bahwa rumah-rumah penduduk masih memiliki lahan pekarangan yang pada Tabel 3. mencakup seluas hampir delapan persen dari luas total desa atau sekitar
27 persen dari lahan pertanian. Kondisi pemukiman di desa Srogol dapat dibedakan ke dalam dua
kategori, yakni modern dan tradisional-semi modern. Pemukiman penduduk yang modern terletak di sekitar SPN Lido yang ditandai dengan bangunan rumah yang
permanen, berdinding tembok, berlantai ubin, sedangkan pemukiman penduduk yang tergolong semi-permanen berada jauh dari pusat pemerintahan desa, ditandai
dengan bangunan rumah semi permanen, berdinding campuran dari tembok dan kayu dengan fasilitas jalan dari tanah dan sempit.
4.1.2. Keadaan Umum Pendudukan
Jumlah penduduk di Desa Srogol adalah sebanyak 5.906 jiwa, dengan penduduk laki-laki relatif dominan 51,6 persen, dan sisanya adalah penduduk
perempuan 48,4 persen. Menurut kelompok umurnya, persentase terbesar penduduk Desa Srogol berada pada kelompok umur 25-29 tahun 9,92 persen,
sementara persentase terendah penduduk desa terdiri dari penduduk usia lanjut 75 tahun ke atas, yaitu sekitar 0,49 persen. Hal ini menandakan bahwa di Desa
Srogol lebih banyak penduduk dalam usia muda. Data lengkap mengenai komposisi jumlah penduduk Desa Srogol berdasarkan tingkat usia dan jenis
kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Komposisi Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Srogol Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2008
No. Umur tahun
Laki-laki Perempuan
Total Jumlah
orang Persen
Jumlah orang
Persen Jumlah
orang Persen
1. 0-4 253 8,30
231 8,09
484 8,20
2. 5-9 268 8,79
254 8,89
522 8,84
3. 10-14 276 9,05 238
8,33 514
8,70 4. 15-19 259 8,49
236 8,26
495 8,38
5. 20-24 245 8,04 269
9,42 514
8,70 6. 25-29 295 9,68
291 10,19
586 9,92
7. 30-34 234 7,67 253
8,86 487
8,25 8. 35-39 242 7,94
237 8,30
479 8,11
9. 40-44 233 7,64 168
5,88 401
6,79 10. 45-49 193 6,33
190 6,65
383 6,48
11. 50-54 158 5,18 152
5,32 310
5,25 12. 55-59 155 5,08
129 4,52
284 4,81
13. 60-64 90 2,95 85
2,98 175
2,96 14. 65-69 71 2,33
71 2,49
142 2,40
15. 70-74 59 1,94 42
1,47 101
1,71 16. 75-ke
atas 18 0,59
11 0,39
29 0,49
Jumlah 3049 51,6
2857 48,4
5906 100
Sumber: Monografi Desa Srogol, 2008
Keadaan umum penduduk Desa Srogol menurut tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 5. Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan masyarakat Desa Srogol secara keseluruhan dapat dikatakan rendah. Hal ini dilihat dari besarnya persentase jumlah penduduk yang menamatkan
pendidikannya pada jenjang sekolah dasar SD dan sederajat sebesar 41,8 persen. Hanya 23,9 persen penduduk Desa Srogol yang menamatkan pendidikan hingga
sekolah menengah atas SMA dan sederajat. Proporsi tingkat pendidikan antara penduduk laki-laki dan perempuan di
Desa Srogol terlihat sangat timpang yakni sebesar 38,77 persen penduduk laki- laki telah menamatkan pendidikan sekolah dasar SD dan sederajat, sedangkan
penduduk perempuan hanya sebesar 46,11 persen. Ketimpangan tingkat pendidikan penduduk laki-laki dan perempuan lebih terjadi pada tingkat
pendidikan sekolah menengah pertama SMP dan sederajat, yakni sebesar 28,41 persen penduduk laki-laki telah menamatkan pendidikan hingga sekolah
menengah pertama sedangkan penduduk perempuan hanya sebesar 20,41 persen. Komposisi tingkat pendidikan penduduk Desa Srogol tersaji dalam Tabel 5.
Tabel 5. Komposisi Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Srogol Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2008
No. Tingkat Pendidikan
Laki-Laki Perempuan Total
Jumlah orang
Persen Jumlah
orang Persen
Jumlah orang
Persen
1. SDSederajat 711
38,77 599 46,11 1310
41,81 2.
SMPSederajat 521 28,41 265 20,40
786 25,09
3. SMASederajat
435 23,72 315 24,25
750 23,94
4. D3S1 167 9,11
120 9,24 287 9,16
Jumlah 1834 58,5
1299 41,5
3133 100
Sumber: Monografi Desa Srogol, 2008
Jumlah penduduk usia kerja di Desa Srogol cukup besar yakni 53,51 persen dari jumlah penduduk. Penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja sebesar
62,97 persen yang terdiri atas penduduk laki-laki sebesar 61,25 persen dan perempuan sebesar 64,74 persen. Hal ini menandakan bahwa penduduk Desa
Srogol cukup produktif. Jumlah penduduk laki-laki usia kerja yang tidak bekerja lebih banyak 38,75 persen daripada penduduk perempuan 35,26 persen.
Sebagian penduduk yang tidak bekerja ini umumnya masih sekolah, sebagian lagi pengangguran. Data selengkapnya mengenai sebaran penduduk usia kerja yang
bekerja dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Komposisi Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Srogol Berdasarkan
Usia Kerja dan Jenis Kelamin, 2008
No. Tenaga Kerja
Laki-laki Perempuan
Total Jumlah
orang Persen
Jumlah orang
Persen Jumlah
orang Persen
1. Penduduk usia
18-56 tahun yang bekerja
980 61,25 1010 64,74 1990 62,97 2. Penduduk
usia 18-56 tahun
yang tidak bekerja
620 38,75 550 35,26 1170 37,03
Jumlah 1600 50,6
1560 49,4
3160 100
Sumber: Monografi Desa Srogol, 2008
Sebaran mata pencaharian penduduk Desa Srogol cukup merata, tetapi mayoritas penduduk bekerja sebagai karyawan swasta yakni sebesar 34,70 persen.
Penduduk perempuan yang bekerja sebagai karyawan swasta lebih banyak daripada penduduk laki-laki, yakni sebesar 21,57 persen. Pada umumnya,
penduduk perempuan bekerja sebagai buruh di pabrik garmen dan tekstil. Mata pencaharian utama penduduk yang kedua setelah karyawan swasta adalah sebagai
petani atau buruh tani, yakni sebesar 14,99 persen, terdiri atas 9,16 persen penduduk laki-laki dan 5,84 persen penduduk perempuan. Hal ini menandakan
bahwa Desa Srogol masih merupakan desa pertanian. Mayoritas penduduk yang bekerja sebagai petaniburuh tani adalah petani sawah irigasi dan petani tegalan.
Komposisi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian tersaji dalam Tabel 7. Tabel 7. Komposisi Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Srogol Berdasarkan
Mata Pencaharian Utama dan Jenis Kelamin, 2008
No. Mata Pencaharian
Laki-Laki Perempuan
Total Jumlah
orang Persen
Jumlah orang
Persen Jumlah
orang Persen
1. Pegawai Negeri Sipil
101 6,70
80 5,31
181 12,01
2. TNI 39 2,59
0,0 39
2,59 3. Polri
45 2,99 20
1,33 65
4,31 4. SwastaBUMN
BUMD 198 13,14 325
21,57 523
34,70 5. WiraswastaPedagang 161 10,68 64
4,25 225 14,93 6.
PetaniBuruh Tani
138 9,16 88 5,84 226 14,99 7.
Pensiunan 105 6,97 75 4,98 180 11,94
8. Jasalain-lain 10 0,66 58 3,85 68 4,51
Jumlah 797 52,9
710 47,1
1507 100
Sumber: Monografi Desa Srogol, 2008
4.1.3. Kelembagaan Meskipun desa Srogol tergolong relatif baru diresmikan, namun kondisi
lembaga kemasyarakatan yang ada di Desa ini relatif cukup lengkap dan beragam, sesuai ketetapan Undang-Undang Pemerintah Desa. Walaupun masih berstatus
desa, sebenarnya berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor, desa Srogol seharusnya berstatus Kelurahan, namun penduduk desa ini telah terbiasa dan
lebih nyaman dengan sebutan desa, dengan alasan agar merasa tidak kehilangan identitas mereka sebagai satu kesatuan entitas. Lembaga-lembaga sosial
ekonomi yang ada di Desa Srogol meliputi lembaga pemerintahan, lembaga kemasyarakatan desa, lembaga ekonomi, dan lembaga pendidikan.
Lembaga pemerintahan desa merujuk pada aparat pemerintah desa. Kantor pemerintahan desa atau yang biasa disebut sebagai BalaidesaKantor Lurah
beralamat di Jalan Desa Srogol No.1 Srogol, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, 16740. Jumlah aparat pemerintahan desa sebanyak tujuh orang,terdiri atas
kepala desalurah, sekretaris desa, kepala urusan pemerintahan, kepala urusan pembangunan, dan kepala urusan umum. Menurut jenis kelaminnya, aparat
pemerintah desa terdiri atas lima orang laki-laki dan dua orang perempuan. Dengan jumlah aparat desa yang minim tersebut, terkadang seorang aparat desa
merangkap lebih dari satu jabatan, sebagaimana dijumpai yakni aparat Bagian Umum merangkap Bagian Keuangan; hal ini bisa berpengaruh pada kinerja
pegawai kelurahan Desa Srogol. Sesuai dengan jumlah RW dan RT di desa ini, terdapat sejumlah kepala dusunlingkungan, terdiri atas tiga orang laki-laki.
Selain itu, terdapat Badan Permusyawaratan Desa BPD yang berjumlah tujuh orang terdiri atas enam orang laki-laki dan satu orang perempuan.
Meskipun jumlah lembaga kemasyarakatan yang ada di Desa Srogol ini cukup beragam, namun banyak yang tidak berjalan. Lembaga Kemasyarakatan
Desa Srogol meliputi Lembaga Kemasyarakatan DesaKelurahan LKDLKK, PKK, Rukun Warga RW, Rukun Tetangga RT, Karang Taruna, dan Kelompok
TaniNelayan. Keberadaan LKDLKK di Desa Srogol dapat dikatakan kurang produktif, terlihat dari semakin jarangnya anggota-anggota LKDLKK yang
melakukan rapat-rapat koordinasi seputar masyarakat, padahal kantor LKDLKK ini tepat di samping Kantor LurahBalaidesa. Jumlah anggota LKDLKK saat ini
belum jelas, sehingga dapat dikatakan bahwa LKDLKK Desa Srogol tidak berjalan.
Demikian halnya dengan PKK yang ada di Desa Srogol, dapat dikatakan tidak berjalan. Walaupun jumlah anggotanya mencapai 30 orang, namun kegiatan-
kegiatan PKK hampir tidak ada. Berbeda dengan Karang Taruna Desa Srogol yang beranggotakan 15 orang, terlihat lebih aktif dalam setiap kegiatan desa.
Karang Taruna ini terdiri atas anak-anak muda yang umumnya pengangguran. Kelompok Tani Desa Srogol dapat dikatakan sebagai lembaga sosial ekonomi
yang paling aktif dan produktif dari lembaga kemasyarakatan lainnya. Kelompok Tani ini merupakan pecahan dari Kelompok Tani Desa Ciburuy. Walaupun luas
lahan pertanian Desa Srogol tidak seluas Desa Ciburuy, sehingga hasil produksi pertanian pun tidak sebesar Desa Ciburuy, kelompok tani ini masih aktif dalam
memproduksi hasil-hasil pertanian, seperti padi, singkong. Banyak diantara anggota petani dari kelompok tani tersebut yang memanfaatkan lahan SPN Lido,
karena mereka tidak memiliki lahan sendiri.
Desa Srogol terdiri atas enam RW dan 18 RT, masing-masing RW memiliki sebutan kampung masing-masing. Pada umumnya penduduk desa lebih
mengenal nama kampung daripada nama RW mereka. Jumlah kampung yang ada di Desa Srogol adalah delapan kampung. Jumlah ini lebih banyak daripada jumlah
RW karena terkadang dalam satu RW terdapat dua kampung, seperti di RW 04, terdapat Kampung Sawah Asep dan Kampung Babakan Keluarga. Berikut Tabel
8. yang berisi nama-nama kampung di Desa Srogol. Tabel 8. Nama Kampung Berdasarkan Rukun Warga RW Desa Srogol, 2008
No. Nama Kampung
RW 1. Pangkalan
01 2. Cibandawa
02 3. Cisalopa
03 4. Sawah
Asep 04
5. Babakan Keluarga
04 6. Srogol
05 7. Sunglapan
05 8. Pangarakan
06
Sumber: Monografi Desa Srogol, 2008
Lembaga ekonomi yang terdapat di Desa Srogol cukup banyak dan beragam, antara lain Koperasi Simpan Pinjam, Usaha jasa pengangkutan, usaha
jasa perdagangan, dan usaha jasa ketrampilan. Koperasi simpan pinjam di Desa Srogol tidak berjalan dengan lancar atau gagal, terlihat dari jumlah anggota
koperasi yang hanya 65 orang. Pengurus koperasi menyatakan bahwa kegagalan koperasi simpan pinjam ini dikarenakan banyaknya anggota yang meminjam
namun tidak dikembalikan atau berhutang, sedangkan anggota yang menyimpan hanya beberapa orang saja. Usaha jasa pengangkutan di Desa Srogol merujuk
pada pemilik angkutan desakota yang berjumlah lima orang. Selain pemilik angkutan kota, mayoritas penduduk Desa Srogol bekerja sebagai pengojek,
sehingga seharusnya jasa pengangkutan darat tidak hanya terbatas pada mobil angkutan desakota, tetapi juga motor yang digunakan untuk mengojek.
Usaha jasa perdagangan di Desa Srogol dapat dikatakan cukup banyak yakni terlihat dari banyaknya toko kelontong warga dan pedagang keliling.
Hampir di setiap RW terdapat dua sampai empat toko kelontong yang menjual kebutuhan rumah tangga. Usaha jasa ketrampilan merupakan lembaga ekonomi
yang paling maju, terdiri atas tukang kayu, tukang batu, tukang jahitbordir,
tukang cukur, tukang service elektronik, tukang besi dan tukang pijaturutpengobatan. Tukang kayu menempati posisi tertinggi diantara usaha jasa
ketrampilan lainnya yakni sebanyak 30 orang, disusul kemudian tukang jahitbordir yakni sebanyak 17 orang. Pada usaha jasa pijaturutpengobatan hanya
satu orang yang menjadi pemilik, namun usaha ini berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak lima orang.
Lembaga pendidikan di Desa Srogol dapat dikatakan rendah. Hal ini dikarenakan hanya terdapat satu sekolah menengah atas SMA yang statusnya
masih terdaftar, serta satu sekolah menengah pertama SMP yang statusnya juga masih terdaftar. Di wilayah desa ini, terdapat pesantren yakni AL Kahfi dan
Sekolah Polisi Negara SPN Lido, namun kedua lembaga pendidikan besar ini tidak menyerap siswa-siswi dari penduduk Desa Srogol. Mayoritas siswa di kedua
lembaga ini berasal dari luar desa bahkan luar kota. Jumlah tenaga pengajar di desa ini terbilang cukup banyak, yakni sebanyak 85 guru mengajar SD dan SMP,
serta 35 guru mengajar SMA. Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di Desa Srogol menunjukkan
bahwa desa ini terbilang cukup maju, walaupun banyak lembaga yang pada akhirnya tidak aktif lagi. Namun perlu diketahui bahwa kesadaran masyarakat
terhadap kemajuan desa terlihat cukup tinggi, ditandai dengan adanya LKDLKK di Desa Srogol, padahal desa ini masih tergolong desa baru. Kemudian semakin
berkembangnya lembaga ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ditandai dengan banyaknya toko-toko kelontong dan usaha jasa
lainnya. Pendidikan menjadi hal yang penting bagi penduduk Desa Srogol dilihat dari semakin berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan di desa tersebut.
4.2. Profil Responden