Perubahan Tingkah Laku Siswa Kelas VII A SMP I Kangkung

157

4.2.2 Perubahan Tingkah Laku Siswa Kelas VII A SMP I Kangkung

setelah Dilakukan Pembelajaran Bercerita dengan Menggunakan Media Wayang Kartun. Peningkatan keterampilan bercerita dengan menggunakan media wayang kartun dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, meningkatkan pemahaman, dan meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil nontes, yaitu melalui observasi, jurnal, wawancara, dokumentasi foto, dan dokumentasi video dapat disimpulkan bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan kegiatan bercerita menggunakan media wayang kartun pada siklus I belum begitu memuaskan. Ini dibuktikan dengan masih ditemukannya beberapa perilaku negatif yang terjadi pada saat pembelajaran. Namun demikian, pembelajaran bercerita menggunakan media wayang kartun ini memberikan dampak positif terhadap sikap positif terhadap sikap atau tingkah laku siswa. Peningkatan prestasi siswa dalam kegiatan bercerita menggunakan media wayang kartun diikuti pula dengan perubahan perilaku siswa dari pratindakan sampai siklus II. Dari hasil observasi pada siklus I dapat diketahui bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran bercerita menggunakan media wayang kartun masih belum memuaskan. Sikap yang ditunjukkan siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung masih menunjukkan perilaku negatif dan belum begitu fokus dengan materi yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siklus I masih banyak siswa yang tidak aktif 158 bercerita, hanya diam dan mendengarkan temannya berbicara atau ada juga yang berbicara sendiri dan mengganggu temannya. Perilaku negatif yang lain juga ditunjukkan dengan siswa tidak aktif bertanya kepada guru dan hanya sebagian siswa yang membantu temannya saat turnamen berlangsung. Durasi waktu yang kurang juga menjadi masalah pada pelaksanaan turnamen pada siklus I, sehingga siswa tidak mendapat kesempatan yang merata untuk bercerita. Permasalahan yang terdapat pada siklus I diperbaiki pada siklus II agar pembelajaran mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan kegiatan bercerita menggunakan media wayang kartun menjadi lebih baik. Pada siklus II ini guru lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran, serta membuat suasana lebih santai dan tidak tegang. Guru lebih memperhatikan waktu dan durasi kegiatan bercerita agar semua siswa dapat bercerita. Perilaku siswa pada siklus I lebih diperhatikan dan diamati oleh guru. Sebelum memulai pembelajaran, guru terlebih dahulu memberitahu siswa tentang kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I supaya siswa tidak mengulanginya lagi. Hasil observasi yang dilakukan pada siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran bercerita menggunakan media wayang kartun pada siklus II berdampak positif dan cukup memuaskan. Suasana kelas lebih terkondisi dan kondusif. Siswa tampak lebih siap dan bersemangat mengikuti pembelajaran. Perubahan perilaku siswa ke arah positif pada pembelajaran bercerita melalui pembelajaran menggunakan media wayang kartun yang dilakukan sebanyak dua siklus memperlihatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel 38 berikut. 159 Tabel 38. Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II No Aspek Observasi Jumlah Persentase Peningkatan Siklus I Siklus II 1. Siswa berpartisipasi dalam kegiatan bercerita. 77,5 95 17,5 2. Siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh materi yang diberikan oleh peneliti 75 97,5 22,5 3. Siswa merespon positif terhadap media pembelajaran yang dipergunakan guru. 95 100 5 4. Siswa sering membantu teman satu tim dalam kegiatan bercerita. 55 87,5 32,5 5. Siswa aktif bertanya kepada guru. 32,5 72,5 40 6. Siswa menyampaikan pendapat dan berbicara dengan aktif dan baik. 72,5 95 22,5 Dari hasil wawancara yang dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dapat menunjukkan informasi mengenai pembelajaran bercerita mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Hasil wawancara siklus II siswa yang menyatakan bahwa pembelajaran yang telah diberikan guru mata pelajaran cukup menarik. Sebagian besar siswa mengatakan pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan media wayang kartun yang diterapkan peneliti telah membangkitkan semangat mereka untuk berceritadengan media wayang kartun, sehingga memotivasi mereka untuk mengungkapkan perasaannya. siswa yang memperoleh nilai rendah, siswa mengatakan bahwa pembelajaran menggunakan media wayang kartun membingungkan karena ada 160 pergantian peran, dan waktu untuk pelaksanaan masih kurang sehingga siswa tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengemukakan perasaannya. Pada siklus II siswa mengatakan lebih menyukai pembelajaran bercerita dengan media wayang kartun oleh peneliti. Siswa menyukai pembelajaran menggunakan media wayang kartun tersebut menyenangkan karena mereka dapat belajar secara berkelompok dan sambil bermain. Belajar dalam kelompok-kelompok diakui mereka lebih nyaman, dan turnamen memotivasi mereka untuk bersaing. Pada siklus II ini keterampilan bercerita siswa sudah bisa diatasi dan perileku siswa sudah menunjukkan ke arah yang positif. Perilaku yang ditunjukkan siswa dan berdasarkan jurnal guru dan jurnal siswa yang diisi menyatakan bahwa pembelajaran bercerita menggunakan media wayang kartun sudah menunjukkan perubahan perilaku positif. Hasil dari sosiometri yang didiisi siswa saat pembelajaran siklus I dan siklus II dapat diperoleh hasil nama-nama siswa dan perilaku yang ditunjukkan oleh siswa saat pembelajaran berlangsung berdasarkan pengamatan siswa itu sendiri. Dari hasil sosiometri diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai tinggi sesuai dengan penilaian positif yang dituls pada lembar sosiometri. Sosiometri dgunakan pada siklus I saja karena pada siklus II peneliti sudah menggunakan dokumentasi video untuk melihat perilaku-perilaku siswa saat pembelajaran berlangsung. Siswa tersebut memperoleh nilai rata-rata tertinggi di antara teman sekelompoknya. Pada pengamatan siklus II hampir semua tim menyatakan anggota kelompoknya berpartisipasi aktif dalam kegiatan bercerita. 161 Berdasarkan hasil dokumentasi foto pada siklus I dan siklus II dapat terlihat perubahan sikap siswa yang menuju perilaku yang lebih baik. Pada siklus I masih terlihat siswa yang berbicara sendiri, mengganggu teman, melamun dan duduknya tidak tertib ketika pembelajaran berlangsung. Pada siklus II ini suasana kelas semakin terkondisi, kondusif dan suasan pembelajaran lebih tenang. Berikut ini perbandingan hasil dokumentasi foto pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil nontes yang berupa observasi, jurnal, wawancara, sosiometri, dokumentasi foto, dan dokumentasi video dapat diketahui bahwa materi menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan, dapat menambah pengetahuan siswa tentang bagaimana cara mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan kegiatan bercerita menggunakan media wayang kartun dapat membantu siswa untuk mengungkapkan perasaan, ide dan gagasannya secara langsung. Pembelajaran yang dilakukan guru dan melalui latihan-latihan yang diberikan pada siklus I dan siklus II, keterampilan bercerita dengan menggunakan media wayang kartun siswa menjadi semakin baik. Hal ini dapat dilihat pada hasil tes perbuatan pada saat bercerita dalam pembelajaran. Siswa menjadi lebih berani berbicara di depan umum. Analisa data dan gambar situasi pembelajaran bercerita pada siswa kelas VII A mengarah pada perilaku positif. Siswa semakin senang, aktif dan bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran Bercerita. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media wayang kartun dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam kegiatan bercerita. Pembelajaran dengan menggunakan media wayang 162 kartun membuat siswa lebih bersemangat untuk mengikuti pembelajaran aspek berbicara. Meningkatkan minat dan semangat siswa terhadap keterampilan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan kegiatan bercerita. Peningkatan keterampilan siswa dalam kegiatan bercerita sangat memuaskan bagi peneliti. Sebelum diterapkannya pembelajaran dengan media wayang kartun, keterampilan bercerita siswa masih rendah, setelah diterapkannya pembelajaran dengan media wayang kartun, keterampilan bercerita dengan menggunakan media wayang kartun siswa dapat meningkat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media wayang kartun dapat siswa untuk meningkatkan keterampilan bercerita, khususnya pada siswa kelas VIIA SMP I Kangkung. Selain itu, juga dapat memotivasi siswa untuk berani berbicara, sehingga kualitas dan kreatifitas siswa kelas VII A SMP I Kangkung menjadi lebih baik.

4.2.3 Perbandingan Hasil Penelitian Keterampilan Bercerita Menggunakan

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25