90
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas VII A SMP I Kangkung tahun pelajaran 20082009. Penelitian ini tentang kemampuan siswa
dalam bercerita menggunakan media wayang kartun. Hasil penelitian ini diperoleh dari kegiatan tindakan siklus I dan tindakan siklus II. Hasil penelitian yang
diperoleh berupa hasil tes dan nontes. Hasil tes tindakan pada berupa nilai tiap aspek keterampilan bercerita. Hasil nontes berupa hasil observasi, jurnal,
wawancara, sosiometri, dokumentasi foto dan dokumentasi video.
4.1.1 Hasil Penelitian siklus I
Pembelajaran siklus I dilaksanakan selama 2 pertemuan yaitu pada
tanggal 8 Juni 2009, dan 11 Juni 2009. Pada kegiatan siklus I ini diuraikan tentang
pelaksanaan pembelajaran bercerita dengan menggunakan media wayang kartun yang terdiri atas data tes dan data nontes.
4.1.2.1 Hasil Tes Siklus I
Tes tindakan siklus I dilakukan dua kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu kegiatan awal atau pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir atau penutup. Pada pertemuan pertama, pembelajaran
91
diawali dengan pendahuluan, yaitu peneliti melakukan apersepsi untuk membentuk suasana kelas menjadi siap untuk menerima pelajaran dan
memberitahukan kepada siswa materi yang akan dibahas pada pembelajaran hari itu dan peneliti menjelaskan unsur-unsur diskusi. Selanjutnya, peneliti
menjelaskan media pembelajaran yang akan digunakan, yaitu pembelajaran dengan menggunakan media wayang kartun. Peneliti juga menyampaikan tujuan
pembelajaran bercerita dan memotivasi siswa dengan cara menginformasikan manfaat kemampuan bercerita dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah pendahuluan, pembelajaran menuju kegiatan inti, yaitu peneliti menjelaskan materi mengenai keterampilan bercerita, aspek-aspek apa saja yang
harus dikuasai siswa dalam keterampilan bercerita dan bagaimana menggunakan wayang kartun sebagai media dalam bercerita.
Kegiatan dilanjutkan dengan siswa memilih wayang kartun mana yang akan digunakan sebagai alat bantu mereka dalam mengungkapkan sebuah cerita
dihadapan siswa lainnya. Siswa bercerita satu persatu dan mengungkapkan pikiran mereka dengan media yang telah dibawa. Setelah kegiatan bercerita selesai,
peneliti bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pembelajaran pertama diakhiri dengan penutup dengan merefleksi pembelajaran
yang baru saja dilaksanakan dan guru memberi motivasi kepada siswa agar mengembangkan lagi keterampilan berceritanya karena pada pembelajaran
selanjutnya akan ada kegiatan bercerita.
92
Pada pertemuan kedua pembelajaran diawali dengan kegiatan awal atau pendahuluan. Peneliti melakukan apersepsi untuk membentuk suasana kelas
menjadi siap untuk menerima pelajaran. Sebelum mulai pada kegiatan inti, peneliti memberitahukan
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kegiatan bercerita dengan media wayang kartun sebelumnya agar pada kegiatan selanjutnya siswa dapat menguasai
wayang kartun menjadi lebih baik. Peneliti memberikan penghargaan terhadap siswa yang memiliki nilai yang tinggi.
Setelah kegiatan selesai, peneliti bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pembelajaran pertama diakhiri
dengan penutup dengan merefleksi pembelajaran yang baru saja dilaksanakan dan guru memberi motivasi kepada siswa agar mengembangkan lagi keterampilan
berceritanya karena pada pembelajaran selanjutnya akan ada kegiatan bercerita dengan media wayang kartun yang merupakan kelanjutan dari kegiatan yang baru
saja dilaksanakan. Selanjutnya, peneliti membagikan lembar sosiometri untuk mengetahui penilaian siswa terhadap sikap atau kinerja siswa lain selama
pembelajaran bercerita berlangsung. Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 pertemuan yang terdiri atas
pertemuan pertama adalah kegiatan bercerita dengan wayang kartun yang nilainya menjadi skor dasar kegiatan bercerita. Pertemuan kedua adalah nilai akhir
kemajuan individu. Hasil tes siklus I secara klasikal dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
93
Tabel 5. Hasil Klasikal Tes Siklus I Keterampilan Bercerita
No Kategori Rentang
Nilai Frekuensi
Bobot Nilai
Hasil Klasikal
1. Sangat Kurang 0-30
9 332 21.4
Rata-rata: 209442=
49,86 Kategori
Kurang 2. Kurang
40-49 22
759 52.4 3. Cukup
60-74 11
1813 26.2 4. Baik
75-84 5. Sangat
baik 85-100
Jumlah 42 2094
100
Dari tabel 5 dapat dilihat sebanyak 9 siswa gagal atau 21,4 dari jumlah keseluruhan siswa. Sebanyak 22 siswa atau 52,4 dari jumlah
keseluruhan siswa memperoleh nilai dengan kategori kurang. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup diperoleh 11 siswa atau 26,2 dari
jumlah keseluruhan siswa. Nilai klasikal yang diperoleh oleh siswa pada siklus I ini sangat rendah. Hal ini disebabkan karena siswa belum termotivasi untuk
bercerita di depan siswa yang lain. Sehingga aspek dan krtiteria penilaian yang ditentukan masih belum bisa dikuasai siswa dengan cukup baik.
4.1.2.2 Hasil Tes Tiap Aspek Siklus I