Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus I

89 dengan menjumlahkan nilai rata-rata semua siswa kemudian dibagi banyaknya siswa yaitu 21. Berdasarkan hasil nilai kemampuan menulis permulaan yang disajikan dalam tabel di atas dengan menggunakan media objek langsung pada siklus I menunjukkan bahwa rata-rata nilai kemampuan menulis permulaan siswa kelas I mengalami peningkatan sebesar 8,38 dari 59,81 pada prasiklus dengan kriteria cukup menjadi 68,19 dengan kriteria baik pada siklus 1.

d. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Refleksi merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian tindakan dikarenakan tahap refleksi akan memantapkan kegiatan dan tindakan guna mengatasi permasalahan dengan memodifikasi perencanaan sebelumnya sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Tahap refleksi yang dilakukan pada siklus I ditujukan guna mengetahui tingkat keberhasilan kemampuan menulis setelah diberikan tindakan berupa penggunaan media objek langsung dalam pembelajaran menulis pemulaan. Kemudian refleksi juga berfungsi sebagai dasar-dasar perbaikan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa siswa sudah melaksanakan pemebelajaran dengan lebih baik dibandingkan dengan prasiklus. hal tersebut ditunjukkan dengan antusias dan motivasi siswa yang baik. Siswa juga bertanggung jawab dan bersungguh-sungguh selama pembelajaran. Siswa juga lebih aktif 90 selama pembelajaran baik dari segi kegiatan maupun komunikasi dengan guru. Namun, masih banyak siswa yang tidak fokus pada saat pembelajaran. Siswa bermain dengan teman sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif. Masih banyak siswa yang tidak mendengarkan perintah guru sehingga tugas yang diberikan menjadi tidak selesai. Selain itu banyak siswa yang masih merasa malu dan tidak percaya diri untuk membacakan hasil tulisannya sendiri. Masih banyak siswa yang perlu mendapatkan bimbingan dalam menulis permulaan. Peningkatan kualitas proses pembelajaran berdasarkan penilaian observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Gambar 3. Diagram Peningkatan Skor Aktivitas Siswa Prasiklus sampai Siklus I. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 34,37 55,20 Peningkatan Skor Aktivitas Siswa dari Prasiklus sampai Siklus I Prasiklus Siklus I 20,83 91 Pembelajaran menulis permulaan menggunakan media objek langsung dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan skor aktivitas siswa pada siklus I yang lebih tinggi daripada prasiklus. Peningkatan aktivitas siswa pada siklus I yaitu sebesar 20,83 yaitu dari prasiklus sebesar 34,37 dengan kriteria sangat kurang meningkat menjadi 55,20 pada siklus I dengan kriteria cukup baik. Hasil temuan pada siklus I selanjutnya yaitu dalam aspek ketepatan penulisan huruf dan kata, masih terdapat beberapa siswa yang kurang tepat dalam menuliskan huruf maupun kata. Contohnya yaitu huruf “b” ditulis “d”, dan huruf “y” ditulis “g”, “a”ditulis “o”, “dinding” ditulis “diding”, “banyak” ditulis “banya”, “bermacam” ditulis “bermasam”, “menyirami” ditulis “menyiriami”, “sembarangan” ditulis “serangan”, “tinggal” ditulis “tinggat”, “balon” ditulis “balan”, “bunga” ditulis “burga”, “menanam” ditulis “memenam”, “setiap” ditulis “setiyap”. Melihat dari aspek kelengkapan penulisan kata, beberapa siswa masih kurang lengkap dalam menuliskan kata seperti “kuning” ditulis “kung”, “banyak” ditulis “banya”, “sehingga” ditulis “sengga”, “dinding” ditulis “diding”, “benda” ditulis “beda”, “sembarangan” ditulis “sembarang”, “suka” ditulis “suk”. Siswa masih banyak yang tidak memperhatikan penggunaan spasi dalam setiap kalimat seperti “bunga ani” ditulis “bungaani”, “aku 92 punya banyak benda” ditulis “akupunyabanyakbenda”, “ada benda yang hidup ” ditulis “adabendayanghidup”, “papan tulis tidak hidup” ditulis “papantulistidakhidup”. Hal tersebut mengakibatkan banyak siswa yang menulis dengan tidak rapi sehingga siswa banyak menghapus dan mengakibatkan tulisan menjadi kotor. Namun dari aspek kejelasan penulisan huruf sudah cukup baik. Namun masih terdapat huruf yang ditulis dengan tidak jelas contohnya huruf “g” menyerupai dengan huruf “y”, huruf “b” menyerupai dengan huruf ‘p”, huruf “a” menyerupai huruf “u”. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dapat diketahui bahwa beberapa aspek masih rendah dalam siklus ini. Hal tersebut dikarenakan dalam menulis dibutuhkan latihan yang berulang-ulang untuk mendapatkan hasil tulisan yang tepat. Namun demikian dari hasil penilaian tulisan siswa pada siklus I mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan prasiklus. Dengan menggunakan media objek langsung peningkatan hasil pembelajaran menulis siswa dapat dilihat dari nilai rerata kemampuan menulis permulaan pada akhir tindakan siklus I yang lebih tinggi daripada prasiklus. Peningkatan kemampuan menulis permulaan siswa kelas I SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman pada tindakan siklus I juga dapat diihat pada diagram di bawah ini. 93 Gambar 4. Diagram Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Prasiklus sampai Siklus I. Pembelajaran menulis menggunakan media objek langsung dapat meningkatkan nilai kemampuan menulis permulaan yang dapat dilihat dari rata-rata nilai menulis pada siklus I yang lebih tinggi daripada pada prasiklus. Peningkatan kemampuan menulis permulaan pada siklus I sebesar 8,38 dari kondisi awal sebesar 59,81 meningkat menjadi 68,19. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, nilai yang didapatkan pada penelitian siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yaitu apabila nilai rata-rata siswa mencapai 70, sehingga guna mencapai kriteria keberhasilan dan memperbaiki kekurangan yang ada di dalam siklus I akan dilanjutkan dengan merancang tindakan siklus II. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 59,81 68,19 Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Prasiklus sampai Siklus I Prasiklus Siklus I 8,38 94

3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II