan terhadap loyalitas
pegawai. Dalam uji hipotesis ada dua hal yang dilakukan pertama dengan Uji F yaitu menguji ada tidaknya pengaruh keseluruhan variabel independen
terhadap variabel dependen lalu dengan Uji t untuk mengetahui dari ketiga gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan otoriter, demokratis dan
bebas mana yang berpengaruh dan mana yang tidak terhadap loyalitas pegawai.
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : H
: Tidak terdapat pengaruh antara kepemimpinan dengan loyalitas pegawai.
H
1
: Terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan dengan loyalitas pegawai.
1. Uji F
Nilai Fhitung dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil
uji F atau ANOVA terbaca nilai F-hitung sebesar 7,71 lebih besar dari F-tabel sebesar 2,03 artinya variabel independen berpengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Bila nilai signifikasni
0,000 Lampiran 5. Probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 taraf signifikan atau
α=5 dan F-hitung F-tabel, maka model regresi tersebut dianggap signifikan dan bisa dipakai untuk
memprediksi loyalitas pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh gaya kepemimpinan seperti otoriter, demokratis dan bebas bersama-
sama mempengaruhi loyalitas pegawai.
2. Uji t
Nilai t-hitung digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individu parsial terhadap
variabel dependen. Uji t dilakukan dengan melihat signifikan t -hitung yang diperoleh dilakukan pembanding dengan alpha yang ditetapkan
0,05 dan juga membandingkan t-hitung terhadap t-tabel 2,03. Dari hasil perhitungan uji regresi linier berganda seperti yang terlihat dapat
dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap loyalitas pegawai
Variabel A
hitung A
tabel T
hitung T
tabel Hasil
Gaya kepemimpinan
otoriter 0,505
0,05 0,675
2,03 Tidak
berpengaruh Gaya
kepemimpinan demokratis
0,000 0,05
4,632 2,03
Berpengaruh Gaya
kepemimpinan bebas
0,126 0,05
-1,570 2,03
Tidak berpengaruh
1. Nilai signifikansi untuk gaya kepemimpinan otoriter sebesar 0,505 lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa H
1
ditolak yang berarti bahwa gaya kepemimpinan otoriter tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pegawai. 2. Nilai signifikansi untuk gaya kepemimpinan demokratis sebesar
0,00 lebih kecil dari 0,05 berarti bahwa Ho ditolak yang berarti bahwa gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas pegawai. 3. Nilai signifikansi untuk gaya kepemimpinan bebas sebesar 0,126
lebih besar dari 0,05 berarti bahwa H
1
ditolak yang berarti bahwa gaya kepemimpinan demokratis tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas pegawai. Berdasarkan hasil uji f dapat disimpulkan bahwa dari tiga gaya
kepemimpinan yang diteliti melalui persepsi pegawai BKD kota Depok memiliki pengaruh secara signifikan terhadap loyalitas
pegawai secara bersama-sama. Sedangkan hasil uji t secara individual hanya gaya demokratis yang berpengaruh. Hal ini dapat disebabkan
karena gaya kepemimpinan demokratis lebih mudah diterima dan di senangi oleh pegawai sehingga berpengaruh terhadap loyalitasnya.
4.9 Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Loyalitas Pegawai