139
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan program SWALIBA di SMA N 2 Klaten meliputi kegiatan
perencanaan konten program, perencanaan anggaran, perencanaan sarana dan prasarana dan perencanaan personil dalam penyelenggaraan program. Tujuan
dari penyelenggaraan program SWALIBA adalah untuk memberikan pendidikan kepada siswa mengenai wawasan lingkungan dan mitigasi bencana
dengan melihat potensi yang ada serta ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Perencanaan anggaran dalam penyelenggaraan SWALIBA
tidak ada dana yang secara khusus dialokasikan untuk program tersebut, namun masih merangkap dengan dana yang dianggarkan oleh sekolah untuk
biaya operasional secara umum baik itu BOS ataupun RKAS. Perencanaan kurikulum dalam program SWALIBA yaitu dengan menyisipkan materi-
materi tentang SWALIBA secara terintegrasi dengan beberapa mata pelajaran antara lain pelajaran geografi, biologi, agama, dan penjas orkes. Selain itu
penyampaian materi tentang SWALIBA berupa kegiatan partisipatif dilaksanakan dengan simulasi dan seminar atau workshop. Dalam
merencanakan sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan SWALIBA sekolah menyiapkan sendiri secara mandiri dengan perlengkapan yang
memadai sebagai penunjang dan pendukung program SWALIBA, selain itu
140
pihak luar yang terkait memberikan bantuan yang besar kepada sekolah guna melengkapi sarana dan prasarana yang ada sebagai penunjang dalam program
SWALIBA. Perencanaan personil dalam program SWALIBA dilakukan Kepala sekolah bekerja sama dengan guru-guru membuat perencanaan
membentuk sebuah struktur organisasi yang kemudian tiap personil guru yang mendapatkan tugas dalam pengelolaan program tersebut memiliki tanggung
jawab dalam memberikan materi maupun koordinasi kepada pihak yang lain yang bersangkutan.
2. Pelaksanaan program SWALIBA merupakan bentuk implementasi
perencanaan sebagai penunjang pelaksanaan program, yakni meliputi kegiatan pengorganisasian, koordinasi pelaksanaan sekolah dalam penyelenggaraan
program SWALIBA. Dalam pengorganisasian program SWALIBA, sekolah secara khusus membuat sebuah tim dengan menganalisis membentuk sebuah
struktur organisasi yang memuat tugas dan tanggung jawab yang menjadi indikator dari jabatan yang diberikan kepada beberapa guru sebagai pengelola.
Kegiatan koordinasi dilakukan dengan mengkomunikasikan hal-hal yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan program, dengan kata lain adalah bekerja
sama antar pengelola dengan pihak-pihak yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program. Dalam kegiatan koordinasi terdapat peran kepala sekolah dalam
memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelenggaraan program SWALIBA yang secara umum dapat dikatakan baik, dukungan yang diberikan
berupa fasilitas maupun finansial serta dalam bentuk arahan-arahan, namun untuk peran secara lebih jauh lagi masih dalam proses karena periode
141
pergantian kepala sekolah baru berjalan satu semester tetapi sejauh ini kepala sekolah telah banyak memberikan dukungan yang bagus dalam program
tersebut. Selain itu terdapat juga koordinasi yang dilakukan oleh guru kepada siswa dalam menyampaikan kurikulum SWALIBA melalui kegiatan
pembelajaran. 3.
Kegiatan evaluasi dalam program SWALIBA saat ini dilakukan hanya seputar kegiatan pelaksanaannya saja dan belum menyeluruh pada semua komponen
program. Hal yang dievaluasi dalam program SWALIBA berupa kegiatan evaluasi dari kegiatan pelaksanaan atau kegiatan yang berkaitan dengan
program SWALIBA misalnya kegiatan simulasi, pelatihan, dan kegiatan lain. Kegiatan lain yang dievaluasi yaitu dalam kegiatan pembelajaran, seperti
ketika guru memberikan ulangan harian atau ujian semester kepada siswa. Pihak yang terlibat sejauh ini dengan kegiatan evaluasi yang pernah dilakukan
oleh pihak sekolah dalam SWALIBA adalah guru-guru serta siswa SMA N 2 Klaten sebagai peserta dan beberapa pihak luar yang terlibat didalamnya
seperti instansi yang terkait dengan kegiatan SWALIBA yang berperan sebagai partisipan. Waktu pelaksanaan dalam kegiatan evaluasi program
SWALIBA belum dapat dipastikan secara khusus dan berperiode karena sejauh ini waktu dilaksanakannya evaluasi hanya ketika ada kegiatan yang
berkaitan dengan program SWALIBA. Hambatan terbesar yang muncul dalam penyelenggaraan program SWALIBA adalah bagaimana membudayakan
kepada para siswa tentang SWALIBA ini agar mereka tidak hanya di sekolah saja, namun dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,
142
selain itu ada hambatan berupa pada pihak internal sekolah yakni perbedaan sudut pandang dalam memahami manfaat dari program SWALIBA belum
sepenuhnya sama, karena masih ada sikap kurangnya antusias dalam penyelenggaraan program tersebut.. Upaya-upaya yang dilakukan pihak
sekolah dalam mengatasi hambatan tersebut adalah dengan selalu meningkatkan sarana dan prasarana yang menunjang dalam kegiatan
SWALIBA, sehingga dapat menstimulasi siswa agar terus berupaya dalam bersikap patuh dan akhirnya dapat menjadi semacam budaya yang mengakar
di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Selain itu untuk hambatan yang muncul dari pihak internal tentang perbedaan dalam
memandang kebermanfaatan program, peran kepala sekolah sebagai pemimpin yakni memberikan motivasi dengan cara mengkomunikasikannya
kepada masing-masing pengelola secara personal, karena sejauh ini belum ada evaluasi terhadap program secara menyeluruh.
B. Saran