Uji Asumsi Persyaratan Regresi Linier Berganda

3.5.4 Uji Asumsi Persyaratan Regresi Linier Berganda

Model Regresi Linier berganda dinyatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi- asumsi klasik statistik yang meliputi multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi Nugroho, 2011. Proses uji asumsi klasik dilakukan secara bersamaan dengan proses uji regresi. Asumsi-asumsi yang digunakan pada persamaan Regresi Linier berganda pada penelitian ini, antara lain: normalitas, Multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. 1. Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data yang digunakan dalam penelitian. Menurut Nugroho 2011, data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang mempunyai distribusi normal. Pada normalisasi data dengan menggunakan Normal P-Plot, data yang digunakan akan dinyatakan terdistribusi normal atau mendekati normal. Suatu data dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. 2. Multikolinearitas Menurut Nugroho 2011, uji Multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model, Suatu model regresi yang baik tidak mengalami Multikolinearitas, dimana Multikolinearitas terjadi pada model regresi dengan lebih dari satu variabel independen variabel bebas dan terjadi hubungan antar variabel independen. Uji Multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain: a. Jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari Multikolinearitas. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance. b. Jika nilai koefisien determinan, dilihat dari nilai R-square adalah di atas 0,60, namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dideteksi bahwa model terkena Multikolinearitas. c. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,70 maka terbebas dari Multikolinearitas. 3. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan ragam residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas, atau model yang mempunyai persamaan ragam individual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain Nugroho, 2011. Cara memprediksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat pada pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model Regresi Linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas, jika memenuhi syarat: a. Titik-titik data menyebar di atas dan dibawah atau di sekitar angka b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titik-titik sebaiknya tidak berpola.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Badan Kepegawaian Daerah Kota Depok

Gambaran umum Badan Kepegawaian Daerah BKD Kota Depok dapat dilihat melalui tiga aspek yaitu sejarah perkembangan, visi misi dan struktur organisasi. Adapun penjelasan dari gambaran umum tersebut adalah sebagai berikut:

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan BKD Kota Depok

BKD Kota Depok berdiri pada tanggal 31 Januari 2011, Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 06 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah nomor 08 Tahun 2008 tetang Organisasi Perangkat Daerah, Badan Kepegawaian Daerah merupakan sebuah bagian dari lembaga teknis yang bernaung di bawah lingkungan Pemerintah Kota Depok. Pada awalnya BKD Kota Depok merupakan Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah Kota Depok, dibawah Asisten Administrasi. Meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kepegawaian dan untuk mewujudkan Aparatur Pemerintah Kota depok yang Profesional, Unggul, Inovatif dan Religius serta memaksimalkan kinerja dari Pegawai Negeri sipil di Kota Depok yang mendasari berdirinya BKD Kota Depok.

4.1.2 Visi Dan Misi BKD Kota Depok

Visi Jangka Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Depok Tahun 2011- 2016, Kota Depok mempunyai visi “Terwujudnya Kota Depok Yang Maju dan Sejahtera”. Sedangkan Badan Kepegawaian Daerah Kota Depok Kota Depok dalam rangka mendukung visi Kota Depok dan sesuai dengan tugas dan fungsinya menetapkan visi “Terwujudnya Aparatur Pemerintah Kota Depok Yang Profesional, Inovati f, Unggul dan Religius”. Misi Jangka Menengah