Berikut ini adalah gambar salah satu kegiatan publik yang dilakukan oleh perempuan di Desa Srogol, yaitu pengajian rutin ibu-ibu di RW 03.
Gambar 7. Kegiatan Pengajian Ibu-Ibu di RW 03, 2010
Telah diberinya kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam kegiatan publik tidak dimanfaatkan sepenuhnya oleh perempuan. Kehadiran
perempuan yang tidak lebih banyak daripada laki-laki mengakibatkan suara atau aspirasi perempuan kurang didengar, sehingga program-program yang berjalan di
desa, umumnya merupakan program yang berdasarkan keputusan dan kebutuhan laki-laki.
6.2.2. Gender dalam Program PNPM-P2KP
Dewasa ini, gender telah menjadi salah satu aspek yang memiliki peranan penting dalam keberhasilan program-program pembangunan. Terbukti dalam
setiap rumusan perencanaan program mulai dari visi, misi, tujuan, prinsip, hingga pelaksanaan program, gender menjadi perhatian penting. Pada umumnya aspek
gender yang ada pada setiap program lebih merujuk pada peranan dan partisipasi perempuan. Kemudian aspek gender yang ada dalam rumusan tujuan program
merujuk pada pemberdayaan perempuan. Seperti halnya pada tujuan Program PNPM-P2KP yaitu memberdayakan kelompok perempuan.
Tingkat Relasi Gender yang dianut oleh sebagian besar responden yakni Setara menggambarkan bahwa saat ini masyarakat Desa Srogol tidak terlalu
membeda-bedakan antara peran perempuan dan laki-laki. Tingkat Relasi Gender
yang dianut oleh respoden menjadi faktor berikutnya yang memiliki hubungan dengan akses perempuan terhadap program dan pengembalian pinjaman. Data
selengkapnya mengenai hubungan Tingkat Relasi Gender dengan akses perempuan terhadap program dapat dilihat dalam Tabel 27.
Tabel 27. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Relasi Gender dan Akses Terhadap Program Desa Srogol, Kecamatan Cigombong,
Kabupaten Bogor, 2010 Tingkat Akses
Terhadap Program Tingkat Relasi Gender
Jumlah Tidak Setara
Setara Rendah 1
7,7 6
17,1 7
14,6 Tinggi 12
92,3 29
82,9 41
85,4 Total 13
100 35
100 48
100
Sumber: Data Primer, 2010
Data di dalam Tabel 27. menunjukkan tidak terdapat hubungan antara
tingkat relasi gender dengan tingkat akses terhadap program dan semakin diperkuat dengan menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman. Artinya, baik
responden dengan tingkat relasi gender yang tidak setara 92,3 persen maupun yang setara 82,9 persen, ternyata memiliki tingkat akses terhadap program yang
tinggi. Keberhasilan Program PNPM-P2KP di Desa Srogol dilihat dari tingginya
tingkat kelancaran pinjaman serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Telah dikemukakan sebelumnya bahwa tingkat pengembalian pinjaman berhubungan
dengan tingkat pendidikan anggota. Sayangnya, tingkat pendidikan responden belum mampu menggambarkan keberhasilan program secara utuh jika tidak
dilihat berdasarkan tingkat relasi gender yang dimiliki oleh responden. Tabel 28. berikut menunjukkan hubungan tingkat relasi gender responden dengan
pengembalian pinjaman.
Tabel 28. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Ideologi Gender dan Pengembalian Pinjaman di Desa Srogol, Kecamatan Cigombong,
Kabupaten Bogor, 2010 Tingkat
Pengembalian Pinjaman
Tingkat Relasi Gender Jumlah
Tidak Setara Setara
Macet 6 46,2
4 11,4
10 20,8
Lancar 7 53,8
31 88,6
38 79,2
Total 13 100
35 100
48 100
Sumber: Data Primer, 2010
Berdasarkan Tabel 28. dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
positif 0,380 antara tingkat relasi gender dan tingkat pengembalian pinjaman dengan kekuatan hubungan sebesar 0,008 dimana
α 0,2. Penetapan taraf nyata α 0,2 dipilih mengingat unit analisis yang diambil adalah individu yang bersifat
dinamis. Angka ini menunjukkan bahwa respoden dengan tingkat relasi gender yang setara 88,6 persen lebih lancar dalam mengembalikan pinjaman dibanding
dengan responden yang memiliki relasi gender yang tidak setara 53,8 persen. Hal tersebut dikarenakan responden yang tidak terlalu membeda-bedakan peran
dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan mampu mengembalikan pinjaman tanpa membutuhkan ijin dari suami terlebih dahulu. Berbeda dengan
yang memiliki relasi gender tidak setara, laki-laki masih mendominasi setiap keputusan dalam berbagai hal termasuk pada pengembalian pinjaman.
Besar pinjaman yang diterima oleh anggota KSM dengan jumlah yang kecil bukanlah menjadi masalah besar bagi mayoritas responden untuk
melunasinya sehingga tingkat pengembalian pinjaman di Desa Srogol tergolong lancar. Jumlah pinjaman yang diberikan kepada masing-masing anggota KSM
telah ditentukan oleh PNPM-P2KP Pusat sesuai dengan anggaran yang berlaku dalam setiap periode. Pada periode kedua terdapat beberapa KSM yang sudah
mendapatkan pinjaman Rp 1.000.000,- dan anggota KSM tersebut tetap dapat melunasinya dengan lancar. Dari pemaparan di atas terlihat bahwa besar pinjaman
tidak berhubungan dengan relasi gender masyarakat, karena besar pinjaman ditentukan oleh PNPM-P2KP Pusat. Tabel 29. menggambarkan tidak ada
hubungan antara besar pinjaman dengan ideologi gender masyarakat dapat dilihat pada Tabel 29. berikut.
Tabel 29. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Relasi Gender dan Tingkat Besar Pinjaman di Desa Srogol, Kecamatan Cigombong,
Kabupaten Bogor, 2010 Tingkat Besar
Pinjaman Tingkat Relasi Gender
Jumlah Tidak Setara
Setara Rendah 13
100 32
91,4 45
93,7 Tinggi 0
3 8,6
3 6,3
Total 13 100
35 100
48 100
Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 29. memperlihatkan tidak terdapat hubungan antara tingkat relasi
gender dengan tingkat besarnya pinjaman. Artinya baik responden dengan tingkat relasi gender yang tidak setara 100 persen maupun responden yang telah setara
91,4 persen masih mendapatkan pinjaman dengan jumlah yang kecil, yakni 500 ribu rupiah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat relasi gender tidak memiliki hubungan dengan akses perempuan terhadap program dan pengembalian
pinjaman. Hal ini menunjukkan bahwa baik responden yang memiliki relasi gender yang tidak setara maupun yang telah setara, ternyata memiliki akses
terhadap program yang tinggi. Relasi gender memiliki hubungan dengan pengembalian pinjaman yang berarti responden yang relasi gendernya telah setara
lebih lancar dalam mengembalikan pinjaman 88,6 persen, dikarenakan responden yang tidak membeda-bedakan peran dan tanggung jawab antara laki-
laki dan perempuan, dapat melunasi pinjaman tanpa membutuhkan keputusan dari lak-laki. Ideologi gender tidak berhubungan dengan besar pinjaman, artinya baik
responden yang memiliki ideologi gender tinggi maupun rendah, sama-sama mendapatkan pinjaman dengan jumlah yang kecil.
6.3. Pemberdayaan Perempuan Melalui Program PNPM-P2KP