Tabel 2. Daftar Nama KSM Bidang Ekonomi PNPM-P2KP Hasil
Penarikan Sampel Proporsional di Desa Srogol, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, 2010
No. KSM RTRW
Jumlah Anggota
Jumlah Sampel
1. KSM 1
0101 4
2 2. KSM
2 0101
4 2
3 KSM 4
0301 4
2 4 KSM
6 0401
4 2
5 KSM 9
0502 4
2 6 KSM
11 0502
4 2
7 KSM 14
0803 4
2 8 KSM
15 0803
6 3
9 KSM 17
0803 6
3 10 KSM
21 0903
6 3
11 KSM 22
0903 4
2 12 KSM
27 1204
4 2
13 KSM 28
1204 4
2 14 KSM
31 1305
4 2
15 KSM 32
1305 4
2 16 KSM
33 1305
6 3
17 KSM 35
1606 4
2 18 KSM
36 1606
6 3
19 KSM 37
1706 4
2 20 KSM
38 1706
6 3
21 KSM 39
1806 4
2 Jumlah 96
48
Sumber: Data Primer, 2010
Selain kedua teknik pemilihan sampel di atas, dilakukan pula penguatan data kuantitatif dengan menggali data kualitatif dengan responden. data kualitatif
didapatkan melalui cara probing kepada beberapa orang 7 orang responden yang memiliki karakteristik khusus baik dari pendidikan, pekerjaan, jumlah
pengeluaran dan sebagainya. Pertanyaan digali untuk mendapatkan data kualitatif berdasarkan panduan pertanyaan.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang mencakup semua variabel bebas dan
variabel tidak bebas dalam penelitian ini yang diperoleh melalui survey yang menggunakan kuesioner terstruktur, wawancara mendalam dan pengamatan.
Kuesioner terstruktur dimaksudkan untuk memperoleh informasi dari responden yang berkaitan dengan tujuan penelitian, sedangkan wawancara mendalam
digunakan agar dapat menangkap pengalaman, persepsi, pemikiran, perasaan, dan pengetahuan dari responden. Informasi yang digali melalui wawancara mendalam
antara lain, ideologi gender serta akses dan kontrol dalam mempengaruhi pengembalian pinjaman dana PNPM-P2KP. Data sekunder mencakup informasi
dan data sekunder yang diperoleh dari perpustakaan literatur-literatur, dan dari sejumlah instansi Kantor Desa Srogol, 2008 yang diperlukan untuk mendukung
kelengkapan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Data primer yang berhasil dikumpulkan secara kuantitatif terlebih dahulu diolah dan
ditabulasikan. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang. Selanjutnya, data kuantitatif yang telah ditampilkan dalam tabulasi silang
dilakukan dengan pengujian statistik dengan korelasi Rank Spearman untuk data dengan skala minimal ordinal. Data tersebut kemudian dianalisis dan
dinterpretasikan untuk melihat kasus yang terjadi. Pengolahan data masing- masing variabel diproses dengan menggunakan software SPSS 16.0 dan Microsoft
Excel 2007 . Analisa kualitatif dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan
menginterpretasikan fenomena yang ada di lapang. Uji Rank Spearman yang berfungsi untuk menentukan besarnya hubungan
dua variabel yang berskala ordinal Sarwono, 2006. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel bebas dan
terikat yang berskala ordinal non parametrik. Hasil uji korelasi Rank Spearman juga menghasilkan nilai probabilitas
atau p-value. Penetapan taraf nyata α 0,2 dipilih mengingat unit analisis yang
diambil adalah individu yang bersifat dinamis. Menurut Black and Champion 1997 dalam Ciptoningrum 2009, nilai kepercayaan dapat berkisar antara 0.01
hingga 0.3. jika p-value lebih kecil dari nilai α 0,2, maka tolak H0 terima H1
hubungan tersebut nyata. Sedangkan bila nilai p-value lebih besar dari α 0,2,
maka terima H0 tolak H1, hubungan tersebut tidak nyata.
H0: Tidak terdapat hubungan yang nyata antara variabel-variabel yang diuji.
H1: terdapat hubungan yang nyata antara variabel-variabel yang diuji. Koefisien Rank Spearman menunjukkan kuat tidaknya antara indikator x
terhadap variabel X dengan indikator y terhadap variabel Y maupun variabel X terhadap variabel Y sehingga digunakan batasan koefisien korelasi untuk
mengaktegorikan nilai r. Korelasi dapat menghasilkan angka positif + dan negatif -. Korelasi yang menghasilkan angka positif berarti hubungan kedua
variabel bersifat searah, yang berarti jika variabel bebas besar maka variabel terikat juga besar. Korelasi yang menghasilkan angka negatif berarti hubungan
kedua variabel tidak searah, yang berarti jika variabel bebas besar maka variabel terikat menjadi kecil.
BAB IV KEADAAN UMUM DESA SROGOL