123
agar semua siswa mendapat giliran bercerita; 4 guru menjelaskan kesalahan- kesalahan dan kekurangan-kekurangan yang dilakukan siswa saat bercerita dan
menjelaskan aspek penilaian yang akan dinilai. Perbaikan-perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam bercerita pada siklus II
nantinya.
4.1.2 Hasil Penelitian siklus II
Pembelajaran siklus II dilaksanakan selama 2 pertemuan yaitu pada
tanggal 13 Juni dan 16 Juni 2009. Pada kegiatan siklus II ini diuraikan tentang
pelaksanaan pembelajaran bercerita dengan menggunakan media wayang kartun yang terdiri atas data tes dan data nontes. Hasil tes meliputi 13 aspek keterampilan
bercerita, dan nontes meliputi observasi, jurnal, wawancara, dokumentasi foto dan dokumentasi video dengan hasil penelitian sebagai berikut.
4.1.2.1 Hasil Data Tes siklus II
Tindakan siklus II dilakukan dua kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu kegiatan awal atau pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir atau penutup. Pada pertemuan pertama, pembelajaran diawali dengan pendahuluan, yaitu guru membuka pelajaran dan memberikan
apersepsi tentang materi yang akan dipelajari dan memberitahukan kompetensi yang harus dicapai pada pembelajaran bercerita. Guru menjelaskan mengenai
pembelajaran bercerita media wayang kartun dan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I agar pada siklus II menjadi lebih baik.
124
Setelah pendahuluan, pembelajaran menuju kegiatan inti, yaitu membentuk kelompok yang terdiri dari 6 orang. Siswa menempatkan diri dalam
kelompoknya, kemudian meja diatur bundar agar setiap siswa dalam kelompok
dapat bercerita dengan leluasa. Satu meja terdiri atas 6 siswa dengan peran yang
berbeda sesuai dengan karakter tokoh yang mereka inginkan. Pada kegiatan ini guru memotivasi siswa agar seluruh anggota kelompok turut aktif.
Berbeda dengan siklus I, siklus II menekankan kepada latihan-latihan tentang dasar bercerita. Diantaranya, latihan vokal, artikulasi, mimik, gesture, titik
fokus mata, membuat kerangka karangan sebelum bercerita, dan membentuk naskah maupun latihan spontanitas. Setelah kegiatan bercerita siklus II selesai,
peneliti bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pembelajaran pertama diakhiri dengan penutup dengan merefleksi pembelajaran
yang baru saja dilaksanakan dan guru memberi motivasi kepada siswa agar mengembangkan lagi keterampilan bercerita karena pada pembelajaran
selanjutnya akan ada kegiatan bercerita dengan konsep yang berbeda. Pada pertemuan kedua pembelajaran bercerita dengan menggunakan
media wayang kartun diawali dengan kegiatan awal atau pendahuluan. Guru membuka pelajaran dan memberikan stimulan dan memberitahukan kompetensi
yang harus dicapai pada pembelajaran bercerita. Guru menjelaskan mengenai kegiatan bercerita yang akan dilaksanakan dan cara permainan wayang kartun,
serta memberitahu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kegiatan bercerita siklus II menjadi lebih baik.
125
Sebelum mulai pada kegiatan inti, peneliti memberitahukan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kegiatan bercerita dengan
menggunakan wayang kartun pada pertemuan yang lalu agar pada pembelajaran ini dapat lebih baik.
Pada kegiatan inti siswa diminta bercerita dengan satu timnya sehingga membentuk sebuah cerita. Dari satu tim tersebut membuat sebuah topik dan
kerangka cerita yang akan dibawakannya di depan kelas. Setiap tim menampilkan satu cerita dan dipilih satu pembawa cerita terbaik dari sebuah tim yang dipilih
oleh siswa yang lain dari kelompok lain. Yang akan diceritakan salah satu anggota tim di depan kelas. Dari perwakilan setiap tim dipilih satu penyaji terbaik.
Setelah kegiatan bercerita berakhir guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pembelajaran pertama diakhiri
dengan penutup dengan merefleksi pembelajaran yang baru saja dilaksanakan dan guru memberi motivasi kepada siswa agar mengembangkan lagi keterampilan
berceritanya. Guru dan siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru mengumumkan tiga tim yang berprestasi dan memperoleh skor tertinggi.
Guru memberikan jurnal dan sosiometri kepada siswa, untuk menuliskan kesan pesan, dan penilaian siswa terhadap temannya pada saat pembelajaran bercerita
dengan menggunakan media wayang kartun pada siklus II. Hasil tes keterampilan bercerita dengan menggunakan media wayang
kartun silkus II dapat dilihat pada tabel 21 berikut.
126
Tabel 21. Hasil Tes Keterampilan Bercerita
No Kategori Rentang
Nilai Frekuensi
Bobot Nilai
Hasil Klasikal
1 Sangat Kurang 0-39
0 Rata-rata: 311242
75 Kategori baik
2 Kurang 40-59
3 Cukup 60-74
22 1534 52,4
4 Baik 75-84
17 1311 40,5
5 Sangat baik
85-100 3
267 7,1
Jumlah 42 3112
100
Dari tabel 21 di atas, dapat diketahui bahwa bobot nilai tes keterampilan bercerita siswa pada siklus II secara keseluruhan mencapai 3.112
dengan nilai rata-rata 75 termasuk dalam kategori baik. Siswa yang berhasil memperoleh nilai dengan kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100
diperoleh 3 siswa atau 7,1 dari jumlah keseluruhan siswa. Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 sebanyak 17 siswa atau 40,5 dari jumlah keseluruhan siswa.
Rentang nilai 60-74 termasuk dalam kategori cukup diperoleh 22 siswa atau 52,4 dari jumlah keseluruhan siswa.
4.1.2.2 Hasil Tes Tiap Aspek Siklus II