Keith Davis mengatakan kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai dalam
bekerja. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan
pengembangan karir, hubungan dengan pegawai, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan
Mangkunegara, 2013 : 117. Sopiah mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu
tanggapan emosional seseorang terhadap situasi dan kondisi kerja. Tanggapan emosional dapat berupa perasaan puas positif atau tidak
puas negatif. Apabila secara emosional puas berarti kepuasan kerja tercapai dan sebaliknya bila tidak maka berarti karyawan tidak puas.
Kepuasan kerja dirasakan karyawan setelah karyawan tersebut membandingkan antara apa yang diharapkan akan dia peroleh dari
hasil kerjaannya dengan apa yang sebenarnya diperoleh dari hasil kerjaannya Sopiah, 2008: 170-171.
2. Teori Kepuasan Kerja
a. Teori Ketidaksesuaian
Discrepancy Theory
Locke 1976 teori ketidaksesuaian mengungkapkan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan dari beberapa aspek pekerjaan
menggunakan dasar pertimbangan 2 nilai
Value
, yaitu 1 Ketidaksesuaian yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan
individu dengan apa yang dia terima dalam kenyataannya dan 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
apa pentingnya pekerjaan yang diinginkan oleh individu tersebut. Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi individu adalah jumlah
kepuasan kerja dari setiap aspek pekerjaan dikalikan dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan individu Wijono, 2010: 103.
Locke juga mengatakan bahwa perasaan puas atau tidak puas yang dimiliki individu sangat bersifat pribadi. Karena
perasaan tersebut muncul tergantung dari cara individu memersepsikan
ketidaksesuaian atau
pertentangan antara
keinginan-keinginan dan hasil yang dicapainya. Pemindahan individu dari tempat kerja yang ruangannya sempit ke tempat kerja
yang ruangannya luas akan menunjang kepuasan kerja individu tersebut akan tetapi tidak akan menunjang kepuasan individu lain
yang merasa perubahan tempat kerja yang ruangannya lebih luas tidak memberi perasaan nyaman bagi dirinya Wijono, 2010: 104.
b. Model dari Kepuasan BidangBagian
Facet Satisfaction
Kepuasan bidang model Lawler 1977 mempunyai kaitan erat dengan teori keadilan J. Adams. Model ini mengatakan bahwa
individu akan merasa puas terhadap bidang tertentu dari pekerjaan mereka misalnya, hubungan antara rekan kerja, atasan dan
bawahan, atau gaji. Individu dapat menerima dan melaksanakan pekerjaannya dengan senang hati dalam bidang yang dipersepsikan,