17
2.1 Landasan Teoretis
Landasan teoretis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hakikat berbicara, tujuan berbicara, jenis-jenis berbicara, faktor-faktor penunjang
efektivitas berbicara, kendala berbicara, keterampilan bercerita, media wayang kartun, dan kompetensi bercerita dengan wayang kartun.
2.1.1 Keterampilan Berbicara
2.1.1.1 Hakikat Berbicara
Manusia adalah makhluk sosial. Tindakannya yang pertama adalah tindakan sosial. Oleh karena itu, di dalam tindakan sosial harus terdapat elemen-
elemen umum yang sama-sama disetujui dan dipahami oleh sejumlah orang yang merupakan suatu masyarakat. Untuk menghubungkan sesama anggota masyarakat
maka diperlukan komunikasi Tarigan 1983:8. Bahasa adalah alat komunikasi yang khusus dilangsungkan dengan
mempergunakan alat ucap manusia Keraf 1984:9. Manusia tidak dapat dipisahkan dari bahasa dan komunikasi. Setiap waktu, menit, manusia selalu
berkomunikasi dengan orang lain dalam interaksi sosial. Maka keterampilan berbicara adalah keterampilan berbahasa yang paling banyak dipakai oleh
manusia dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya seperti membaca, menyimak, dan menulis.
Tarigan 1986:1.23 mengatakan bahwa berbicara adalah keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Lain halnya
18
dengan Hendrikus 1990:14 yang menyebutkan bahwa berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang, untuk
mencapai suatu tujuan tertentu misalnya memberikan informasi atau memberi motivasi. Berbicara adalah salah satu keterampilan khusus pada manusia. Oleh
karena itu, pembicaran itu setua umur bangsa manusia. Bahasa dan pembicaraan itu muncul, ketika manusia mengungkapkan dan menyampaikan pikirannya secara
lisan kepada orang lain. Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat
atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan maupun dengan jarak jauh. Berbicara merupakan alat
komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial.
Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar audible dan yang kelihatan visible yang memanfaatkan sejumlah otot dan
jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide- ide yang dikombinasikan. Keterampilan berbicara sangat penting dimiliki
seseorang agar tidak terjadi kesalahpahaman antara penutur dan mitra tutur dalam berkomunikasi. Bentuk komunisasi lisan ini paling banyak digunakan orang
dalam kehidupan sehari-hari,karena bentuk komunikasi verbal dianggap paling sempurna, efisien dan efektif.
Dengan demikian, pengertian berbicara itu lebih daripada hanya sekadar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Dari berbagai pengertian di atas
dapat disimpulkan, berbicara adalah suatu alat mengkomunikasikan gagasan-
19
gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang
mengungkapkan informasi kepada penyimak secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak, baik bahan pembicaraannya maupun para
penyimaknya, apakah pembicara bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak pada saat pembicara mengkomunikasikan gagasan-gagasannya dan
apakah dia waspada serta antusias atau tidak.
2.1.1.2 Tujuan Berbicara