tukang cukur, tukang service elektronik, tukang besi dan tukang pijaturutpengobatan. Tukang kayu menempati posisi tertinggi diantara usaha jasa
ketrampilan lainnya yakni sebanyak 30 orang, disusul kemudian tukang jahitbordir yakni sebanyak 17 orang. Pada usaha jasa pijaturutpengobatan hanya
satu orang yang menjadi pemilik, namun usaha ini berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak lima orang.
Lembaga pendidikan di Desa Srogol dapat dikatakan rendah. Hal ini dikarenakan hanya terdapat satu sekolah menengah atas SMA yang statusnya
masih terdaftar, serta satu sekolah menengah pertama SMP yang statusnya juga masih terdaftar. Di wilayah desa ini, terdapat pesantren yakni AL Kahfi dan
Sekolah Polisi Negara SPN Lido, namun kedua lembaga pendidikan besar ini tidak menyerap siswa-siswi dari penduduk Desa Srogol. Mayoritas siswa di kedua
lembaga ini berasal dari luar desa bahkan luar kota. Jumlah tenaga pengajar di desa ini terbilang cukup banyak, yakni sebanyak 85 guru mengajar SD dan SMP,
serta 35 guru mengajar SMA. Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di Desa Srogol menunjukkan
bahwa desa ini terbilang cukup maju, walaupun banyak lembaga yang pada akhirnya tidak aktif lagi. Namun perlu diketahui bahwa kesadaran masyarakat
terhadap kemajuan desa terlihat cukup tinggi, ditandai dengan adanya LKDLKK di Desa Srogol, padahal desa ini masih tergolong desa baru. Kemudian semakin
berkembangnya lembaga ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ditandai dengan banyaknya toko-toko kelontong dan usaha jasa
lainnya. Pendidikan menjadi hal yang penting bagi penduduk Desa Srogol dilihat dari semakin berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan di desa tersebut.
4.2. Profil Responden
4.2.1. Umur Responden
Responden dalam Responden dalam penelitian ini adalah perempuan yang telah menikah dan menjadi anggota KSM PNPM-P2KP Bidang Ekonomi di Desa
Srogol Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Responden dalam penelitian ini berjumlah 48 orang perempuan yang terdiri dari 21 KSM
Campuran. Sebanyak 33,3 persen dari jumlah responden, berumur 35 sampai 44
tahun, menyusul kemudian responden yang berumur 25 sampai 34 tahun sebanyak 29,2 persen. Hal ini menandakan bahwa pemanfaat pinjaman PNPM-P2KP di
Desa Srogol adalah penduduk usia muda dan tergolong ke dalam usia angkatan kerja. Sebaran responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Umur, 2010 No.
Rentang Umur Tahun Jumlah
Persen 1. 15-24
2 4,2 2. 25-34
14 29,2 3. 35-44
16 33,3 4. 45-54
11 22,9 5. 55-64
5 10,4 Jumlah 48
100
Sumber: Data Primer, 2010
4.2.2. Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan responden dapat dikatakan rendah, yakni hanya 22,9 persen dari jumlah responden, yang menamatkan pendidikan hingga jenjang
sekolah menengah atas atau sederajat. Mayoritas responden adalah tamatan sekolah dasar atau sederajat, bahkan ada dua orang responden yang hanya sampai
sekolah rakyat SR. Untuk sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan, 2010
No. Pendidikan Jumlah
Persen 1. Di bawah atau lulusan
SMPSederajat 36 75,0
2. SMAD3 12
25,0 Jumlah 48
100
Sumber: Data Primer, 2010
4.2.3. Mata Pencaharian
Mayoritas mata pencaharian atau pekerjaan responden adalah pedagang makanan 25 persen disusul kemudian ibu rumah tangga 18,7 persen.
Responden yang berdagang makanan mayoritas berdagang di sekitar sekolah dan warung makan kecil di rumahnya. Responden yang bekerja sebagai pedagang
kredit sebanyak 16,6 persen umumnya berdagang barang elektronik. Sebaran responden berdasarkan mata pencaharian tersaji dalam Tabel 11. berikut.
Tabel 11. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Mata Pencaharian, 2010 No.
Mata Pencaharian Jumlah
Persen 1. Wiraswasta
a. Pedagang pakaian
b. Warung
c. Kreditan
d. Makanan
e. Jasa
f. Lainnya
2 6
8
12 2
6 4,2
12,5 16,6
25 4,2
12,5 2. Karyawan
3 6,3
3. Ibu Rumah Tangga
9 18,7
Jumlah 48 100
Sumber: Data Primer, 2010
BAB V KERAGAAN PROGRAM PNPM-P2KP DI DAERAH PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Program PNPM-P2KP di Desa Srogol
Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP merupakan sebuah program alternatif pengentasan kemiskinan yang dikeluarkan pemerintah
bekerjasama dengan Bank Dunia pada tahun 1997. Program ini dinilai berhasil dalam mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia, sehingga pada tahun 2008
Program P2KP diadopsi oleh Program PNPM Mandiri sebagai salah satu program
unggulan dengan nama Program PNPM-P2KP. Program PNPM-P2KP di Desa
Srogol telah berjalan selama tiga tahun yakni dari tahun 2007 hingga saat ini. Program PNPM-P2KP merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan
yang ada di Desa Srogol. Program ini berbeda dengan program-program pemerintah lain karena program ini mengacu pada pendekatan pemberdayaan
masyarakat, yakni masyarakat yang menjadi subyek dan obyek dalam program tersebut. Di dalam Program PNPM-P2KP terdapat tiga bidang yang menjadi
sasaran program yakni bidang lingkungan, bidang sosial, dan bidang ekonomi. Penelitian ini khusus untuk membahas Program PNPM-P2KP bidang ekonomi.
Pelaksanaan Program PNPM-P2KP tidak terlepas dari peran Badan Keswadayaan Masyarakat BKM yang merupakan lembaga lokal desa yang
khusus menangani permasalahan kemiskinan. Walaupun telah berjalan cukup lama, yakni hampir tiga tahun dan sudah melalui dua tahap pencairan dana, BKM
Desa Srogol tidak memiliki tempat khusus sebagai kantor Program PNPM-P2KP Desa Srogol. Para anggota BKM biasa berkumpul dan melakukan segala kegiatan
yang berkaitan dengan Program PNPM-P2KP di rumah Bapak Mn, ketua koordinator Program PNPM-P2KP Desa Srogol, yang beralamat di RW 03,
Kampung Cisalopa, Desa Srogol, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Anggota BKM Desa Srogol berjumlah 13 orang, namun
yang masih aktif hanya tujuh orang. Komposisi pengurus BKM tersaji dalam Tabel 12.