Gaya Kepemimpinan Otoriter Gaya Kepemimpinan Demokratis

menjadi amat penting. Blanchard 2006, gaya kepemimpinan adalah pola perilaku adalah pola perilaku yang dilakukan oleh seseorang pada waktu tertentu dan berupaya mempengaruhi aktivitas orang lain. Selanjutnya menurut Istianto 2009, ada beberapa definisi kepemimpinan yang dapat mewakili tentang kepemimpinan, yaitu sebagai berikut : 1. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam memimpin sedangkan pemimpin adalah orangnya yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut mengikuti apa yang diinginkannya. Oleh karena itu pemimpin harus mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. 2. Kepemimpinan adalah dimana seorang pemimpin harus mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. 3. Kepemimpinan merupakan subjek yang penting di dalam manajemen dan ilmu administrasi karena kepemimpinan terkait dengan hubungan antara atasan dan bawahan di dalam organisasi. 4. Kepemimpinan merupakan proses berorientasi kepada manusia dan dapat diukur dari pengaruhnya terhadap perilaku organisasi.

2.3 Tipe Gaya Kepemimpinan

Memasuki abad ke 21 ini terjadi perkembangan tentang gaya kepemimpinan, menurut Robbins dan Coulter 2002 yang dikutip dari University of Lowa Studies terdapat tiga gaya kepemimpinan yang umumnya diterapkan pada organisasi atau perusahaan dalam mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun gaya kepemimpinan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

2.3.1 Gaya Kepemimpinan Otoriter

Menurut Rivai 2005, kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang diuntungkan dalam organisasi. Robbins dan Coulter 2002, menyatakan gaya kepemimpinan otoriter mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak dan meminimalisasi partisipasi karyawan. Ciri-ciri gaya kepemimpinan yang otoriter menurut Handoko dan Reksohadiprojo, 2002: a. Semua penentu kebijaksanaan dilakukan oleh pemimpin. b. Teknik-teknik dan langkah-langkah kegiatan didikte oleh atasan setiap waktu. c. Pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bersama setiap anggota. d. Pemimpin cenderung bersifat pribadi dalam memberi pujian dan kecamannya terhadap setiap hasil kerja bawahannya.

2.3.2 Gaya Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri Rivai, 2005. Menurut Robbins dan Coulter 2002, gaya kepemimpinan demokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung mengikutsertakan karyawan dalam mengambil keputusan, mendelegasikan kekuasaan, mendorong partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan yang ingin dicapai, dan memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan untuk melatih karyawan. Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis Handoko dan Reksohadiprodjo, 2002: 1. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin. 2. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih. 3. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok. 4. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. 5. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas. 6. Pemimpin bersifat obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan. Tipe kepemimpinan demokratis bila ditarik kesimpulannya dari definisi-definisi yang ada merupakan tipe kepemimpinan yang mengacu pada hubungan. Di sini seorang pemimpin selalu mengadakan hubungan dengan yang bawahan yang dipimpinnya. Segala kebijaksanaan pemimpin akan merupakan hasil musyawarah atau akan merupakan kumpulan ide yang konstruktif. Pemimpin sering turun ke bawah guna mendapatkan informasi yang juga akan berguna untuk membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan selanjutnya.

2.3.3 Gaya Kepemimpinan Laissez-faire Bebas