110 mereka. Kondisi ini dirasakan ketika responden masih berada di pengungsian.
Responden menyampaikan alasan bahwa tidak ada ruang untuk diri pribadi, bahkan hanya sekedar berganti pakaian sekalipun. Hasil wawancara dengan salah satu
responden yang bernama Elisabet Sitepu sebagai berikut: “Saya merasa terganggu dengan privasi saya, semua dilakukan berramai-ramai. Saya tidak punya ruang
untuk diri saya sendiri bahkan misalnya hendak berganti pakaian sepulang sekolah saya harus jalan ke kamarmandi umum untuk berganti pakaian”. Adapun nilai skala
likert berdasarkan privasi anak adalah 0,08 termasuk dalam indikator tidak efektif.
8. Kesesuaian Jumlah Orang dengan Kapasitas Ruangan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan, dapat diketahui bahwa seluru responden yaitu sebanyak 34 responden 100 menjawab bahwa jumlah
orang tidak sesuai dengn kapasitas ruangan. Kondisi ini digambarkan sewaktu responden masih berada dipengungsian. Desa Kutambelin adalah Desa yang
sebelumnya mengungsi di Universitas Karo 1 UKA 1. Mereka ditempatkan pada kelas-kelas di UKA 1 dimana dalam satu ruangan terdiri dari 7 hingga 10 kepala
keluarga. Responden mengeluhkan untuk tidur saja mereka harus bersempit-sempitan dan hanya dibatasi dengan barang-barang mereka yang sempat dibawa dari desa.
Untuk itu responden menjawab bahwa ruanga tempat tinggal sewaktu di pengungsisan tidak sesuai dengan jumlah orangnya. Adapun nilai skala likert
berdasarkan kesesuaian jumlah orang dengan kapasitas ruangan adalah 1 termasuk dalam indikator sangat tidak efektif.
111
9. Kesesuaian Penyediaan Air Bersih
Data distribusi responden berdasarkan kesesuaian penyediaan air bersih dengan kebutuhan disajikan dalam tabel 5.29 berikut ini:
Tabel 5.29 Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Penyediaan Air Bersih dengan
Kebutuhan
No Kesesuain Jenis program
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Sesuai
Kurang sesuai Tidak sesuai
3 23
8 8,8
67,7 23,5
Total 34
100 Sumber: Data Primer, April 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.12 dapat diketahui bahwa penyediaan air bersih kurang sesuai dengan kebutuhan responden yakni dijawab oleh
23 responden dengan presentase 67,7. Alasan responden adalah karena keterbatasan pasokan air bersih dimana ketika di pengungsian jumlah pengungsi
sangat banyak maka seharusnya membutuhkan air bersih yang banyak pula untuk air minum dan keperluan mandi. Selain itu keterlambatan pasokan air bersih juga
menjadi kendala saat di pengungsian sehingga banyak warga yang sesekali keluar dari pengungsian hanya untuk mengambil air bersih atau sekedar mandi kerumah
warga sekitar pengungsian. Menilik pada situasi gunung Sinabung yang tidak stabil mengakibatkan Desa Kutambelin beberapa kali harus bolak-balik berpindah antara
Desa dengan pengungsian. Terkait dengan air bersih, Desa Kutambelin juga mengeluhkan air yang kotor akibat debu abu vulkanik. Adapun nilai skala likert
112 berdasarkan kesesuaian penyediaan air bersih dengan kebutuhan adalah -
0,14termasuk dalam indikator tidak efektif.
10. Ketersediaan Tempat Tidur