Gaya Kepemimpinan Laissez-faire Bebas

4. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. 5. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas. 6. Pemimpin bersifat obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan. Tipe kepemimpinan demokratis bila ditarik kesimpulannya dari definisi-definisi yang ada merupakan tipe kepemimpinan yang mengacu pada hubungan. Di sini seorang pemimpin selalu mengadakan hubungan dengan yang bawahan yang dipimpinnya. Segala kebijaksanaan pemimpin akan merupakan hasil musyawarah atau akan merupakan kumpulan ide yang konstruktif. Pemimpin sering turun ke bawah guna mendapatkan informasi yang juga akan berguna untuk membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan selanjutnya.

2.3.3 Gaya Kepemimpinan Laissez-faire Bebas

Gaya kepemimpinan bebas mendeskripsikan pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang karyawannya yang paling sesuai Robbins dan Coulter, 2002. Ciri-ciri gaya kepemimpinan bebas menurut Handoko dan Reksohadiprojo 2002 : 1. Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif. 2. Pengambilan keputusan diserahkan kepada pimpinan yang lebih rendah. 3. Pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif dan kreatif diserahkan kepada anggota organisasi. 4. Intervensi pemimpin dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang minimal. Jenis Kepemimpinan lain adalah kepemimpinan transaksional dan transformasional. Kedua jenis kepemimpinan ini pertama kali diungkapkan oleh Burn pada tahun 1978 dalam konteks politik, yang kemudian dikembangkan oleh Bass 1985 membawanya dalam konteks organisasional. Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional sering disebutkan secara berdampingan satu dengan yang lainnya ini karena pada dasarnya keduanya memilki perspektif yang sama dalam hal seorang pemimpin harus memberikan “sesuatu” agar anggota bergerak menuju tujuan organisasi, yang membedakan keduanya adalah apa “sesuatu” yang diberikan tersebut. Lebih jelasnya akan dijelaskan di bawah ini. 1. Kepemimpinan Transaksional Bycio dkk. 1995, kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin menfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan. Pengertian secara sederhana kepemimpinan transaksional dapat diartikan sebagai cara yang digunakan seorang pemimpin dalam menggerakkan anggotanya dengan menawarkan imbalanakibat terhadap setiap kontribusi yang diberikan oleh anggota kepada organisasi. Adapun Karakteristik Kepemimpinan Transaksional antara lain adalah sebagai berikut: - Pengadaan Imbalan, pemimpin menggunakan serangkaian imbalan untuk memotivasi para anggota, imbalannya berupa kebutuhan tingkat fisiologis Maslow. - Eksepsipengecualian, dimana pemimpin akan memberi tindakan koreksi atau pembatalan imbalan atau sanksi apabila anggota gagal mencapai sasaran prestasi yang ditetapkan. Karakteristik Pemimpin Transaksionalis: - Mengetahui keinginan bawahan. - Terampil Memberikan imbalan atau janji yang tepat. - Responsif terhadap kepentingan bawahan. Kondisi yang dianggap pas dalam menerapkan Kepemimpinan Transaksional secara internal ialah: 1. Struktur Organisasi mekanistik, peraturan, prosedur jelas, sentralisasi tinggi. 2. Teknologi Organisasi teknologi proses, berkesinambungan, produksi massal. 3. Sumber kekuasan pola hubungan anggota organisasi sumber kekuasaaan di dalam struktur, hubungan formal. 4. Tipe kelompok kerja kerja tim, sifat pekerjaan umumnya teknis. Kondisi yang dianggap pas dalam menerapkan Kepemimpinan Transaksional secara eksternal: a. Struktur lingkungan luar baik, norma kuat, status quo. b. Kondisi perubahan lambat, tidakstabil, ketidakpastian rendah. c. Kondisi pasar stabil. 2. Kepemimpinan Transformasional Keller 1992 mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional adalah sebuah gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemenuhan terhadap tingkatan tertinggi dari hirarki Maslow yakni kebutuhan akan harga diri dan aktualisasi diri. Kepemimpinan transformasional inilah yang sungguh-sungguh diartikan sebagai kepemimpinan yang sejati karena kepemimpinan ini sungguh bekerja menuju sasaran pada tindakan mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan yang tidak pernah diraih sebelumnya. Para pemimpin secara riil harus mampu mengarahkan organisasi menuju arah baru Locke, 1997. Kepemimpinan ini juga didefinisikan sebagai kepemimpinan yang membutuhkan tindakan memotivasi para bawahan agar bersedia bekerja demi sasaran-sasaran tingkat tinggi yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya pada saat itu Bass, 1985; Burns, 1978; Tichy dan Devanna, 1986, seperti dikutip oleh Locke, 1997. Sarros 1996, bahwa model kepemimpinan transformasional merupakan konsep kepemimpinan yang terbaik dalam menguraikan karakteristik pemimpin sehingga para pemimpin kita lebih berkerakyatan dan berkeadilan sosial. Kepemimpinan transformasional secara sederhana dapat dipahami sebagai kepemimpinan yang membawa organisasi pada sebuah tujuan baru yang lebih besar dan belum pernah dicapai sebelumnya dengan memberikan kekuatan mental dan keyakinan kepada para anggota agar mereka bergerak secara sungguh-sungguh menuju tujuan bersama tersebut dengan mengesampingkan kepentingankeadaan personalnya. Adapun karakteristik kepemimpinan transformasional adalah sebagai berikut: - Adanya pemberian wawasan serta penyadaran akan misi, membangkitkan kebanggaan, serta menumbuhkan sikap hormat dan kepercayaan pada para bawahannya. - Adanya proses menumbuhkan ekspektasi yang tinggi melalui pemanfaatan simbol-simbol untuk memfokuskan usaha dan mengkomunikasikan tujuan-tujuan penting dengan cara yang sederhana. - Adanya usaha meningkatkan intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara seksama. - Pemimpin memberikan perhatian, membina, membimbing, dan melatih setiap orang secara khusus dan pribadi. Karakteristik pemimpin transformasionalis: - Kharismatik - Inspiratif dan motivatif - Percaya diri - Mampu berkomunikasi dengan baik - Visioner - Memiliki idealisme yang tinggi Kondisi yang dianggap pas dalam menerapkan kepemimpinan transformasional secara eksternal: 1. Struktur lingkungan luar ada tekanan terhadap situasi, ketidakpuasan masyarakat. 2. Kondisi perubahan berubah cepat, bergejolak, ketidakpastian. 3. Kondisi pasar sering terjadi perubahan dan tak stabil. 4. Pola hubungan kepemimpinan pemimpin sebagai orang tua yang membimbing ke pencapaian tujuan, hubungan emosional dengan anggota kental dan dekat. Kondisi yang dianggap pas dalam menerapkan kepemimpinan transformasional secara internal: 1. Struktur organisasi organik, prosedur adaptif, otoritas tidak jelas, desentralisasi 2. Teknologi organisasi teknologi batchsatu kali pengerjaan 3. Sumber kekuasan pola hubungan anggota organisasi sumber kekuasaan penguasaan informasi, hubungan informal 4. Tipe kelompok kerja kerja tim-variatif, sifat pekerjaan umumnya yang memerlukan kreativitas tinggi, craft:keahlian, heuristic:tidak terstruktur, manajemen atas dan menengah

2.4 Fungsi-fungsi Kepemimpinan