Pengertian Psychological Well-Being Psychological Well-Being

12 mental. Sumbangan psikologi perkembangan terhadap psychological well- being adalah tahapan perkembangan psikososial Erikson, kecenderungan- kecenderungan dasar untuk mencapai pemenuhan hidup dari Buhler, serta penjabaran perubahan kepribadian orang dewasa dan lanjut usia dari Neugarten. Psikologi klinis memberi sumbangan tentang aktualisasi diri dari Maslow, konsep kematangan dari Allport, pandangan Roger mengenai manusia yang berfungsi penuh, dan rumusan individuasi dari Jung. Ryff juga merujuk konsep kriteria kesehatan positif dari Jahoda. Teori-teori tersebut diintegrasikan menjadi konsep psychological well-being. Menurut Ryff Ninawati dan Fransisca Iriani, 2005: 48-49 psychological well-being adalah suatu kondisi seseorang yang bukan hanya bebas dari tekanan atau masalah-masalah mental saja, melainkan kondisi seseorang yang menerima dirinya sendiri maupun kehidupannya di masa lalu self-acceptance, senantiasa mengadakan pengembangan diri personal growth, memiliki tujuan dan kebermaknaan hidup purpose in life, memiliki kualitas hubungan yang positif positive relations with others, mampu mengatur kehidupan dan lingkungannya secara efektif environmental mastery, dan mampu menentukan keputusan atau tindakan sendiri autonomy. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa psychological well-being adalah suatu kondisi yang terbentuk dari pengalaman hidup individu yang mengarahkan pada perkembangan potensi dan kemampuan individu secara optimal, ditandai dengan 13 kemampuan menerima keadaan dirinya, senantiasa mengadakan pengembangan pribadi, memiliki tujuan hidup, mampu bersikap mandiri, mampu menguasai lingkungan, dan memiliki hubungan positif dengan orang lain.

2. Dimensi-dimensi Psychological Well-Being

Dalam kaitannya dengan konsep teori psychological well-being Ryff Wells, 2010: 81-84 menyusun model multidimensional yang menggabungkan enam dimensi yang berbeda. Dimensi-dimensi tersebut adalah: 1 penerimaan diri, 2 pengembangan pribadi, 3 tujuan dalam hidup, 4 kemandirian, 5 penguasaan lingkungan, dan 6 hubungan positif dengan orang lain. Berikut dijelaskan secara rinci. a. Penerimaan diri self acceptance Penerimaan diri merupakan kunci dari keadaan sejahtera yang dirasakan individu dan memperhatikan pendapat positif orang lain tentang dirinya. Hal tersebut bukan berarti adanya kecintaan pada diri sendiri dan harga diri yang berlebihan, namun untuk membangun nilai diri yang mengandung aspek negatif dan positif. Penerimaan diri yang dimaksud adalah penerimaan diri yang dibangun dengan penilaian diri yang jujur, individu tersebut menyadari kegagalan dan kekurangannya, namun tetap menerima diri apa adanya. b. Pengembangan pribadi personal growth Merupakan kemampuan individu untuk menyadari bakat dan potensi dalam dirinya kemudian berusaha untuk mengembangkannya. 14 Hal ini berkaitan dengan keterbukaan individu terhadap hal-hal baru yang merupakan karakteristik individu yang berfungsi optimal fully functioning person. c. Tujuan dalam hidup purpose in life Merupakan kemampuan individu untuk menemukan makna dan arah hidup serta menyusun tujuan dalam hidupnya. Tujuan hidup yang dimiliki individu dapat membantu dirinya untuk menemukan kebermaknaan hidup. d. Kemandirian autonomy Kemandirian diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk hidup secara mandiri. Orang yang mandiri biasanya tidak begitu peduli dengan pikiran orang lain tentang dirinya, namun akan mengevaluasi diri berdasarkan standar pribadinya. e. Penguasaan lingkungan environmental mastery Penguasaan lingkungan yang dimaksud adalah kemampuan individu untuk mengatur lingkungan yang dibutuhkan oleh dirinya. Kemampuan tersebut merupakan salah satu karakteristik kesehatan mental. f. Hubungan positif dengan orang lain positive relations with others Hubungan positif dengan orang lain meliputi cinta, keintiman, dan hubungan dekat yang selanjutnya dapat menimbulkan rasa nyaman. Pentingnya memiliki hubungan yang positif dengan orang lain seringkali ditekankan dalam pengertian psychological well-being.