karena membutuhkan
keahlian serta
ketelitian untuk
mengerjakannya. Namun apabila jenis dan sifat pekerjaan seseorang adalah mudah dan resikonya kecil maka tingkat
kompensasinya relatif rendah Triatna, 2015: 98-99. Triatna 2015: 100 mengatakan bahwa sistem kompensasi yang
ditetapkan berdasarkan prinsip adil dan wajar, sesuai dengan undang- undang yang berlaku, serta sesuai dengan faktor internal dan
eksternal, maka akan memberikan kepuasan bagi para pekerja. Sastrohadiwiryo 2005: 181-184 mengatakan bahwa kepuasan atas
kompensasi yang diterima tenaga kerja dipengaruhi oleh: 1
Jumlah yang diterima dan jumlah yang diharapkan Sebagian besar teori mengenai kepuasan menekankan bahwa
kepuasan tenaga kerja ditentukan oleh perbandingan yang dibuatnya antara apa yang diterimanya dan berapa seharusnya
diterima oleh tenaga kerja yang bersangkutan. Apabila tenaga kerja menerima kurang dari yang seharusnya mereka terima,
mereka merasa tidak puas. Sebaliknya, apabila mereka menerima lebih dari seharusnya mereka terima mereka
cenderung merasa puas. 2
Perbandingan dengan apa yang diterima oleh tenaga kerja lain Perasaan tidak puas seorang tenaga kerja banyak dipengaruhi
oleh perbandingan dengan apa yang diterima tenaga kerja lain yang posisinya sama dengannya. Apabila perbandingan
menyeluruh antara keadaan mereka dengan keadaan tenaga kerja lain yang sama seperti mereka menunjukkan hasil yang baik,
tenaga kerja yang bersangkutan akan merasa puas. Sebaliknya, apabila perbandingan tersebut menunjukkan hasil yang kurang
baik, mereka cenderung merasa tidak puas. 3
Pandangan yang keliru atas kompensasi yang diterima tenaga kerja lain
Banyak bukti akurat bahwa tenaga kerja sering salah tanggap, tidak saja mengenai kecakapan, keterampilan, dan kinerja, akan
tetapi juga mengenai besarnya kompensasi yang mereka terima. Hal itu penting dan merupakan masalah paling peka yang
langsung berhubungan dengan profesionalisme mereka. Besar kemungkinan terjadi pandangan yang keliru apabila tenaga kerja
melibatkan perasaannya. Terdapat kecenderungan bahwa pandangan yang keliru mengenai kompensasi yang diterima
tenaga kerja lain menambah rasa ketidakpuasan. 4
Besarnya kompensasi intrinsik dan ekstrinsik yang diterimanya untuk pekerjaan yang diberikan kepadanya
Kompensasi intrinsik dan ekstrinsik amat penting dan memiliki pengaruh langsung yang besar pada kepuasan kerja
secara keseluruhan. Untuk memenuhi semua kebutuhannya, kebanyakan tenaga kerja harus menerima kedua macam
kompensasi tersebut sebagai hak mereka. Hal ini menunjukkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa pekerjaan yang membosankan dan berulang-ulang atau yang menarik tidak memberi kesenangan apabila kompensasi
yang diterima jauh dari yang diharapkan tenaga kerja yang bersangkutan.
2. Non Finansial
a. Iklim Organisasi
Iklim Organisasi dikemukakan oleh R. Tagiuri dan G. Litwin Wirawan. 2007: 121 sebagai:
....” a relatively enduring quality of
the internal environment of an organization that a is exsperienced by its members, b influences their behavior, and can be described
in terms of the value of a particular set of characteristics or attributes of the organization
”. Menurutnya iklim organisasi merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara
relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, mempengaruhi perilaku mereka dan dapat dilukiskan dalam
pengertian satu set karakteristik atau sifat organisasi. Menurut mereka iklim organisasi merupakan suatu konsep yang melukiskan
sifat subyektif atau kualitas lingkungan organisasi. Wirawan 2007: 122-123 mengatakan bahwa iklim organisasi
sebagai koleksi dan pola lingkungan yang menentukan munculnya motivasi. Secara lebih luas iklim organisasi adalah persepsi
anggota organisasi secara individual maupun kelompok dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi misalnya pemasok, konsumen, konsumen, konsultan, kontraktor
mengenai apa yang terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan perilaku organisasi dan
kinerja anggota organisasi yang kemudian menentukan kinerja organisasi.
Ada sejumlah kata kunci dalam definisi yang perlu mendapatkan penjelasan Wirawan, 2007: 122-123.
1 Persepsi
Persepsi adalah proses menerima informasi yang ada di lingkungannya
dan menggunakannya
untuk mengambil
keputusan, melakukan aktivitas dan sebagainya. 2
Hal yang ada atau terjadi dalam lingkungan internal organisasi Persepsi orang tersebut mengenai apa yang ada atau apa
yang terjadi dalam lingkungan organisasi. Lingkungan organisasi adalah lingkungan internal organisasi.
3 Praktik rutin
Praktik ini berkaitan pada persepsi rutin anggota mengenai apa yang terjadi secara rutin dalam organisasi. Istilah iklim
dalam organisasi adalah perubahan suasana lingkungan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Sikap dan perilaku organisasi
Persepsi orang
mengenai lingkungan
organisasi mempengaruhi sikap orang. Orang dapat bersikap sangat positif
sampai sangat negatif mengenai iklim organisasinya. 5
Mempengaruhi kinerja organisasi Sikap dan perilaku anggota organisasi mempengaruhi
kinerja mereka secara individual dan kelompok yang kemudian mempengaruhi iklim organisasi. Iklim organisasi memengaruhi
produktivitas anggota dan selanjutnya memengaruhi efektivitas dan efesiensi organisasi.
b. Sosial
Aspek sosial merupakan persepsi yang memainkan peranan yang penting dalam perilaku organisasi. Persepsi sosial adalah
menghubungkan secara langsung seseorang individu melihat dan memahami orang lain Thoha, 2005: 159. Karyawan di perusahaan
akan terlibat dalam proses persepsi ini dengan mengenal, melihat, memahami, dan menilai satu sama lain. Dalam hal ini pimpinan
perusahaan akan memerintahkan bagian pengawasan yang akan diberi tugas mengawasi karyawan, sebaliknya karyawan juga
mengawasi pengawasnya. Proses melihat dan mengawasi ini merupakan persepsi sosial.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi persepsi sosial antara lain faktor psikologi dan faktor kepribadian. Proses persepsi sosial
hanya akan melibatkan orang yang melihat atau menilai
perceiver
dan orang yang dilihat dan dinilai
perceived
. Kedua pihak ini mempunyai karakteristik masing-masing dan karakteristik ini yang
memengaruhi persepsi sosial tersebut. c.
Psikologi Psikologi merupakan salah satu macam ilmu dari berbagai
macam ilmu yang ada Walgito, 2003: 4. Sebagai suatu ilmu, psikologi juga mempunyai ciri-ciri atau sifat sifat yang dimiliki
oleh ilmu-ilmu pada umumnya. Sebagai suatu ilmu psikologi mempunyai : 1 Obyek tertentu, 2 Metode Penyelidikan tertentu,
3 Sisitematika yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap objeknya, 4 sejarah tertentu. Psikologi sebagai suatu ilmu
merupakan ilmu yang relatif masih muda bila dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang lain. Keadaan ini akan tergambar secara rinci
dalam sejarah psikologi. Masing-masing ilmu mempunyai sejarah perkembangan sendiri-sendiri. Jadi yang dipelajari oleh psikologi
bukannya perilaku atau aktivitas, tetapi perilaku aktivitas sebagai manifestasi kehidupan kejiwaan, dan aktivitas dalam pengertian
yang luas, yaitu baik aktivitas motorik, kognitif maupun emosional. d.
Motivasi Motivasi adalah kekuatan yang ada dalam seseorang, yang
mendorong perilakunya untuk melakukan tindakan. Besarnya intensitas kekuatan dari dalam diri seseorang untuk melakukan
suatu tugas atau mencapai sasaran memperlihatkan sejauh mana tingkat motivasinya. Menurut pendapat lain mengatakan motivasi
adalah masalah yang kompleks, karena tidak ada seperangkat petunjuk yang mudah dan dapat menjamin membangkitkan dan
meningkatkan motivasi seseorang. Upaya meningkatkan dan mempertahankan motivasi memerlukan perjuangan tanpa henti bagi
para pimpinan dan anggotanya. Pada umumnya semua orang ingin memiliki motivasi yang baik.
Tidak ada orang yang memilih menjadi frustasi dari pada termotivasi. Pekerjaan dan lingkungan pekerjaan yang merangsang
motivasi pasti disenangi dan dihargai oleh semua orang. Meskipun terkadang orang mempunyai masalah ke kantornya, bisa jadi dari
pengalaman-pengalaman kegagalan masa lalunya atau masalah rumah tangganya, sehingga ketika bekerja motivasinya rendah
Widodo, 2015: 187-188.
D. Pengaruh Beberapa Variabel Bebas Terhadap Tingkat Kepuasan
Guru 1.
Pengaruh Jenis Kelamin laki-laki dan perempuan Terhadap Tingkat Kepuasan Guru.
Variabel ini dibedakan menjadi 2 yaitu laki-laki dan perempuan. Kedua jenis kelamin ini memiliki karakteristik yang berbeda secara
fisik, secara biologis maupun psikis. Hal ini dapat membedakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tingkat kepuasan guru terhadap profesinya. Berdasarkan hal tersebut guru yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai tingkat kepuasan
yang lebih puas dari pada guru yang berjenis kelamin perempuan. Karena guru yang berjenis kelamin laki-laki lebih berwibawa dalam
mengajar.
2. Pengaruh Lama Menjalani Profesi Terhadap Tingkat Kepuasan
Guru.
Variabel lamanya menjalani profesi sebagai guru diduga memiliki pengaruh pada tingkat kepuasan guru terhadap profesinya.
Semakin lama seorang guru menjalani profesinya, maka dia akan semakin merasakan kepuasan sebagai seorang guru. Hal ini
didasarkan pada alasan apabila seseorang sudah lama berprofesi sebagai guru maka dia sudah mantap dengan pekerjaannya.
Berdasarkan hal tersebut guru mempunyai pengalaman mengajar yang lama akan membedakan tingkat kepuasan guru tersebut dari
pada guru yang belum lama bekerja atau masih baru.
3. Pengaruh Status Kepegawaian PNS dan NON PNS Terhadap
Tingkat Kepuasan Guru.
Variabel status kepegawaian guru dibedakan menjadi 2 yaitu guru sebagai pegawai negeri sipil PNS dan guru non PNS. Hal ini
menjadi perbedaan karena guru yang sudah PNS mendapatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI