Skala Problem-Focused Coping Instrumen Penelitian

56 memikirkan tentang upaya yang perlu diambil dalam menyelesaikan suatu masalah. c. Penekanan kegiatan bersaing, meliputi cara untuk lebih berkonsentrasi pada tantangan atau ancaman yang ada dan menghindari hal lain yang mengganggu. d. Kontrol diri, ditunjukkan dengan sikap individu yang mampu menunggu kesempatan yang tepat untuk bertindak, menahan diri, dan tidak bertindak secara prematur atau buru-buru. e. Dukungan sosial yaitu mencari dukungan sosial seperti nasehat, bantuan atau informasi.

3. Skala Psychological Well-Being

Skala psychological well-being digunakan untuk mengukur psychological well-being pada mahasiswa FIP UNY. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan psychological well-being yang tinggi pada subyek. Skala ini disusun berdasarkan dimensi-dimensi psychological well-being menurut Ryff Keyes 1995: 727 yaitu: a. Penerimaan diri, meliputi memiliki sikap positif terhadap dirinya, mengakui dan menerima sisi positif dan negatif dalam dirinya, memiliki rasa positif terhadap masa lalu. b. Pengembangan diri, meliputi kemampuan individu untuk menyadari bakat dan potensi, membuka diri terhadap pengalaman baru, serta melakukan perbaikan diri dan perilaku. 57 c. Tujuan dalam hidup, meliputi kemampuan individu untuk menemukan makna dan arah hidup serta menyusun tujuan dalam hidupnya. Meliputi kemampuan individu menentukan tujuan hidup dan mampu mengarahkannya, dan merasa ada makna dari setiap kejadian masa lalu dan masa sekarang. d. Kemandirian, meliputi adalah kemampuan untuk mengatur perilaku pribadi, tidak tergantung dengan orang lain, dan mengevaluasi diri dengan standar pribadi. e. Penguasaan lingkungan, meliputi kemampuan untuk menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan diri, mengontrol lingkungan, dan memanfaatkan lingkungan secara maksimal. f. Hubungan positif dengan orang lain, meliputi sikap hangat, empati, dan kasih sayang terhadap orang lain, mampu membangun hubungan dekat, dan kepercayaan dengan orang lain.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Saifuddin Azwar 2007: 6 validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Lebih lanjut dijelaskan bahwa suatu alat ukur yang valid, tidak hanya mampu mengungkapkan data dengan tepat melainkan juga dapat memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas isi dengan meminta pertimbangan kepada ahli uji expert judgement, agar secara sistematis diperiksa dan dievaluasi apakah butir-butir instrumen