Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus II

106 Tabel 10. Nilai Rata-rata Kemampuan Menulis Permulaan Siklus II. Nilai Rata-rata Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Siklus II 76,38 82,14 86,90 81,81 Berdasarkan hasil kemampuan menulis permulaan yang disajikan dalam tabel di atas dengan menggunakan media objek langsung pada siklus II menunjukkan bahwa rata-rata nilai kemampuan menulis permulaan siswa kelas I mengalami peningkatan sebesar 13,62 dari 68,19 pada siklus 1 meningkat menjadi 81,81 pada siklus II dengan kriteria sangat baik.

d. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Tahap refleksi yang dilakukan pada siklus II ditujukan guna mengetahui tingkat keberhasilan kemampuan menulis setelah diberikan tindakan berupa penggunaan media objek langsung dalam pembelajaran menulis pemulaan dalam siklus I. Di bawah ini merupakan refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus II. Saat proses pembelajaran berlangsung siswa sudah melaksanakan pembelejaran dengan lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Siswa lebih antusias dan termotivasi. Semua siswa terlihat aktif selama pembelajaran. Siswa lebih fokus selama mengikuti pembelajaran. Tugas-tugas yang diberikan guru dikerjakan dengan baik. Peningkatan kualitas proses pembelajaran berdasarkan observasi aktivitas siswa dari 107 prasiklus sampai dengan siklus II dapat disajikan dalam diagram di bawah ini. Gambar 5. Diagram Peningkatan Skor Aktivitas Siswa Prasiklus sampai Siklus II. Hasil tulisan siswa sudah menjadi lebih baik. Melihat dari segi ketepatan penulisan huruf dan kata, siswa sudah menulis huruf dan kata dengan tepat, huruf “b, g, y, a, dan o” sudah ditulis dengan tepat. Semua kata juga sudah ditulis dengan tepat. Melihat dari aspek kelengkapan penulisan kata, siswa sudah menulis dengan lengkap setiap kata, namun masih ada siswa yang menulis dengan kurang lengkap seperti kata “sangat” ditulis “sagat”, “membuat” ditulis “membat”. Penggunaan spasi dlam setiap kalimat lebih maksimal pada siklus 2. Hal tersebut berimbas pada meningkatnya kerapian tulisan siswa dan kebersihan tulisan. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 34,37 55,20 80,20 Peningkatan Skor Aktivitas Siswa dari Prasiklus sampai Siklus II Prasiklus Siklus I Siklus II 20,83 25 108 Penggunaan media objek langsung dapat meningkatkan hasil kemampuan menulis permulaan yang dapat dilihat dari rata-rata nilai kemampuan menulis pada siklus II yang lebih tinggi daripada siklus I. Peningkatan kemampuan menulis permulaan pada siklus II sebesar 13,62 dari 68,19 dari siklus I meningkat menjadi 81,81. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Peningkatan kemampuan menulis permulaan siswa kelas I SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman pada tindakan siklus II juga dapat diihat pada diagram di bawah ini. Gambar 6. Diagram Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan dari Prasiklus sampai Siklus II. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 59,81 68,19 81,81 Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan dari Prasiklus sampai Siklus II Prasiklus Siklus I Siklus II 8,38 13,62 109

B. Pembahasan

Bab ini di dalamnya akan diuraikan hasil analisis data penelitian mengenai peningkatan kemampuan menulis permulaan menggunakan media objek langsung pada siswa kelas I di SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman. Hasil penelitian yang diuraikan merupakan data mengenai kualitas proses pembelajaran dan peningkatan hasil kemampuan menulis permulaan siswa dari prasiklus dampai dengan siklus II. Hasil observasi siswa selama proses pembelajaran menulis permulaan berlangsung dapat diketahui bahwa partisipasi dan keaktivan siswa belum optimal dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil observasi pada prasiklus dalam pembelajaran menulis permulaan yang dilakukan di kelas I SD Negeri Kiyaran 2 Cangkringan Sleman yang menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil siswa yang memperhatikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sementara siswa yang lain sibuk bermain dengan teman yang ada di sekitarnya. Hal tersebut menjadi wajar karena menurut Angela Anning dalam Suharjo 2006: 36 salah satu perkembangan belajar anak usia SD adalah setiap anak sebagai seorang individu yang masing-masing mempunyai cara belajar yang unik. Guru tidak menggunakan media apapun selama pembelajaran menulis permulaan berlangsung. Hal tersebut menimbulkan banyak siswa yang merasa bosan dengan pembelajaran yang disampaikan dan berimbas siswa tidak fokus ataupun berkonsentrasi selama pembelajaran menulis permulaan. Sementara Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2005: 2 menyampaikan bahwa media