6.1.3. Analisis Keberhasilan Program PNPM-P2KP Berdasarkan
Pengembalian Pinjaman
Keberhasilan Program PNPM-P2KP di Desa Srogol dilihat dari tingkat kelancaran pengembalian pinjaman dan berkembangnya usaha yang dimiliki oleh
anggota KSM, namun perlu dilihat pula bagaimana akses memberikan kontribusi pada keberhasilan program. Telah diketahui pada subbab sebelumnya, bahwa
akses perempuan terhadap pinjaman tergolong tinggi, sehingga perlu melihat sejauhmana hubungan faktor-faktor lain seperti besar pinjaman dan pendidikan
responden terhadap keberhasilan program jika dilihat berdasarkan akses perempuan. Berikut ini merupakan tabel hubungan besar pinjaman dengan akses
perempuan terhadap program. Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Besar Pinjaman
dan Tingkat Akses Terhadap Program di Desa Srogol, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, 2010
Tingkat Akses Terhadap
Program Tingkat Besar Pinjaman
Jumlah Kecil Besar
Rendah 5 11,1
2 66,7
7 14,6
Tinggi 40 88,9
1 33,3
41 85,4
Total 45 100
3 100
48 100
Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 21. memperlihatkan hubungan yang negatif -0,381 antara besar pinjaman dan akses responden dengan kekuatan hubungan sebesar 0,008 dimana
α 0,2. Penetapan taraf nyata α 0,2 dipilih mengingat unit analisis yang
diambil adalah individu yang bersifat dinamis. Hal ini menggambarkan bahwa walaupun jumlah pinjaman kecil, namun akses responden tergolong tinggi 88,9
persen. Begitupula dengan faktor pendidikan responden yang memiliki hubungan dengan akses responden terhadap program yang tersaji pada Tabel 22. berikut.
Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden dan Tingkat Akses Terhadap Program di Desa Srogol,
Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, 2010 Tingkat
Akses Terhadap Program
Tingkat Pendidikan Jumlah
Rendah Tinggi Rendah 4
11,1 3
25 7
14,6 Tinggi 32
88,9 9
75 41
85,4 Total 36
100 12
100 48
100 Sumber: Data Primer, 2010
Berdasarkan Tabel 22. dan dengan menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman
, terlihat bahwa tidak terdapat hubungan antara pendidikan responden
dengan akses responden terhadap program. Hal ini berarti baik berpendidikan rendah maupun berpendidikan tinggi, tetap memiliki akses yang tinggi terhadap
program. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Program PNPM-P2KP di Desa Srogol berhasil karena dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat baik berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah. Telah disebutkan sebelumnya yakni keberhasilan Program PNPM-P2KP di
Desa Srogol dilihat dari lancarnya pengembalian pinjaman. Oleh karena itu, perlu dilihat sejauhmana faktor-faktor lain seperti besar pinjaman dan pendidikan
responden memiliki hubungan dengan tingkat pengembalian pinjaman. Berikut ini adalah Tabel 23. yang menggambarkan hubungan antara besar pinjaman dengan
pengembalian pinjaman. Tabel 23. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Besar Pinjaman
dengan Tingkat Pengembalian Pinjaman di Desa Srogol, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, 2010
Tingkat Pengembalian
Pinjaman Tingkat Besar Pinjaman
Jumlah Kecil Besar
Macet 10 22,2
0,0 10
20,8 Lancar 35
77,8 3
100 38
79,2 Total 45
100 3
100 48
100
Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 23. menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara besar
pinjaman dengan pengembalian pinjaman. Nampaknya hal ini berarti baik responden dengan pinjaman yang kecil yakni sebesar Rp 500.000,- maupun
pinjaman yang cukup besar yakni Rp 1.000.000,- mampu mengembalikan pinjaman dengan lancar. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Em, ibu rumah
tangga, berikut:
“Saya ibu rumah tangga saja neng, ngga punya usaha apa-apa. Tapi saya ngga pernah nunggak bayar cicilan pinjaman. Kan pinjaman cuma
Rp 500.000,- sebulan bisa dicicil Rp 60.000,-.”
Ibu Tt, seorang pengusaha katering dan makanan kecil, juga menuturkan:
“Dulu awal-awal pernah nunggak bayarnya, karena lagi sepi pesenan kue. Sekarang mah Alhamdulillah tidak pernah macet lagi. Kalau satu
bulan dicicil Rp 60.000,- mah masih sanggup atuh.”
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kecilnya nominal pinjaman yang diterima oleh responden bukan merupakan masalah besar bagi mereka, sehingga
kontrol laki-laki dalam pelunasan pinjaman juga tidak terlihat. Akan berbeda jika nominal pinjaman menjadi lebih besar misalnya menjadi Rp 2.000.000 setiap
periode, peran dan kontrol laki-laki terhadap pengembalian pinjaman mungkin terlihat jelas. Faktor lain yang memiliki hubungan dengan tingkat kelancaran
pinjaman adalah tingkat pendidikan responden. Data yang menunjukkan hubungan antara pengembalian pinjaman dengan tingkat pendidikan responden
tercantum dalam Tabel 24. Tabel 24. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
dan Tingkat Pengembalian Pinjaman di Desa Srogol, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, 2010
Tingkat Pengembalian
Pinjaman Tingkat Pendidikan
Jumlah Rendah Tinggi
Macet 9 25
1 8,3
10 20,8
Lancar 27 75
11 91,7
38 79,2
Total 36 100
12 100
48 100
Sumber: Data Primer, 2010
Berdasarkan Tabel 24. dan dengan menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman
, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat
pendidikan dengan tingkat pengembalian pinjaman, yang ditunjukkan dari tingginya persentase respoden yang lancar dalam mengembalikan pinjaman.
Angka dalam Tabel 24. Menunjukkan bahwa baik responden yang berpendidikan rendah maupun tinggi ternyata dapat mengembalikan pinjaman dengan lancar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Program PNPM-P2KP dapat diakses oleh setiap orang di Desa Srogol baik berpendidikan rendah maupun berpendidikan
tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa program dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Berkaitan dengan besar pinjaman, dapat disimpulkan bahwa
walaupun besar pinjaman hanya 500 ribu rupiah, akses perempuan terhadap perempuan tetap tinggi. Dalam hal pengembalian pinjaman, tingkat pendidikan
memiliki hubungan dengan kelancaran pengembalian, yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan responden, maka semakin lancar dalam mengembalikan pinjaman.
Berbeda dengan besar pinjaman yang tidak berhubungan dengan pengembalian pinjaman, hampir seluruh responden mampu untuk mengembalikan pinjaman
dengan lancar. Hal ini dikarenakan jumlah pinjaman yang kecil, sehingga untuk mencicil pinjaman setiap bulannya dirasa mudah oleh sebagian besar responden.
6.2. Analisis Gender Terhadap Keberhasilan Program