107
misalnya  yaitu sampah organik  dan non organik  yang sebenarnya telah dipisah, hal  lain  misalnya  perilaku  tentang  berkendara.  Dalam  pendidikan  SWALIBA
disarankan  para  siswa  untuk  bersepeda  agar  mengurangi  polusi,  namun  pada kenyataannya  banyak  dari  warga  sekolah  yang  datang  menggunakan  kendaraan
bermotor. Kurangnya  kesadaran  tentang  manfaat  dari  program  ini  masih  belum  secara
menyeluruh menjadi tanggung jawab bersama. Seolah-olah masih bukan menjadi tanggung jawab selain pengelola, jadi mereka merasa ini hanya tanggung jawab
perseorangan  yang  diberi  tugas  walaupun  dalam  pelaksanaannya  semua  warga sekolah  selalu  diupayakan  untuk  turut  saling  berperan.  Hambatan  dalam
pelaksanaan  juga  muncul  ketika  guru  tersebut  memiliki  tugas  ganda  yang sebetulnya  bukan  merupakantanggung  jawabnya.  Untuk  hambatan  dari  pihak
eksternal  hampir  tidak  ada  karena  program  SWALIBA  ini  banyak  mendapat dukungan dari pihak-pihak ekternal.
d. Upaya dalam mengatasi hambatan dalam program SWALIBA
Upaya  dalam  mengatasi  hambatan  sebuah  program  merupakan  bentuk  dari usaha  yang dilakukan pihak sekolah untuk  dapat memperkecil atau meniadakan
hambatan  yang ada selama program  berjalan. Upaya  yang dilakukan oleh pihak sekolah  dalam  mengatasi  hambatan  dalam  program  yaitu  dengan  berbagai  cara,
antara lain seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah dalam wawancara pada tang
gal  18  Juni  2015  berikut,  “Kalau  dari  pihak  sekolah  dalam  mengatasi hambatan tersebut dengan cara memberikan pendidikan ini dengan terus menerus
108
dengan  harapan  mereka  akan  memahami  pentingnya  budaya  tentang pemeliharaan lingkungan dan mitigasi mbak.”
Hal  yang  hampir  sama  dikemukakan  pula  oleh  Ketua  SWALIBA  dalam wawancara tanggal 18 Juni 2015 yaitu,“Untuk upaya mengatasinya ya perlahan
mbak,  nanti  kan  lama-lama  mereka  akan  memiliki  kesadaran  dengan  manfaat yang  bisa  didapatkan.”  Sementara  itu,  hal  lain  turut  dikemukakan  oleh  guru
mengenai upaya
dalam mengatasi
hambatan yang
datang selama
penyelenggaraan SWALIBA sebagai hasil dari wawancara pada tanggal 19 Juni 2015,  “Kalau  upaya  dari  sekolah  ini  saya  rasa  sudah  cukup  mbak,  mulai  dari
melengkapi  sarana  prasarana,  misalnya  tempat  sampah  agar  mereka  tidak membuang sembarangan, dan sebagainya.”
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa upaya-upaya dari pihak sekolah  dalam  mengatasi  hambatan  yang  muncul  dalam  program  SWALIBA
adalah dengan berbagai cara diantaranya dengan memberikan pendidikan secara berkelanjutan  agar  para  siswa  semakin  memahami  dan  mengaplikasikan
pendidikan  SWALIBA  dalam  kehidupan  sehari-hari,  serta  pihak  sekolah  selalu berusaha  dalam  melengkapi  sarana  dan  prasarana  sebagai  penunjang
terlaksananya program. Misalnya dengan melengkapi berbagai sarana pendukung seperti  pemisahan  jenis  sampah  agar  siswa  terbiasa  membuang  sampah  sesuai
jenisnya.  Selain  itu  pihak  sekolah  melalui  kegaiatan  pembelajaran  biologi memberikan  tugas  kepada  siswa  untuk  membawa  jenis  tumbuhan  tertentu
misalnya tanaman obat untuk dipelihara di sekolah. Hasil pencermatan observasi peneliti  di  sekitar  sekolah  tepatnya  di  sepanjang  jalan  depan  sekolah  ditanami
109
pohon  angsana,  pohon  tersebut  merupakan  bentuk  upaya  sekolah  dalam mengikutsertakan peran warga sekitar, karena dalam penanaman pohon tersebut
pihak sekolah dibantu oleh beberapa warga sekitar. Secara  umum,  kegiatan  evaluasi  dalam  program  SWALIBA  belum
dilaksanakan  secara  menyeluruh  pada  tiap  komponen  seperti  pada  sarana  dan prasarana,  personil  ataupun  pada  proses  lain  dalam  keseluruhan  program
tersebut.  Sejauh  ini  proses  evaluasi  masih  dilaksanakan  pada  kegiatan-kegiatan SWALIBA seperti dalam kegiatan partisipatif ataupun kegiatan pembelajaran di
kelas, sehingga evaluasi dilakukan hanya ketika kegiatan tersebut usai dan belum dilaksanakan  evaluasi  rutin  secara  berkala.  Hambatan  yang  ada  dalam
penyelenggaraan  program  datang  dari  bagaimana  menanamkan  budaya SWALIBA agar siswanya memiliki budaya SWALIBA dan mengaplikasikannya
dalam  kehidupan  sehari-hari.  Hal  tersebut  masih  belum  dapat  dilihat  secara signifikan  melalui  perubahan  perilaku  siswa  di  sekolah,  sehingga  pihak  sekolah
secara kontinyu akan memberikan pendidikan SWALIBA di sekolah.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Perencanaan Program SWALIBA
Perencanaan dilakukan untuk mengetahui secara lebih rinci hal yang akan dilakukan  selanjutnya  dalam  program  SWALIBA.  Hal  ini  sesuai  dengan
pendapat  Sudjana  2004:  57  bahwa  perencanaan  sebagai  sebuah  proses  yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang  apa  yang akan dilakukan pada
waktu yang akan datang.