49
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena data atau informasi yang dikumpulkan diwujudkan dalam
bentuk angka-angka. Adapun jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi atau uji hubungan. Penelitian korelasi adalah penelitian
yang dilakukan untuk menyelidiki sejauhmana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel berdasarkan koefisien
korelasi Saifuddin Azwar, 2005: 9. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji hubungan dua variabel diantaranya variabel bebas yaitu dukungan sosial X
1
dan problem-focused coping X
2
dengan variabel terikat yaitu psychological
well-being Y. B.
Definisi Operasional Variabel Penelitian 1.
Dukungan Sosial X
1
Dukungan sosial merupakan bentuk bantuan baik bantuan emosional, penghargaan, instrumental, dan informatif yang diterima
individu dari hubungan sosial dengan lingkungannya, dimana dengan adanya bantuan tersebut memberi dampak emosional berupa perasaan
nyaman, dipedulikan, dan dicintai serta memberi dampak perilaku berupa rasa percaya diri dan kompeten pada individu tersebut. Semakin tinggi
skor yang dihasilkan pada alat ukur menggambarkan bahwa dukungan sosial yang dimiliki individu juga tinggi. Sebaliknya, semakin rendah
50
skor yang diperoleh dari alat ukur menunjukkan bahwa individu tersebut
memiliki dukungan sosial yang rendah. 2.
Problem-Focused Coping X
2
Problem-focused coping merupakan usaha yang dilakukan individu baik melalui pemikiran atau perilaku yang bertujuan untuk
menghilangkan tekanan dari situasi sulit, dengan menggunakan beragam strategi penyelesaian masalah berupa keaktifan diri, perencanaan,
penekanan kegiatan bersaing, kontrol diri, dan mencari dukungan sosial. Semakin tinggi skor yang dihasilkan pada alat ukur menggambarkan
bahwa problem-focused coping yang dimiliki individu juga tinggi. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh dari alat ukur
menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki problem-focused coping
yang rendah. 3.
Psychological well-being Y
Psychological well-being adalah suatu kondisi yang terbentuk dari pengalaman hidup individu yang mengarahkan pada perkembangan
potensi dan kemampuan individu secara optimal, ditandai dengan kemampuan menerima keadaan dirinya, senantiasa mengadakan
pengembangan pribadi, memiliki tujuan hidup, mampu bersikap mandiri, mampu menguasai lingkungan, dan memiliki hubungan positif dengan
orang lain. Semakin tinggi skor yang dihasilkan pada alat ukur menunjukkan bahwa psychological well-being yang dimiliki individu
juga tinggi. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh dari alat