Manajemen Sekolah KAJIAN PUSTAKA

19

d. Evaluasi evaluating

Suharsimi Arikunto 2006: 1 mengemukakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Menurut Ralph Tyler Suharsimi Arikunto, 2006: 3, evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana dari tujuan pendidikan yang telah tercapai. Jika belum tercapai, bagian mana yang belum tercapai, dan apa saja penyebabnya. Menurut Hartati Sukirman, dkk 2006: 66, evaluasi adalah suatu kegiatan yang telah dicapai berdasarkan atas rencana yang telah ditetapkan. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk melihat pencapaian suatu kegiatan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan.

B. Manajemen Sekolah

Menurut George R. Terry Uhar Suharsaputra, 2013: 5 manajemen secara umum merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan- tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain. Sementara itu dalam konteks sekolah yaitu manajemen sekolah menurut beberapa buku manajemen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang persekolahan. Hal tersebut akan sama halnya ketika 20 istilah manajemen diterapkan dalam bidang pendidikan, maka istilahnya akan menjadi manajemen pendidikan, daan seterusnya. Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen merupakan langkah atau tindakan yang dimulai dari perencanaan hingga evaluasi untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu yang telah ditetapkan dalam sebuah program kerja atau dalam suatu kegiatan tertentu. Hal yang paling penting di dalam pengelolaan sekolah sebagai sebuah instansi pendidikan adalah manajemen sekolah. Dalam melaksanakan kegiatannya, menurut Rohiat 2012: 21 Terdapat beberapa aspek dalam manajemen sekolah yang harus dikelola dengan baik yakni meliputi kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, serta sarana dan prasarana pendidikan. 1. Manajemen Kurikulum dan program pengajaran Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencangkup perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum. Perencanaan kurikulum menyangkut penetapan tujuan dan memperkirakan cara pencapaian tujuan tersebut. Perencanaan merupakan fungsi sentral dari administrasi pembelajaran dan harus berorientasi kedepan Sri Minarti, 2011: 11. Kurikulum di sekolah merupakan penentu utama kegiatan sekolah. Kurikulum yang dirumuskan sekolah harus sesuai dengan peraturan pemerintah, perkembangan siswa, tuntutan dan kemajuan masyarakat, sehingga cita-cita bangsa mengenai pendidikan dapat tercapai secara menyeluruh. 21 2. Manajemen Keuangan Keuangan merupakan saah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan dalam proses pendidikan. Secara garis besar, standar pembiayaan sekolah mencangkup pembiayaan pendidikan yang terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal Sri Minarti, 2011: 210. Biaya investasi meliputi biaya pembelian sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi gaji pendidikdan tenaga kependidikan, bahan atau peralatan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung seperti listrik, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, pajak dan sebagainya. Dalam manajemen keuangan ada tiga pokok atau fase yang harus dilakukan sekolah, yaitu perencanaan pembiayaan, pelaksanaan pembiayaan, dan evaluasi pembiayaan E. Mulyasa, 2009: 48. 3. Manajemen Personil Tenaga Kependidikan Manajemen tenaga kependidikan mencangkup perencanaan pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai, promosi dan mutasi, pemberhentian pegawai, kompensasi, dan penilaian pegawai E. Mulyasa, 2009: 42. Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai. Penyusunan rencana yang baik dan tepat memerlukan 22 informasi yang lengkap tentang tugas yang harus dilaksanakan dalam organisasi. Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada sebuah lembaga. Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan, dilakukan recruitment, yaitu usaha untuk mencari dan mendapatkan calon-calon pegawai yang memenuhi syarat E. Mulyasa, 2009: 43. 4. Manajemen Kesiswaan Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik. Tujuan dari manajemen kesiswaan adalah untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan secara lancar, tertib, teratur serta dapat mencapai tujuan pendidikan dari sekolah tersebut. Keberhasilan, kemajuan, dan prestasi belajar para siswa memerlukan data yang otentik, dapat dipercaya, dan memiliki keabsahan E. Mulyasa, 2009: 47. Data tersebut diperlukan untuk mengetahui dan mengontrol keberhasilan atau prestasi siswa di sekolahnya. Kemajuan belajar siswa secara periodik harus dilaporkan kepada orang tua, sebagai masukan untuk berpartisipasi dalam proses pendidikan dan membimbing anak mereka di sekolah maupun di rumah. 5. Manajemen Sarana dan Prasarana Menurut E. Mulyasa 2009: 50, sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan atau menunjang 23 proses pendidikan ataupun akademik, baik yang secara langsung ataupun tidak langsung. Ibrahim Bafadal 2004: 2 mengartikan manajemen sarana dan prasarana sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien. Dengan demikian sekolah dituntut untuk memiliki kemandirian dalam mengelola dan mengurus kepentingan sekolah sesuai kebutuhan dan kemampuan sekolah berdasarkan aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan mengacu pada perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku.

C. Sekolah Berwawasan Lingkungan dan Mitigasi Bencana Alam