Deskripsi Lokasi Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sebuah sekolah yang berada di Kabupaten Klaten. Klaten merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah kabupaten kurang lebih mencapai 655,56 km2 dengan 26 kecamatan dan 401 kelurahan. Letak geografis wilayah Kabupaten Klaten yakni berada di koordinat 7 O 32’19” LS-7 O 48’33” LS dan 110 O 26’14” BT-110 O 47’51” BT. Kabupaten Klaten berbatasan langsung dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta DIY di sebelah selatan dan barat. Jarak antara kedua provinsi tersebut dapat dicapai dengan perjalan selama 45 menit-1 jam, sedangkan di sebelah utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sukoharjo disebelah timur. Penyelenggaraan program dalam sebuah sekolah erat kaitannya dengan kegiatan pengelolaan program tersebut. Salah satunya adalah program yang diselenggarakan oleh SMA N 2 Klaten yaitu program Sekolah Berwawasan Lingkungan dan Mitigasi Bencana atau SWALIBA. SWALIBA merupakan program yang diselenggarakan oleh sekolah untuk memberikan pendidikan tentang wawasan lingkungan dan mitigasi terhadap bencana. Pendidikan lingkungan hidup dan mitigasi bencana adalah suatu proses untuk membangun dan mengembangkan sumber daya manusia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan dan mitigasi terhadap bencana secara keseluruhan dengan segala permasalahan lingkungan yang ada. Program SWALIBA oleh sekolah 73 diharapkan menjadi salah satu sumber pembelajaran masyarakat dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku, motivasi serta komitmen baik secara individu maupun kolektif dalam bentuk komunitas dapat memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini dan mencegah timbulnya masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan yang baru. Sebelum menjadi sekolah Adiwiyata tingkat nasional SMA N 2 Klaten terlebih dahulu menjadi sekolah SWALIBA yang mana program tersebut merupakan gagasan dari Prof. Dr. Suratman.W. MSc beliau saat itu menjabat sebagai Dekan fakultas Geografi Universitas Gajah Mada dan sekaligus adalah alumni dari SMA N 2 Klaten. Adapun Visi dan Misi dari SMA N 2 Klaten yaitu: Visi SMA N 2 Klaten: Menghasilkan lulusan yang Beriman, Luhur dalam budi pekerti, Berwawasan lingkungan mitigasi bencana, Sains dan teknologi, Unggul dalam kompetisi. Misi SMA N 2 Klaten: 1. Membentuk karakter siswa beriman, bertaqwa, berbudi pekerti luhur sesuai dengan agama dan nilai budaya. 2. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. 3. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik sesuai dengan bakat minat dan potensi siswa sejalan dengan tuntutan era globalisasi. 4. Menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. 5. Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga sekolah. 74 6. Menciptakan sekolah sebagai pusat pendidikan tentang lingkungan hidup dan bencana di setiap daerah dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. 7. Memberdayakan seluruh civitas akademik sekolah untuk berperan aktif dalam melakukan pengelolaan lingkungan dan mitigasi bencana di sekolah. 8. Memunculkan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan hidup serta tanggapan melalui pendidikan di sekolah dengan memaksimalkan perilaku kehidupan di lingkungan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan oleh sekolah dalam mewujudkan visi dan misi tersebut adalah dengan menyelenggarakan program SWALIBA. Pencanangan program SWALIBA diresmikan oleh Bupati Klaten pada tanggal 28 Juni 2011. Ketika pengajuan menjadi sekolah yang memiliki program atau predikat SWALIBA kepada Badan Lingkungan Hidup BLH Provinsi Jawa Tengah justru sekolah diberikan tawaran untuk maju menjadi Sekolah Adiwiyata yaitu sekolah yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan telah menjadi program nasional berdasarkan MoU antara Kementrian Lingkungan Hidup dan Kementrian Pendidikan Nasional. Pada akhirnya tahun 2012 SMA N 2 Klaten mewakili Provinsi Jawa Tengah untuk maju dan meraih predikat Sekolah Adiwiyata namun saat itu gagal menjadi juara tingkat nasional, namun pihak sekolah tetap berusaha dan maju lagi pada tahun 2013 hingga akhirnya mendapatkan predikat sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat nasional. Sampai saat ini program Adiwiyata masih merupakan program nasional yang bersifat volunteering dan belum mandatory, yaitu program ini masih merupakan 75 kesadaran atau pihak sekolah secara mandiri yang menyelenggarakannya dan belum menjadi kebijakan pemerintah yang mengharuskan tiap sekolah melaksanakan program tersebut, maka dari itu hanya sekolah-sekolah yang mempunyai visi dan misi berwawasan lingkungan yang mampu melakukannya kedalam empat komponen program tersebut yaitu: Kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Keempat komponen program dalam program Adiwiyata tersebut yang kemudian menjadi acuan oleh pihak sekolah dalam menentukan indikator SWALIBA. Keempat indikator dalam penyelenggaraan program SWALIBA yaitu: - Pengembangan kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan = 40 - Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan dan kebencanaan = 30 - Pengembangan kegiatan lingkungan dan kebencanaan berbasis partisipasif = 20 - Pengembangan dan atau pengelolaan sarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan dan terkait kebencanaan = 10. 76

B. Hasil Penelitian