Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA
46
ini agar saat mengalami kesulitan, mahasiswa tidak mudah putus asa dan mampu menemukan jalan keluar pada setiap masalahnya.
Jalan keluar pada setiap masalah yang dihadapi mahasiswa dapat tercapai apabila mahasiswa mampu melakukan usaha-usaha yang mengarah
pada penyelesaian masalah, atau yang disebut dengan problem-focused coping. Mahasiswa yang menggunakan problem-focused coping dalam menghadapi
masalahnya akan berusaha mencari penyelesaian masalah dengan berbagai cara. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan menghadapi masalah dengan
bijaksana, memikirkan tentang upaya-upaya yang bisa diambil dalam menyelesaikan masalahnya, memecahkan masalah dengan tuntas, tidak
gegabah atau terburu-buru dalam mengambil tindakan, dan meminta pertimbangan atau saran orang lain jika diperlukan agar dapat menyelesaikan
masalah dengan cara yang positif. Penggunaan problem-focused coping cenderung memberikan banyak
manfaat bagi mahasiswa ketika ia berusaha menghadapi dan menyelesaikan masalahnya. Problem-focused coping mendukung terwujudnya perkembangan
yang positif, tidak hanya mengurangi stres, menyelesaikan masalah, tetapi juga meningkatkan penguasaan dan kompetensinya dengan baik Bridges
dalam Bronstein, et al, 2003: 158. Penguasaan dan kompetensi yang dimaksud erat kaitannya dengan
dimensi penguasaan lingkungan bahkan ketika berada pada masa-masa sulit enviromental mastery, pengembangan diri atau berkaitan dengan
peningkatan kompetensi mahasiswa dalam menyelesaikan masalah personal
47
growth, serta di masa depan lebih mandiri dalam memecahkan masalah autonomy.
Beberapa dimensi tersebut merujuk pada pencapaian psychological well-being pada mahasiswa. Sehingga problem-focused coping
cenderung membantu individu dalam mencapai psychological well-being. Selain itu, faktor lain yang terkait dengan psychological well-being dan
problem-focused coping adalah dukungan sosial. Dukungan sosial berarti bahwa individu merasakan dan mendapat dukungan dari orang lain, baik
dalam bentuk dukungan emosional, penghargaan, instrumental, dan informatif yang memberikan rasa nyaman, diperhatikan, serta menimbulkan rasa
kompeten dan percaya diri. Adanya dukungan sosial yang berasal dari keluarga, teman, dan lingkungan sosialnya diperlukan mahasiswa terlebih saat
menghadapi masalah atau kesulitan dalam menjalani perkuliahan Villanova Bownas dalam Yasin Dzulkifli, 2010: 111.
Selain itu, adanya dukungan sosial mempengaruhi individu dalam menggunakan strategi coping yang berfokus pada masalah saat menghadapi
kesulitan. Hal ini karena adanya dukungan sosial memungkinkan individu untuk memperoleh alternatif penyelesaian masalah sehingga dapat
menyelesaikan masalah dengan lebih efektif Stone, Helder, Schneider dalam Cohen, 1988: 185. Dengan demikian, dukungan sosial dan kemampuan
problem-focused coping diperlukan mahasiswa untuk menghadapi kesulitan dan menjalani perkuliahan karena dapat menekan dampak psikologis atas
masalah yang dihadapi yang kemudian membantu mahasiswa untuk mencapai psychological well-being.
48
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki dukungan sosial dan problem-focused coping yang tinggi, maka
memiliki kecenderungan psychological well-being yang tinggi. Sedangkan mahasiswa yang memiliki dukungan sosial dan problem-focused coping yang
rendah, maka memiliki kecenderungan psychological well-being yang rendah pula.