Kelancaran Aktifitas Belajar Mengajar Ada Tidaknya Peningkatan Prestasi

117 berdasarkan rasa takut terhadap oranglain adalah 0,26 termasuk dalam indikator netral.

15. Ada tidaknya Teman Bermain

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan, dapat diketahui bahwa seluruh responden yaitu sebanyak 34 responden 100 memiliki teman bermain. Program pelayanan sosial anak korban bencana oleh Yayasan KKSP sangat membantu anank-anak untuk dapat menikmati pelayanan yang diwujudkan melalui program bantuan tunai besyarat dan juga program psikososial. Program psikososial misalnya dilaksanakan melalui kegiatan bermain, pengembangan keterampilan dan juga penyediaan perpustakaan. Kegiatan ini dilaksanakan secara bersamaan kepada anak-anak sehingga proses ini semakin mendekatkan anak-anak korban bencana satu sama lain. Program psikososial mampu menciptakan kebahagiaan ketika anak-anak tertawa bersama saat bermain dan menikmati setiap proses program pelayanan sosial anak korban bencana oleh yayasan KKSP. Adapun nilai skala likert berdasarkan ada tidaknya teman bermain adalah 1 termasuk dalam indikator efektif.

16. Kelancaran Aktifitas Belajar Mengajar

Data distribusi responden berdasarkan kelancaran aktifitas belajar mengajar disajikan dalam tabel 5.35 berikut ini: Tabel 5.35 Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran Aktifitas Belajar Mengajar No Kategori Frekuensi F Persentase 1 Iya 14 41,2 118 2 Tidak 20 58,8 Total 34 100 Sumber: Data Primer, Mei 2014 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.35 dapat diketahui bahwa 20 responden menjawab proses belajar mengajar tidak lancar dengan presentase 58,8 dan 14 responden memilih proses belajar mengajar lancar dengan presentase 41,2. Responden yang memilih tidak lancar adalah mereka yang mengeluhkan jam belajar ketika berada dipengungsian dan infrastruktur ketika kembali ke desa. ketika berada di pengungsian kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pukul 14.00 hal ini karena pergantian jadawal dengan siswa yang bersekolah di gedung sekolah yang digunakan untuk sementara oleh anak korban bencana yang berada dipengungsian. Tentu waktu tersebut biasanya digunakan anak-anak untuk bermain atau bekerja ke ladang membantu orang tua. Proses belajar mengajar setelah kembali ke desa juga mengalami hambatan terkait dengan kerusakan infrastruktur karena debu vulkanik dan suara gemuruh yang menimbulkan kepanikan anak saat melaksanakan prses belajar mengajar. Adapun nilai skala likert berdasarkan kelancaran aktifitas belajar mengajar adalah 0,4 termasuk dalam indikator tidak netral.

17. Ada Tidaknya Peningkatan Prestasi

Data distribusi responden berdasarkan ada tidaknya peningkatan prestasi disajikan dalam tabel 5.36 berikut ini: Tabel 5.36 Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Peningkatan Prestasi 119 No Kategori Frekuensi F Persentase 1 2 Ada Tidak 14 20 41,2 58,8 Total 34 100 Sumber: Data Primer, Mei 2014 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.35 dapat diketahui bahwa 20 responden menjawab proses belajar mengajar tidak lancar dengan presentase 58,8 dan 14 responden memilih proses belajar mengajar lancar dengan presentase 41,2. Responden yang memilih tidak lancar adalah mereka yang mengeluhkan jam belajar ketika berada dipengungsian dan infrastruktur ketika kembali ke desa. ketika berada di pengungsian kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pukul 14.00 hal ini karena pergantian jadawal dengan siswa yang bersekolah di gedung sekolah yang digunakan untuk sementara oleh anak korban bencana yang berada dipengungsian. Adapun nilai skala likert berdasarkan ada tidaknya peningkatan prestasi adalah 0,4 termasuk dalam indikator netral.

18. kelanjutan pelaksanaan program