13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Agency Problem
Teori keagenan menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham seringkali bertentangan, sehingga bisa terjadi
konflik.  Hal tersebut terjadi karena manajer cenderung berusaha mengutamakan kepentingan pribadi.  Pemegang saham tidak menyukai kepentingan manajer,
karena hal tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga akan menurunkan keuntungan yang diterima.  Konflik kepentingan antara manajer dan
pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait.  Namun dengan
muculnya mekanisme tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut agency cost
Jensen dan Meckling, 1976. Ada beberapa jenis konflik keagenan yang terjadi, menurut Brigham
1990 yaitu :  1 Konflik antara pemegang saham stockholder dan manager.
Konflik ini terjadi karena manjer memiliki atau memegang kurang dari 100 saham perusahaan.  Pada kondisi ini, manajer cenderung bertindak untuk
mengejar kepentingan dirinya sendiri dan sudah tidak memaksimalisasi nilai perusahaan kemakmuran pemegang saham dalam pengambilan keputusan
pendanaan.  Penyebab timbulnya konflik keagenan ini karena manajer adalah agen yang tidak perlu menanggung risiko sebagai akibat adanya kesalahan dalam
pengambilan keputusan bisnis atau tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Risiko tersebut sepenuhnya ditanggung oleh prinsipal.  Pada kondisi tersebut
Universitas Sumatera Utara
14
manajer cenderung memperbesar skala perusahaan dengan cara ekspansi atau membeli perusahaan lain daripada memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham, karena dengan semakin besarnya skala perusahaan akan dapat meningkatkan keamanan posisi manajer dari ancaman pengambilalihan;  2
Konflik antara pemegang saham stockholder dan pemegang utang atau kreditur.
Konflik ini akan muncul saat pemegang saham melalui manajer mengambil proyek yang risikonya lebih besar dari yang diperkirakan kreditur.  Pada saat
proyek tersebut berhasil maka sebagian besar keuntungan akan menjadi hak pemegang saham sedangkan kreditur mendapatkan keuntungan dari bunga atas
utang yang bersifat tetap, tetapi bila proyek gagal maka kreditur ikut menanggung kerugiannya.
Jensen  dan  Meckling  1976  mengelompokan  biaya  keagenan  tersebut dalam  tiga  bentuk  yaitu  :    1
Monitoring  costs,  yang  merupakan  biaya  untuk memonitori perilaku manajemen, 2
Bonding costs, yang merupakan biaya untuk membentuk  mekanisme  untuk  menjamin  bahwa  manajer  akan  bertindak  sesuai
dengan  kepentingan  pemegang  saham  dan  3 residual  loss,  yang  merupakan
biaya  untuk  mendorong  manajer  bertindak  sesuai  dengan  kemampuannya  untuk kepentingan saham.
Beberapa  alternatif  dapat  digunakan  untuk  mengurangi agency  cost,
pertama  menurut  Jensen  dan  Meckling  1976  dalam  penelitiannya  menyatakan untuk  mengurangi
agency  costs  adalah  dengan  cara  meningkatkan  kepemilikan saham  perusahaan  oleh  manajemen  maka  dari  itu  manajer  akan  merasakan
langsung  manfaat  dari  keputusan  yang  diambil  dan  juga  apabila  kerugian  yang
Universitas Sumatera Utara
15
timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.  Kepemilikan ini  mensejajarkan  kepentingan  manajamen  dengan  pemegang  saham.    Dengan
demikian maka kepemilikan saham oleh manajemen merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Keedua menurut Crutchley dan Hansen 1989 dalam Fadah 2011 dapat dengan menggunakan
dividend payout ratio. Adanya dividend payout ratio maka yang  akan  terjadi  adalah  tidak  tersedianya  cukup  banyak  arus  kas  bebas
dan manajemen  tidak  memiliki  kesempatan  untuk  berinvestasi  yang  tidak  sesuai
dengan keinginan pemegang saham. Ketiga,  menurut  Jansen
et  al.,  1992  dalam  Faisal  2004  untuk mengurangi
agency  cost  adalah  dengan  cara  meningkatkan  pendanaan  dengan utang.    Peningkatan  utang  akan  menurunkan  besarnya  konflik  antara  pemegang
saham dengan manajemen.  Di samping itu utang juga menurunkan arus kas bebas yang  ada  dalam  perusahaan  sehingga  menurunkan  pemborosan  dilakukan  oleh
manajemen. Keempat,  menurut
Moh’d  et  al.,  1998  dalam  Fadah  2011    adanya institusional investor sebagai
monitoring agents.  Dengan adanya distribusi saham antara  pemegang  saham  dari  luar  yaitu  institusional  investor  dan
shareholder dispersion dapat mengurangi  agency costs.  Hal ini karena kepemilikan mewakili
suatu  sumber  kekuasaan source  of  power  yang  dapat  digunakan  untuk
mendukung atau sebaliknya menentang terhadap keberadaan manajemen.  Adanya kepemilikan  oleh  investor  institusional  seperti  perusahaan  asuransi,  bank,
Universitas Sumatera Utara
16
perusahaan investasi atau institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.
2.1.2 Pengertian Kebijakan Utang