118
perbaikan  bangunan  yang  tahan  terhadap  bencana  dan  kelengkapan  sarana  dan prasarana penunjang lainnya telah diterapkan oleh sekolah, dan untuk pendidikan
lingkungan  hidup  telah  terpenuhi  perangkat  yang  berkaitan  dengan  pengelolaan lingkungan  hidup  seperti  pembuatan  biopori  dan  rumah  komposter.  Selain  itu,
secara non struktur materi tentang SWALIBA disampaikan oleh sekolah melalui kegiatan seminar ataupun penyampaian materi melalui mata pelajaran.
b. Perencanaan pembiayaananggaran program
Perencanaan  anggaran  merupakan  aspek  yang  juga  sangat  berperan  dalam keberhasilan  program  SWALIBA.  Anggaran  digunakan  dalam  berbagai
keperluan  yang  berkaitan  dengan  penyelenggaraan  program.  Hal  ini  sesuai dengan  pendapat  Zulkarnain  Nasution  2006:  99  bahwa  perencanaan  anggaran
meliputi  honorarium,  biaya  transportasi,  akomodasi,  konsumsi,  publikasi, dokumentasi,  acara,  sewa  tempat,  admistrasi  dan  biaya  tak  terduga.  Dalam
kegiatan  perencanaan  pembiayaan  SWALIBA,  biaya  tersebut  digunakan  pula dalam  pelaksanaan  kegiatan  program  seperti  digunakan  dalam  akomodasi,
konsumsi, dokumentasi dan biaya tak terduga lainnya. Perencanaan  anggaran  SWALIBA  dilakukan  oleh  pihak  sekolah  dengan
melibatkan  pihak  yang  bertanggung  jawab  secara  struktur  yaitu  komite  sekolah dengan kepala sekolah serta pengelola lain. Dari perencanaan tersebut kemudian
dana yang dibutuhkan dipertanggungjawabkan kepada komite sekolah. Sebagian besar  dana  yang  digunakan  diusahakan  dapat  dianggarkan  dengan  maksimal
dengan  dana  BOS  agar  tidak  terlalu  membebani  orang  tua  siswa  apabila  harus membayarkan  iuran  sekolah.  Dalam  program  SWALIBA  tidak  ada  anggaran
119
khusus  yang  membiayainya.  Pihak  sekolah  sebisa  mungkin  membuat  perincian dari biaya BOS agar kebutuhan dalam memenuhi pembiayaan SWALIBA dapat
terpenuhi.  Pada  dasarnya  hal  tersebut  adalah  hal  yang  baik  karena  memasukan pendanaan  SWALIBA  kedalam  perencanaan  rutin  atau  terintegrasi  dengan
pengembangan sekolah adalah cara yang tepat karena dengan demikian program tersebut  dapat  berjalan  secara  berkelanjutan,  jadi  bukan  hanya  sekedar  proyek
jangka  pendek  yang  mengandalkan  biaya  sponsor  maka  dapat  menghentikan program begitu saja.
Pihak  sekolah  dalam  menganggarkan  biaya  dalam  penyelenggaraan SWALIBA  melalui  BOS  dilakukan  dengan  memasukan  biaya  tersebut  dalam
pemeliharaan  fasilitas  sekolah  atau  dengan  membiayai  kegiatan  sekolah  seperti ekstrakurikuler, dll. Dana BOS secara khusus memang tidak diperbolehkan untuk
membiayai  program  SWALIBA,  maka  dari  itu  pihak  sekolah  menyiasatinya dengan memasukan dalam biaya pemeliharaan, dll. Hal tersebut dilakukan pihak
sekolah  agar  tidak  terlalu  membebani  siswa  ataupun  wali  murid  juga  harus mengeluarkan  biaya  dalam  penyelenggaraan  program  secara  penuh.  Salah  satu
tujuan  dari  BOS  antara  lain  untuk  membebaskan  pungutan  untuk  seluruh  siswa miskin dalam bentuk apapun.
Dalam  praktiknya,  program  SWALIBA  memang  tidak  perlu  menjadi  sebuah program yang dikemas secara ekslusif atau terpisah dari rutinitas sekolah karena
program  tersebut  harus  secara  teknis  masuk  dalam  bagian  operasional  sekolah. Dengan  kata  lain,  keberadaan  SWALIBA  bukan  didasarkan  pada  adanya
anggaran dana secara khusus atau tidak tetapi secara otomatis sekolah yang cinta
120
lingkungan  akan  mendedikasikan  dana  yang  ada  untuk  lingkungan  dan membentuk perilaku siswa agar semakin mencintai lingkungannya serta tanggap
terhadap bencana.
c. Perencanaan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan program