112 berdasarkan kesesuaian penyediaan air bersih dengan kebutuhan adalah -
0,14termasuk dalam indikator tidak efektif.
10. Ketersediaan Tempat Tidur
Data distribusi responden berdasarkan ketersediaan tempat tidur disajikan dalam tabel 5.30 berikut ini:
Tabel 5.30 Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Tempat Tidur
No Kesesuain Jenis program
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Sangat terpenuhi
Terpenuhi Kurang terpenuhi
1 8
25 2,9
23,5 73,6
Total 34
100 Sumber: Data Primer, April 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.30 dapat diketahui bahwa ketersediaan tempat tidur kurang terpenuhi yakni sebanyak 25 responden dengan
presentase 73,6. Responden menjawab terpenuhi sebanyak 8 orang dengan presentase 23,5. Kondisi darurat ketika di pengungsian mengharuskan responden
menerima situasi apapun yang tersedia dipengungsian. Responden yang menjawab kurang terpenuhi memberi alasan bahwa mereka hanya tidur dengan menggunakan
tikar yang disediakan di pengungsian. Sementara 8 responden lainnya adalah mereka yang menggunakan bantuan untuk membeli ambal untuk digunakan saat tidur, dibeli
pada saat pembelanjaan di pasar didampingi oleh staff KKSP. Adapun nilai skala
113 likert berdasarkan kesesuaian penyediaan air bersih dengan kebutuhan adalah -0,79
termasuk dalam indikator sangat tidak efektif.
11. Kesesuaian Jumlah Kamar Mandi
Data distribusi responden berdasarkan kesesuaian kesesuaian jumlah kamar mandi dengan kebutuhan disajikan dalam tabel 5.31 berikut ini:
Tabel 5.31 Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Jumlah Kamar Mandi dengan
Kebutuhan
No Kesesuain Jenis program
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Sesuai
Kurang sesuai Tidak sesuai
2 9
23 5,9
26,5 67,6
Total 34
100 Sumber: Data Primer, April 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.12 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab jumlah kamar madi tidak sesuai dengan kebutuhan mereka
yakni 2 responden dengan presentase 67,6 . alasan responden adalah jumlah orang yang banyak sehingga responden harus mengantri setiap paginya jika hendak ingin
mandi dan saat hendak ke sekolah. Hasil wawancara dengan salah satu responden bernama Elisabet Sitepu sebagai berikut “menurut saya jumlah kamar mandi tidak
sesuai dengan jumlah orang ketika di pengungsian. Seperti di UKA 1 hanya tersedia 7 kamar mandi padahal jumlah orang sangat banyak karena disana terdiri dari
beberapa desa. Hal ini membuat kami harus mengantri dulu setiap pagi jika hendak
114 ingin ke kamar mandi dan siang jika hendak ingin pergi ke sekolah. Kondisi itu
berlangsung hingga kami kembali ke desa lagi”. Adapun nilai skala likert berdasarkan kesesuaian jumlah kamar mandi dengan kebutuhan adalah -0,61
termasuk dalam indikator sangat tidak efektif.
12. Mahir dalam Keterampilan