Perencanaan personil dalam penyelenggaraan program

89 2 Jumlah pintu yang ada dalam setiap ruangan. 3 Sistem buka pintu yang mengarah keluar. 4 Pembuatan area tebuka di dalam sekolah. 5 Pembuatan denah sekolah. 6 Pembuatan peta jalur evakuasi. 7 Peletakan tanda-tanda jalur evakuasi keberbagai sudut sekolah. Selain mengacu pada indikator lingkungan hidup, sekolah juga mengacu pada indikator mitigasi bencana seperti membuat area terbuka didalam sekolah, membuat denah sekolah, membuat peta jalur evakuasi, dan meletakan tanda- tanda jalur evakuasi dalam tiap sudut sekolah. Hal tersebut dapat peneliti lihat dari hasil observasi terhadap sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Seperti yang peneliti lihat dalam observasi lingkungan di SMA N 2 Klaten terdapat sarana dan prasarana yang merujuk pada kebutuhan SWALIBA seperti adanya jalur evakuasi, sumur resapan, apotik hidup, dan lain-lain.

d. Perencanaan personil dalam penyelenggaraan program

Perencanaan personil dalam program SWALIBA merupakan salah satu bentuk dari pengelolaan, yaitu dengan menganalisis sumber daya manusia dengan merencanakan pegawai sebagai pihak yang akan diberikan tanggung jawab dalam menjalankan program SWALIBA. Perencanaan personil dalam program SWALIBA dilakukan dengan kerjasama dari pihak sekolah yaitu dengan melibatkan guru-guru sebagai pengelola dan sebagai pengajar dalam menyampaikan materi tentang SWALIBA. Hal tersebut sesuai dengan pendapat kepala sekolah sebagai hasil dari wawancara pada tanggal 18 Juni 2015 yaitu: 90 “Dalam perencanaan personil program SWALIBA ini sudah ada strukturnya, analisis dalam menentukan jabatan dalam SWALIBA disesuaikan dengan kemampuan dan penguasaan materi dari guru-guru di sekolah. Kami bekerja sama dengan guru-guru untuk menyiapkan materi tentang SWALIBA mbak dan dalam pengorganisasian kami membentuk struktur organisasi, dimana masing-masing memiliki peran sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.” Dalam perencanaan personil program SWALIBA didasarkan pada kemampuan pengetahuan guru terhadap program SWALIBA, seperti pengetahuan akan lingkungan hidup, pelestarian alam dan mitigasi bencana. Hal yang sama diungkapkan oleh Ketua SWALIBA dalam wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2015 yaitu: “Pada awal dibentuknya SWALIBA, sekolah membentuk sebuah tim khusus melalui rapat atau musyawarah. Dalam rapat tersebut dibentuk sebuah struktur organisasi yang menangani SWALIBA dengan menunjuk beberapa guru menjadi pengelola. Kebetulan saya menjabat sebagai ketua. Jadi masing- masing memiliki tugas sesuai dengan struktur yang telah dibuat.” Hal serupa mengenai perencanaan personil diperkuat oleh pendapat lain dari guru pada wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2015 yaitu, “Untuk SWALIBA kita kan punya tim mbak, tim tersebut dibentuk pada awal dicanangkannya program SWALIBA melalui rapat dan musyawarah antara warga sekolah yaitu guru, kepala sekolah dan komite. Dimana di dalam tim SWALIBA itu ada berupa jabatan. Dari jabatan-jabatan tersebut ada penanggung jawabnya seperti yang ada pada Adiwiyata.” Dari wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan personil dalam program SWALIBA dilakukan oleh kepala sekolah bekerja sama dengan guru-guru yang kemudian membentuk sebuah struktur organisasi melalui musyawarah. Tiap personil guru yang mendapatkan tugas dalam pengelolaan program tersebut memiliki tanggung jawab dalam memberikan materi maupun koordinasi kepada pihak yang lain yang bersangkutan. Penunjukan atas jabatan 91 sebagai pengelola didasarkan pada pengetahuan lebih yang dimiliki oleh guru terhadap materi yang berkaitan dengan SWALIBA. Dalam pengamatan yang peneliti lakukan, struktur organisasi yang memuat tentang jabatan dari masing- masing guru dapat peneliti lihat di dalam lab. SWALIBA. Perencanaan secara umum dalam program SWALIBA terdiri dari: 1 Perencanaan konten program. Pada perencanaan konten program, didalamnya terdiri dari perencanaan tentang tujuan dan isi atau kegiatan program. Tujuan SWALIBA tertuang dalam visi dan misi sekolah, sedangkan perencanaan dari isi program dan kegiatan didalamnya meliputi perencanaan kurikulum SWALIBA. Selain itu, kegiatan yang ada dalam program SWALIBA juga meliputi kegiatan partisipasif yang melibatkan siswa-siswa di sekolah. 2 Perencanaan sarana dan prasarana. Perencanaan sarana dan prasarana untuk SWALIBA dilakukan dengan menganalisis kebutuhan melalui pemenuhan kebutuhan pokok SWALIBA yang dilakukan oleh kepala sekolah beserta waka sarpras dan ketua SWALIBA. Selain itu, untuk pemenuhan sarana tersebut sekolah menjalin kemitraan dengan berbagai instansi yang berkaitan dengan SWALIBA seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD, Badan Lingkungan Hidup BLH, dan lain-lain. 3 Perencanaan pembiayaan program. Perencanaan pembiayaan program dilakukan dengan menentukan kebutuhan pokok dari analisis sarana dan prasarana serta kegiatan yang berkaitan dengan SWALIBA, sehingga dana yang digunakan untuk program SWALIBA 92 terintegrasi dengan alokasi dana rutin oleh sekolah. Sebagai komitmen sekolah terhadap penyelenggaraan SWALIBA, maka dalam pengalokasian dana sekolah selalu dinggarkan kebutuhan untuk penyelenggaraan program SWALIBA. 4 Perencanaan personil dalam program SWALIBA. Perencanaan personil dalam program SWALIBA dilakukan dengan yaitu dengan menganalisis sumber daya manusia dengan merencanakan pegawai sebagai pihak yang akan diberikan tanggung jawab dalam menjalankan program SWALIBA. Perencanaan tersebut memuat tentang jabatan yang diberikan kepada guru sebagai bentuk dari penunjukan atas jabatan sebagai pengelola yang didasarkan pada kemampuan atau pengetahuan lebih yang dimiliki oleh guru terhadap materi tentang SWALIBA.

2. Pelaksanaan Program SWALIBA